LOVETHINGS (FATE)

20 2 17
                                    

"Pangeran, apa kamu nggak capek?"

Hyojin mengabaikan panggilan Hyungu di belakang tubuhnya dan tetap melengang masuk ke dalam sebuah toko pakaian setelah beberapa saat ia sempat memerhatikan sebuah baju yang terpajang pada patung manekin dalam etalase.

"Jangan panggil pangeran, nanti tuan putri kamu yang sebenernya marah."

Hyungu mensejajarkan tubuh dengan Hyojin. Omega itu abai, asik memilah milih baju disepanjang rak display.

"Kalau kamu bukan pangeran, terus apa? Oh- malaikat berarti ya?" dia masih berusaha menggoda.

"Penyihir."

"Masa secantik ini jadi tukang sihir?"

Walaupun wajah Hyojin sempat menghangat dia tidak berminat sedikit pun untuk menanggapi kalimat konyol Hyungu barusan. Yang menggombal malah mendecak malas, tapi tetap saja mengekor di belakang tubuh mungil Hyojin. Sesekali dia ikut menyentuh baju yang Hyojin pegang sambil berkomentar kalau bahannya terlalu tipis menerawang, atau lehernya terlalu rendah.

"Bisa duduk aja nggak di situ? Kamu lebih rese dari pelayan toko kalau gini," ketus Hyojin ketika dia hampir menabrak Hyungu saat hendak berbalik.

"Pantesan marah-marah terus, beneran tukang sihir."

Hyojin membalas sorot mata itu dengan sikap jengah, sementara Hyungu malah menyeringai menunjukkan wajah tak berdosa.

"Kamu lapar apa gimana?" tanya Hyojin.

"Lapar lah. Dua jam loh kita keliling mall, terus masih belum ada yang berhasil kamu beli."

"Pantesan nyebelin banget tingkahnya."

Dia kembali memasang ekspresi cemberut.

"Kamu cari baju apa sayang? Kok dari tadi nggak nemu?"

"Bingung juga. Blouse putih itu bagus, tapi- " Hyojin berdeham. Dia menoleh ke arah cermin dan melihat bekas hickeys di leher. "Kalau kayak gini mending beli modelan turtle neck nggak sih?" dia berdecih kesal di ujung kalimat.

"Turtle neck itu semacam leher yang bentuknya kayak batok kura-kura atau..."

"Hyungu," Hyojin mencubit pinggangnya. "Diem!"

"Kayak gini kan?" dia mengacungkan sebuah atasan berleher sabrina yang lumayan merosot di bagian pundak.

Hyojin sukses dibuat membeliak saat menyaksikan Hyungu dengan ekspresi polos menempelkan baju itu di tubuh si omega.

"Looks hot, babe."

Hyojin mengangkat lengan bermaksud memukul belakang kepala Hyungu sebelum dia merengkuh pundaknya. Mendekap erat tubuh Hyojin yang berbau mint segar di bawah indra penciuman Hyungu. Dia kecup puncak kepala pemuda itu.

"Tukang sihir mana cocok pake baju begini," gerutu Hyungu sambil memandangi baju itu dengan seringai jahil. "Lebih cocok jadi penghibur pribadi," bisiknya.

"Jangan ngaco ya Hyun, kalau ngomong." Hyojin berusaha melepaskan diri tapi tenaga Hyungu memang tidak pernah bisa ia seimbangi.

"Baju bukan penilaian penting ketika semua bagian tubuhmu dicintai," tambah Hyungu, kali ini dengan kedipan sebelah mata.

Saat Hyungu lengah, Hyojin segera mendorong tubuhnya dan buru-buru mengalihkan perhatian pada rak baju berisi tumpukan sweater.

"Mungkin aku harus minta anter Changyoon ketimbang kamu untuk urusan belanja," kata Hyojin sambil melirik Hyungu yang tengah menatap jam tangannya.

Dia kembali menghampiri, ikut menatapi jajaran mantel.

"Aku lapar. Mungkin kalau perutku udah diisi makanan, aku bisa lebih tenang nemenin kamu shopping sampai malam sekali pun."

ENVISION || YONGHOON 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang