Ext 5. Seventeen

8.2K 735 12
                                    

Warning: Part 5- 7 mungkin mengandung muatan konten sensitif/dewasa.

***

Ulang tahun ketujuh belas adalah hari yang paling ditunggu-tunggu setiap perempuan. Mereka akan mengadakan pesta besar-besaran dengan gaun dan musik hingga pagi. Saat di mana bagi mereka dianggap sudah dewasa dan matang.

Tetapi, pesta tak pernah berlaku bagi Danisa. Ia tak punya teman untuk diundang. Malas juga dengan keramaian.

Samudera sudah mempersiapkan macam-macam. Ia sudah berencana membawa balon dan kue di jam dua belas malam. Tetapi, Danisa sudah mengancam akan mogok bicara tiga hari kalau sampai lelaki itu mengganggu waktu tidurnya.

"Itu nggak romantis, ganggu! Berisikin tetangga!" celoteh Danisa tiga hari lalu bahkan sebelum Samudera melakukannya.

Jadi, hari ini, Samudera memutuskan untuk datang ke rumah Danisa dengan kue dan dua botol anggur berukuran kecil yang ia ambil dari rumahnya. Anggur ini milik Khafa dan dengan ketiadaan Khafa sekarang, ini bukan mencuri, kan?

Dengan satu tarikan napas, Samudera memijit bel. Namun, Samudera menganga dan melotot ketika Danisa membukakan pintu rumahnya. Hal yang membuat lelaki itu nyaris menjatuhkan dagunya adalah pilihan pakaian Danisa sore ini. Gadis itu hanya mengenakan corset tanktop berdada rendah dengan celana jins sepaha.

She looks so sexy as hell. Dan percayalah, tidak ada yang salah dengan gadis itu. Samudera rela membayar berapapun untuk melihat tubuh gadis itu dan di sana lah letak masalahnya.

"Sam, you okay?"

Samudera tak menjawab. Ia memilih menerobos masuk ke dalam rumah. "Nggak ada orang?" Samudera melirik was-was.

"Ada bibi di belakang."

Helaan napas Samudera terdengar begitu lega. Setidaknya, godaan setan akan lebih mudah ia tangkis kalau mengingat ada orang di rumah itu.

"Kamu kenapa?" Untuk kedua kalinya, Danisa bertanya.

Samudera mengabaikan pertanyaan itu. Ia tak mungkin menjawab bahwa bagian selatannya meronta. Juga tak mungkin meminta Danisa berganti baju. Pemandangan itu masih ingin ia nikmati sendiri.

"Kamu selalu pakai kayak gini di rumah?" tanya Samudera mencoba mengatur nada bicaranya.

Dengan mereka yang baru satu-dua bulan pacaran, Samudera memang belum pernah main ke rumah kekasihnya sama sekali. Kalaupun pernah untuk menjemput, Danisa sudah di kamar dan keluar dengan kaos atau pakaian yang tertutup.

Danisa mengangguk kecil mendengar pertanyaan Samudera. "Iya, kenapa?"

Samudera berdecak. Ia mengangguk pelan.

"Kamu ulang tahun dan nggak ada orang di rumah?" tanya Samudera lagi. Seolah memvalidasi bahwa benar-benar tidak ada orang di rumah itu.

Danisa memutar bola mata. "Sam, ini hari kerja. Bokap nyokap nggak mungkin meliburkan diri demi hari ulang tahun anaknya. Daniel juga ada les sore demi ngejar ujian akhir. Menurut kamu?"

Samudera mendesis. Ia memegangi dadanya.

"Kamu kenapa dateng cepet banget? Ini masih jam empat. Kan makan malamnya nanti jam tujuh!" Danisa bertanya bingung.

Samudera mengacungkan tas kertasnya. "Surprise?" ucapnya sedikit kikuk. "It's your seventeen birthday, Sa. Seenggaknya, aku mau bikin perayaan sama kamu!"

Mata Danisa memicing. Ia buru-buru mengambil tas kertas untuk melihat sekotak kue yang Danisa yakini merupakan Strawberry Shortcake dari Chateraise dan botol anggur berukuran kecil.

ODDINARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang