Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eomma, cepatlah. Kita sudah terlambat."
Hyojin menoleh ke arah Euijoo yang berteriak dari dalam mobil. Dia bergegas mengambil dua cup gelas kopi yang diserahkan oleh penjual sarapan dalam food truck itu. Langkah kecilnya dibuat hati-hati karena jalanan mulai licin oleh salju yang mencair.
"Awas panas."
Euijoo mengambil jatah cappuccino dan sandwichnya. Sedangkan gelas milik Hyojin ia simpan di tengah jok.
"Ini karena Eomma selalu lembur setiap malam."
"Haish, Eomma minta maaf. Akhir tahun begini, pekerjaan memang selalu menumpuk sampai harus dibawa ke rumah. Ayo cepat dimakan. "
Euijoo mulai menyantap sandwhich tuna itu sambil sesekali menyuapi Hyojin yang kembali fokus menyetir.
"Kau gugup?" tanya Hyojin saat melirik anaknya yang sekarang kembali menghafal beberapa lagu.
"Hmm.. sedikit."
"Ayolah, ini bukan audisi pertamamu. Ah, tapi kenapa kau tidak mengambil tawaran agensi aktor atau model itu, sih? Kau tahu jadi idol kan jelas ebih sulit."
"Aku hanya bisa bekerja secara berkelompok, " aku Euijoo. Dia menyalakan lagu dengan volume rendah di ponselnya. "Aku memang senang melakukan semua sendiri -secara maksimal, tapi bekerja secara tim pastinya akan lebih menyenangkan."
