1

17.4K 537 7
                                    

                         ⑅Happy Reading⑅




Seorang perempuan berambut panjang dan berwajah tegas kini tengah berdiri di balkon kamarnya, sorot sedih tercetak jelas di wajahnya kala ia kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu disaat kedua orang tuanya kecelakaan dan pergi meninggalkannya.

Sangat sulit sekali menjalani kehidupan tidak sesuai dengan keinginannya, perempuan yang bercita cita menjadi seorang dokter saat ini malah menjadi seorang CEO menggantikan sang ayahanda.

"Kenapa tuhan ambil mama sama papa secepet itu? Huft..." gumam Gracia menatap kosong ke arah depan.

Shania Gracia Lenatha, atau terbiasa dipanggil Gre itu di umurnya yang kini berusia 23 tahun, mau tidak mau harus mengurus adiknya yang bernama Azizi Shafa Lenatha atau kerap dipanggil Zee yang masih berumur 17 tahun dan ia masih duduk di bangku SMA kelas 11.

"CICI" teriak Zee dari luar.

Gracia memejamkan matanya sejenak lalu berjalan keluar dari kamarnya. "Ck kebiasaan, gausah teriak teriak juga gue denger" ucap Gracia dengan muka datarnya.

"Maaf ci, lagian dari tadi aku panggilin ga denger tuh, cici kenapa sih? Bengong lagi ya?" tanyanya polos.

"Ada apa?" tanya balik Gracia, menghiraukan pertanyaan yang di lontarkan adiknya itu.

Zee menghela nafasnya ia sudah terbiasa atas respon cicinya yang cuek itu. "Aku mau main ke rumah Adel bentar ci, boleh ga?"

"Ngga"

"Yahh ci bentaran doang ci serius deh" mohon Zee sambil memegang lengan Gracia.

"Gue bilang ngga ya ngga" ucap Gracia melepas cekalan Zee sedikit kasar.

Gracia yang melihat raut wajah Zee yang kecewa atas perlakuannya itu tiba-tiba hatinya merasa tercubit.

"dih baperan amat ni hati, gue yang ngelakuin gue juga yang sesek" batin Gracia.

"Udah malem, lo ga liat apa? Mending tidur" ucapnya lalu meninggal kan Zee yang masih terdiam itu.

Dulu kata 'Benci' adalah kata yang paling sering di sebutkan Gracia kepada adik perempuannya, karena Gracia menganggap bahwa adiknya itu yang menyebabkan kedua orang tua mereka kecelakaan. Saat itu, Zee belum pulang dan mama papanya berinisiatif untuk mencari Zee, tapi ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi mobil yang mama papanya tumpangi terjatuh ke jurang akibat ada sebuah truk yang oleng dan menyebabkan kecelakaan hebat pada masanya.

Sedikit demi sedikit Gracia berusaha membuka hatinya kembali untuk menerima Zee sepenuhnya.

Jadi, itulah yang membuat Gracia melarang keras Zee pergi keluar malam.

***

Pagi sudah tiba dan cahaya sudah masuk ke celah celah jendela kamar zee tapi tidak sedikit pun mengganggu tidur gadis itu.

"Ck kebiasaan banget sih tu bocil harus di bangunin terus" decak Gracia yang sudah berdiri di hadapan pintu kamar yang terbuka itu.

Gracia pun perlahan masuk dengan muka datarnya dan membuka gorden terlebih dahulu yang masih tertutup itu, hingga membangunkan Zee yang terlihat sudah terganggu itu akibat banyak cahaya masuk yang menyilaukan matanya. "Eughh cici" erangnya sambil menatap sang cici.

Gracia menatap Zee sekilas. "Bangun, cepet mandi siap siap ini udah siang" sesudah mengucapkan itu Gracia langsung pergi meninggalkan kamar Zee.

"Kapan sih cici bisa nerima aku sepenuhnya?" gumam Zee menatap sendu Gracia yang perlahan menghilang.

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang