Ext 11. Dua Orang Gila

10.5K 484 25
                                    

Trigger warning: mental health, (not so) age-gap, sexual assault

Awalnya, mau bikin buku Khafa - Gwen sebelum sadar ini terlalu dark (padahal vibes Gwen - Daniel juga sama naninu nya). Jadi, kita rangkum aja semua cerita Khafa dalam satu bab.

P.S. selamat 25k!

*****

Khafa selalu terlihat ramah. Lelaki itu seperti seorang anak baik-baik yang selalu menurut. Dengan senyum secerah mentari, ia benar-benar tampak begitu hangat, bertolak dengan Samudera, adiknya yang sangat menyeramkan.

Tak ada yang tahu bahwa sepeninggal sang ibu, mental dan psikis Khafa terganggu. Awalnya, ia hanya pendiam di sekolah. Terlampau pendiam dan bahkan tidak mau berbicara dengan siapapun. Hingga, di usianya yang keenam tahun, lelaki itu terdiagnosis menderita attachement disorder. Gangguan psikis yang menyebabkan seseorang tidak bisa terlibat secara emosional dengan orang lain. Atau sebaliknya, orang itu justru akan sangat terikat dengan orang lain yang spesifik.

Berbagai terapi didatangi Khafa setelahnya. Semata-mata untuk menyembuhkan luka hati dan psikis yang dirinya punya. Kalau tidak karena statusnya yang merupakan anak ketua yayasan serta orang paling berpengaruh, semua yakin, Khafa akan dirundung dengan kelakuannya itu.

Lima tahun melakukan terapi, Khafa perlahan terlihat mulai bisa membuka diri. Atau lagi, itu yang orang-orang lihat.

Khafa memang membuka diri. Tetapi, ia masih tidak bisa terikat secara emosional dengan semua orang. Buatnya, orang-orang di sekitar hanya alat. Seperti robot. Khafa mengobrol, tersenyum, tertawa, dan hal lainnya hanya untuk mengambil manfaat dari orang-orang di sekitarnya. Ia tak punya simpati, tak punya hati, apalagi perasaan.

Menurutnya, semua orang adalah benda mati. Kecuali, Samudera. Buat Khafa, Samudera adalah hadiah kecil dan peninggalan satu-satunya sang ibu. Sesuatu yang harus ia jaga. Samudera menjadi satu-satunya orang yang membuatnya sangat terikat secara emosional.

Atau, itu yang ia pikirkan hingga bertemu Gwyneth atau Gwen. Gadis kecil itu diperkenalkan ketika usia Khafa masih sebelas tahun. Gadis itu terlihat ceria tetapi menangis ketika Samudera mengerjainya. Ia ingat betul, Gwen memukul-mukul lemari karena dikurung Samudera di sana. Untuk pertama kali dalam hidup Khafa, ia merasa ingin menolong dan menghampiri Gwen kecil yang tak berdaya. Dan menolong Gwen seolah menjadikan Khafa merasa seperti pahlawan.

Khafa menjadi candu. Ia senang kalau Samudera mengerjai Gwen, jadi, ia bisa menyelamatkan Gwen. Khafa gila. Memang dari awal dirinya gila!

Menjadi pahlawan untuk Gwen jadi salah satu hal lain yang Khafa rasa bisa ia nikmati. Hubungan mereka semakin lama semakin dekat. Kedekatan itu membuat Khafa sulit lepas. Ia hanya ingin Gwen seorang.

Di usia Gwen yang kedua belas, Khafa meminta Gwen jadi pacarnya. Terlepas dari gadis itu masih sangat belia dan baru masuk di kelas tujuh, ia tak peduli. Khafa ingin Gwen dan ia tak mau ada lelaki lain yang menjadi pacar Gwen. Apalagi, Gwen sudah memasuki masa remaja.

Gayung pun bersambut, Gwen merasakan hal yang sama. Hubungan itu terasa begitu menyenangkan untuk Khafa.

Pagi ini, Gwen terlihat duduk di bangku santai menghadap ke laut. Hari pertama di umurnya yang ke-enam belas, ia bangun pagi di sebelah Khafa. Setelah resmi berpacaran, Khafa selalu akan mengajak Gwen liburan berdua setelah ulang tahun perempuan itu. Mengingat Khafa tinggal di Amerika, momen yang mereka habiskan memang tak begitu banyak.

Seharusnya, mereka pergi ke Maldives. Tetapi, Khafa yang akan ada ujian minggu depan membuat mereka membatalkan liburan mereka dan menggantinya dengan menginap di resor yang berada di pulau pribadi milik keluarga Khafa di kepulauan Seribu.

ODDINARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang