Setelah menunggu berjam jam akhirnya Gracia telah di pindahkan ke ruang inap, dokter Chika kini masih memeriksa keadaan Gracia.
Chika keluar dari ruangan Gracia dan menutup kembali pintunya, ia langsung di hampiri oleh Zee dan Shani.
"Gimana keadaannya?" tanya Shani.
"Gracia sudah sadar, hanya saja keadaannya masih sedikit lemah" jawab Chika
"Kita udah boleh masuk dok?" tanya Zee tak sabar.
"Silahkan, saat sadar tadi juga cici kamu manggil nama kamu" jawab Chika
"Ayo ci cepetan masuk" ajak Zee pada Shani sembari menarik lengan Shani.
"Sabar Zee, yasudah terimakasih ya dok" ucap Shani dan Chika mengangguk dan tersenyum.
Zee membuka pintu perlahan tatapannya mengabur saat Gracia menatapnya dengan senyuman lemah, pucat sekali wajahnya namun tetap sangat cantik.
"Hiks hiks cici" Zee berlari menghamburkan pelukannya pada Gracia dan menaruh kepalanya di atas dada Gracia.
"Kok nangis sih" ucap Gracia pelan.
"Cici ga boleh sakit hiks" tangis Zee semakin pecah saat merasakan usapan tangan lemah Gracia di kepalanya.
"Zee jangan gitu, cici kamu masih lemes loh itu" tegur Shani.
"Gapapa shan, btw thanks ya" ucap Gracia.
Shani mengangguk. "Santai gre"
"Zee kamu pulang ya, besok kan sekolah" ucap Gracia namun Zee menggeleng keras.
"Kamu masih ujian Zee" ucap Gracia lagi tapi Zee diam tak menanggapi.
"Gapapa Gre biarin dia disini, nanti besok gue bawain seragam Zee" ucap Shani.
"Gue ga mau ngerepotin lo lagi Shani" balas Gracia.
Shani tak merespon ia malah mengusap lengan Zee. "Zee liat cici bentar" pinta Shani dan Zee langsung menegakkan badannya menghadap Shani.
"Nanti besok cici jemput, kita bareng berangkat nya sama Angel, oke?" ucap Shani membuat Zee mengangguk antusias.
"Iya, makasih banyak cici cani" Zee memeluk Shani erat.
"Sama sama sayang, yaudah cici pulang dulu ya kamu jagain cici kamu" Shani melepaskan pelukannya dan Zee mengangguk pasti.
"Gre, gue pulang dulu ya. lo cepet sembuh" ucap Shani.
"Iya, makasih Shani. Hati-hati" balas Gracia tersenyum, Shani hanya mengangguk.
Kini hanya ada Zee dan Gracia di ruangan.
"Naik sini" titah Gracia menepuk kasur yang ia tempati, Gracia sudah menggeser tubuhnya agar Zee bisa berbaring di sebelahnya.
Tanpa ba bi bu Zee langsung naik dan merebahkan diri di samping sebelah kanan Gracia.
"Cici ga bisa peluk kamu, jadi kamu yang peluk ya sekalian mau recharge energi" ucap Gracia, karena tangan kiri Gracia tertancap infus.
"Tanpa cici suruh juga aku bakal peluk cici" Zee memeluk erat Gracia menyandarkan kepalanya di bahu Gracia.
"Ci"
"Hm?"
"Cici bohong" ucap Zee pelan.
Gracia menaikkan sebelah alisnya. "Bohong apa sayang?" tanyanya tak mengerti.
"Pola makan dan tidur cici ga teratur, jadi selama ini cici selalu ninggalin aku tiap aku udah tidur ya? Dan bohong sama aku setiap pulang kerja katanya cici udah makan tapi ternyata belum kan" ucap Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI [END]
Fanfiction"Ketika rasa benci dan sayang sama-sama tinggi" -Gracia