Dedicated this book for Jin Yonghoon and all his "toys"
This is the side story of prime minister Jin Yonghoon. Yangbaca Red Zone-nya Leedo pasti tahu 🥰
Happy Reading ❤❤
London, awal Februari 2019.
"Aku terpaksa mengambil jalan singkat."
Ruangan yang penuh dengan kepulan asap rokok itu terasa lebih sesak meski dua jendelanya dibiarkan terbuka.
"Presiden memanggilku ke Blue House untuk memberi penjelasan. Kau tidak bisa lagi diam di London."
Penegasan dari pria paruh baya dengan kacamata merosot ke tengah hidungnya membuat suasana di sekitar semakin tidak enak.
"Aku tidak masalah dengan perpindahanku kemanapun, Tuan Cheol. Bukankah semua sudah diatur sebaik rupa begitu situasi mulai tidak terkendali? "
Pria bernama Cheol itu terkekeh. Dia menjentikkan ujung rokok hingga abunya jatuh dalam asbak.
"Aku lega karena kau tahu cara mencuci tangan dengan baik, " ungkap Tuan Cheol jujur. "Tapi ini tidak akan lantas membuatmu bisa terhindar dari segala bentuk pemeriksaan. Investigasi akan tetap dilakukan dan mereka masih berhak menutut pertanggungjawabanmu, Jin Yonghoon. "
"Lakukan saja sesuai alurnya, " sahut Jin Yonghoon. Dia bangkit dari duduk lalu berjalan menuju jendela. Udara musim semi terasa lembab dan seolah masih penuh butiran salju.
"Seperti yang kau tahu, tidak semua orang akan memihak pada kita. "
"Aku tidak menuntut dukungan seperti itu. Insiden unjuk rasa di Birmingham atau penembakan acak di London jelas tidak ada sangkut pautnya. Aku sudah memberi penjelasan secepat mungkin lalu memulangkan sisa warga kita ke Korea tanpa memilah milih status kependudukan. Namun sayang sekali, semua orang menuduhku sebagai pembunuh."
Terdengar bunyi dehaman di belakang sana.
"Aku tidak, dan aku masih mendukungmu menjadi perdana menteri. "
"Hyung, kau tahu kekuatan kita tidak mumpuni. Aku harus mendirikan alat politikku sendiri. Pemilihan presiden baru akan segera tiba. Aku harus cepat memiliki partner dan sokongan yang lebih besar. "
Yonghoon berbalik. Dia menatap Cheol seperti adik yang memang membutuhkan bantuan kakaknya.
"Aku berpikir soal Moskow, " gumam Cheol dengan tubuh tersandar di sofa.
"Moskow?"
"Mungkin menempatkanmu di sana untuk sementara akan meredakan situasi. Kau bisa menjalin kerjasama secara personal dengan Luke Vsevolod. Dia adalah salah satu milyuner yang mempunyai pengaruh politik cukup kuat."
"Aku seperti pernah mendengar nama itu, " Yonghoon berpikir sejenak.
"Pemilik perusahaan bahan baku nuklir, " lanjut Cheol. "Dia juga adalah orang yang bisa mengembalikan status pengkebalan diplomatik secara penuh bagi kedutaan Rusia di sini untuk menampung para warganya yang terjebak penjaringan imigran gelap beberapa tahun lalu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ENVISION || YONGHOON 🔞
FanfictionSehimpun cerita Jin Yonghoon dengan mainan-mainan kesukaannya ❤