Danisa mengerutkan dahi ketika melihat Samudera di depan rumahnya sore ini. Seminggu setelah penutupan acara festival, aktivitas sekolah berlangsung seperti biasa. Tak ada yang istimewa. Isabella dengar-dengar mendapatkan skors satu minggu. Apalagi setelah pengakuan dengan mulutnya sendiri yang disaksikan semua orang.
Tetapi, hanya sampai situ. Tidak ada apa-apa lagi setelahnya.
Hidup Danisa kembali seperti biasa. Tak terlihat, tak ada yang peduli, tak ada yang menyapanya. Begitupula, Samudera. Semua orang masih memandanginya seperti orang jahat.
Hidup memang seperti itu. Realita memang kejam. Tak akan ada yang bisa berubah seperti film. Danisa dan Samudera tak langsung tiba-tiba jadi terkenal atau jadi orang hebat. Mereka tidak langsung masuk ke dalam A-list orang yang harus diundang dalam pesta, atau jadi langsung punya banyak teman yang mengajak mereka ini dan itu.
Mereka tetap seperti itu. Tetap dianggap orang aneh.
Tetapi, apa enaknya menjadi orang biasa? Menjadi orang aneh seperti ini, ternyata punya sisi menyenangkan. Tak ada yang memedulikan mereka, tetapi, perasaan sayang yang tulus lebih terasa nyata.
"Ngapain lo di sini?" tanya Danisa melihat Samudera yang nyengir seperti orang bodoh.
Lelaki itu tersenyum. Ia mengangkat satu alis. "Judes banget?!"
Danisa tertawa. "Apaan sih? Tiba-tiba datang begitu nggak bilang-bilang."
Samudera tak menjawab. Sebagai gantinya, ia menggerakan kepalanya ke samping, mengisyaratkan Danisa untuk keluar.
Danisa menurut. Ia mengikuti Samudera hingga ke mobil. Lelaki itu tampak membuka pintu. Sebuket bunga tulip warna merah muda tampak berada dalam pelukan lelaki itu. Senyum malu-malu menghiasi wajah yang biasanya berperangai keras tersebut.
"Gue rencananya mau ngajakin lo makan di tempat yang romantis, tapi, gue belum dapet reservasinya. Sementara, gue ngebet banget pengen pacarin lo." Samudera tertawa malu-malu. "Dan, biarpun kita udah berapa kali ciuman--"
"--Anjir, bisa kita skip omongan soal ciuman itu?" Danisa berdecak.
Samudera makin tertawa keras. "Ya, karena apapun itu, gue harus bikin proper action juga, kan?" Ia diam sejenak. "Jadi, Danisa, mau nggak lo jadi pacar gue?"
Danisa membelalak. ia tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta. Dia pikir, minggu lalu sudah mengkonklusikan segalanya.
"Jadi, mau nggak, Sa? Gue jangan dianggurin dong," gerutu Samudera.
Danisa tertawa kecil. Ia mengambil bunga itu sambil memeluknya. "Ya, mau, Samudera."
Terkadang, di dalam cerita kehidupan, mungkin, kita bukan tokoh utama, bukan pahlawan, bukan siapa-siapa. Mungkin, kita hanya pemain figuran dan pemeran pendukung. Tidak dianggap, hilang, tak ada yang peduli.
Tetapi, bukan artinya keberadaan kita hilang. Karena yang menentukan jalan hidupmu adalah dirimu sendiri.
****TAMAT****
**Extra part akan tayang per hari mulai besok**
Hai semua! Kenken di sini!
Salam kenal buat kalian yang baru kenal aku, buat yang baru mampir. Juga buat yang sudah pernah baca ceritaku sebelumnya, selamat datang kembali!
Terima kasih karena sudah membaca cerita ini sampai selesai. Jujur, karena cerita ini buat lomba, aku jadi agak lancar, mungkin karena alurnya sudah lebih jelas. Hahaha
Oddinary punya banyak pesan personal buatku yang mengalami pem-bully-an sejak SMA. Nggak cuma aku, aku punya banyak teman bernasib sama. Seseorang yang sangat mirip dengan Samudera, salah satunya.
Banyak yang datang dan nanya, ini orang aslinya ada nggak? Ada. Tapi nggak semua adegan di sini asli. Mungkin 80%-nya. Selain menyesuaikan juga karena hidup nggak semenyenangkan fiksi. Hehe tapi aku berusaha membuat cerita ini masih stick to the reality. Alias, nggak tiba-tiba Danisa sama Samudera jadi eksis terus punya banyak teman, kan?
Memang sih, hidup itu nggak adil. Temanmu yang mem-bully nggak langsung dapat karma, tapi, ya, hidup itu berjalan, kita bisa mencari kebahagiaan sendiri, betul, kan?
Percayalah, kamu berarti. Bahkan jika kamu tampak transparan sekalipun. Jangan pernah menyerah sama hidupmu sendiri. Karena diam-diam, banyak orang yang sayang sama kamu dan sedih kalau kamu pergi.
Terima kasih untuk semua yang sudah sayang sama Samudera dan Danisa sampai terakhir. Kalau ada yang mau mampir-mampir ke cerita teenfic aku yang lain, silahkan! hehe
Oh ya, ayo keep in touch! Buat kalian yang punya instagram bisa follow aku di (at)pichidichi_ atau twitter (at)pichidichi
Sekali lagi, terima kasih banyak semuanya. Kita ketemu lagi di karya selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ODDINARY
Dla nastolatkówUPDATE NYA SETIAP HARI Follow dulu sebelum baca Comment dan vote nya biar aku makin semangat boleh loh hehe ***** Bagaimana rasanya kalau tiba-tiba satu proyek dengan orang yang disukai? Melayang? Kurang lebih, itu yang dirasakan Danisa ketika Kiano...