LOVETHINGS (FALL OUT)

28 2 22
                                    

Mata Hyojin mengerjap beberapa kali. Memandangi jari jemari yang ditautkan dengan rasa gugup di bawah meja makan. Telapak tangannya berkeringat, dia mencoba untuk tetap tenang di tengah heningnya suasana ruang makan. Hyojin tidak menyangka kalau luas kamar hotel itu hampir sama dengan apartemen Yonghoon. Malah ada dapur dan ruang makan kecil yang disatukan. Hingga akhirnya mengumpulkan mereka semua disana. Dengan ayah Hyungu yang sesekali mengobrol soal keadaan kota Seoul sambil menyesap teh manisnya. Sementara sang ibu sibuk menyiapkan makan malam.

Hyojin pernah berada dalam situasi yang sama ketika menghadap orang tua Yonghoon dulu. Tapi perasaannya kali ini jauh lebih berbeda. Dia tidak melakukan kesalahan apapun, seolah sudah pasrah kalau memang yang akan dia terima hanyalah penolakan. Tidak ada yang perlu disesali nantinya. Karena dengan mengetahui keputusan dari kedua orang tua Hyungu lebih cepat akan membuat Hyojin lebih membulatkan tekad untuk pergi ke luar negeri.

"Ayo diminum tehnya, ini sengaja kami bawa dari Jeju. Dipetik di kebun teh kami sendiri."

Suara ayah Hyungu menganggetkan si omega. Menutup lamunan soal ketakutannya terjebak dalam situasi yang aneh.

"Iya Om, makasih."

Kepala Hyojin mengangguk pelan tanpa menuruti perintahnya untuk membasahi kerongkongan.

"Aku tahu kamu belum makan. Mulhoe buatan mamaku paling enak di dunia dan kamu harus coba," kata Hyungu dengan bangga.

"Bisa aja kamu," sahut ibunya ketika menghidangkan sup ikan dingin yang jadi favorit saat musim panas itu ke dalam masing-masing mangkuk.

"Waahh..." Hyungu menggosok telapak tangannnya. Menatap sup dan juga omeg tteok dengan mata berbinar.

"Kurang nggak?" tanya mama Hyungu sambil memperlihatkan mangkuk berisi nasi yang dia ambilkan untuk Hyojin.

"Ud-udah Tante."

"Halah, biasanya juga gunung Jiri pindah ke sana," celetuk Hyungu.

Hyojin menyenggol kakinya sambil mengerucutkan bibir. Hyungu hanya meringis seperti anak kecil.

Ibu Hyungu tersenyum lalu duduk di sebelah suaminya. Wanita yang berasal dari sebuah desa kecil, kalau Hyungu bilang, tapi menurutku dia sama saja seperti mama Yonghoon. Paham style terkini, bisa berdandan, dan memiliki aura keibuan yang terpancar sangat terang. Dia seperti bibi Chaewoon, wanita yang memiliki tatapan lembut tapi dalam. Hyojin tidak tahu tapi... sekali lagi dia merasakan kehadiran seorang ibu di sekitarnya.

"Ngapain ngelamun?" Hyungu menyikut lengan Hyojin. "Mamaku cantik ya?"

Saat semua mata menatap ke arah Hyojin, tanpa sadar aku mengangguk polos. Wanita itu tersenyum malu-malu.

"Hyungu, udah. Jangan bercanda terus."

Hyungu menyeringai lalu mulai makan. Sebelah tangannya meraih tangan Hyojin yang ada di bawah meja, menautkan jemari mereka seolah sedang saling menguatkan.

"Umur kamu berapa sekarang?" pertanyaan mama Hyungu cukup mengejutkan.

"Apa memulai pembicaraan harus dari masalah umur ya?" protes Hyungu.

"Loh, mama kan Cuma tanya. Soalnya dia kelihatan seperti orang yang belum pernah menikah."

Hyojin terkesiap melihat ekspresi mama Hyungu yang tetap tenang saat mengatakan hal barusan. Ketenangan yang sama dengan anaknya kalau sedang mengungkapkan sesuatu yang tidak mengenakan.

"Tahun ini tiga puluh tahun, Tante."

Akhirnya Hyojin menjawab dengan suara pelan.

"Ya nggak apa-apa, saya juga lebih tua dua tahun dari papanya Hyungu. Tapi lihat sekarang siapa yang lebih pantes dibilang kakek?" dia terkekeh dibarengi dengan delikan kesal ayah Hyungu.

ENVISION || YONGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang