23

6.9K 392 5
                                    

Malam hari telah tiba, Gracia maupun Zee sedang di kamarnya masing-masing. Zee yang sudah bosan itu memutuskan untuk ke kamar Gracia.

Berjalan dengan berhati hati dan seperti biasa langsung menyelonong masuk, membuat Gracia yang di dalamnya sedang berbaring langsung dengan sigap bangun membantu Zee untuk berjalan ke kasur.

"Yaampun ci aku masih bisa jalan, yang sakit perut aku loh bukan kaki aku" keluh Zee.

"Orang udah baik baik gini lo tolak zee, parah banget huh!" ketus Gracia pura pura.

"Kenapa kesini? Laper lagi kah, kan lo bisa panggil gue" lanjutnya

"Ngga ci, aku cuma mau bilang besok aku sekolah ya" ucapnya penuh harapan.

"Jangan dulu nanti aja" tolak Gracia dengan nada datar, terlalu rajin kah Azizi? Belum lama keluar dari rumah sakit adiknya ini sudah mau sekolah saja.

"Yaahh ci... aku udah gapapa lagian aku bosen di rumah" Zee mulai merengek

"Kan ada gue"

"Ngga ah, cici ga asik"

"Emang yang asik tuh kaya gimana sih hm?" tanya Gracia penasaran.

Zee menampakkan wajah berpikirnya. "Em.. kaya ci gre yang dulu, boleh?" Zee menunduk mengucapkannya.

"Ga" balas Gracia singkat, padat, dan jelas.

Bahu Zee sontak merosot kala ia mendengar sahutan Gracia, ia hanya bisa menghembuskan nafas lelahnya. "Hm yaudah deh ci aku ke kamar lagi ya" ucapnya lalu pergi begitu saja.

Gracia hanya menatap nanar pintu yang kini tertutup.

Zee menutup pintunya sedikit kencang karena kalo kenceng banget takut reyod(canda reyod) pintu tinggi dan pastinya mahal itu Zee tutup begitu saja.

Merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya menuju ke alam mimpi.



***


Seperti biasa waktu terus berlalu dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi, Gracia sudah menyiapkan sarapan tertata rapi di meja makan ia memasaknya sendiri tanpa minta bantuan kepada bi Ida.

Melepas celemek yang dari tadi melekat di tubuhnya, lalu melangkahkan kakinya ke kamar Zee.

Tidak adik tidak kakak, Gracia sama saja dengan Zee. Ia langsung nyelonong masuk dan terlihatlah kamar yang gelap serta Zee yang masih tergulung selimut. Gracia membuka gorden agar cahaya masuk dan menerangi kamar yang gelap itu.

"Zee, hey sayang bangun yuk" ucap Gracia sambil mendekat duduk menaiki kasur.

"Zee" ucapnya lagi sambil mengguncang pelan tubuh Zee.

Zee mulai membuka matanya. "Eughh cici"

"Iyaa, yuk bangun yuk"

"Ih katanya jangan sekolah tapi kok di bangunin sih" sebal zeey memejamkan matanya lagi.

Gracia tersenyum. "Ini udah siang, itu perbannya juga perlu di ganti belum kering bener"

"Aku mandi ci?" tanya Zee yang sudah mendudukkan dirinya itu.

"Gausah, takut kena luka kamu nanti perih lagi"

"Tapi aku udah 3 hari berati ci ga mandi bau lah" ucap Zee cemberut.

Gracia terkekeh sebentar. "Ngga bau kok, wangi"

"Aku mau mandi aja ah ci udah kering kok lukanya"

"Yaudah terserah kamu aja lah, kalo udah selesai cepet ke bawah ya cici tunggu sayang" ucap Gracia mengecup kedua pipi Zee lalu pergi berjalan keluar kamar.

Melihat sikap Gracia yang begitu manis membuat Zee tercengang di tempatnya, ini bukan alay atau apa tapi zee benar benar senang bukan maen sekarang. Ia menepuk nepuk pipi nya terasa sakit berati ini memang kenyataan bukan mimpi.

"AAA MAMA PAPA ZEE SENENG BANGET!!" teriaknya gembira bodoamat jika orang di luar mendengarnya.

Setelah rapi dengan setelan baju santai nya, Zee turun ke bawah dan benar saja ternyata Gracia sedang duduk di meja makan dengan handphone yang berada di genggamannya.

"Maaf lama ci" ucap Zee duduk di hadapan Gracia

"Gapapa kok, yuk makan" Gracia mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi serta lauk pauknya

Siapa sangka jika itu untuk dirinya sendiri, tidak ternyata itu untuk Zee piring itu di simpan di hadapan Zee dan piring yang masih kosong di depan Zee itu Gracia ambil.

"M-makasih ci" ucap Zee sedikit gugup atas perlakuan tiba-tiba Gracia.

"Sama sama sayang, makan yang banyak ya" balasnya sambil tersenyum manis.

Zee mengangguk dengan senang dan mulai memakan makanannya dengan lahap.

"Pelan pelan yaampun Zee, sampe belepotan gini" Gracia mengelap sudut bibir Zee yang terlihat kotor itu.

"Abisnya enwak bwanget ci ini" balas Zee yang masih mengunyah.

"Telen dulu baru ngomong"

Keduanya makan dengan nikmat sampai isian piring itu habis tak tersisa.

"Ini cici yang masak ya?" tanya Zee yang baru saja meminum habis segelas susu.

Gracia mengangguk mantap. "Iya dong, gimana enak ga?"

"Enak banget ci aku suka!" ucap Zee antusias

"Syukurlah nanti cici sering sering masakin kamu ya"

"Iya ci,"

"Aku ke kamar dulu ya ci" Zee beranjak dari duduknya namun saat akan berjalan Gracia menahannya.

"Jangan, kamu kalo ke kamar pasti rebahan. Kita nonton aja yuk" ajaknya berharap sekali Zee menyetujui

Zee yang memang sedari dulu sering mengajak Gracia menonton bareng tapi selalu di tolak oleh Gracia, dan sekarang Gracia mengajaknya nonton duluan tentu saja zeye pasti akan menyetujui dengan senang hati.

"Mau cii ayo ayo" ucap Zee menarik lengan Gracia.

"Mau nonton apa nih?" tanya Gracia yang sedang menyalakan tv.

"Apa aja ci yang penting sama cici" jawabnya membuat Gracia menggeleng gemas.

"Yaudah"

"Boboan sini" Gracia menepuk pahanya menyuruh zee untuk rebahan disitu.

Zee dengan senang hati langsung merebahkan dirinya, Gracia mengelus lembut kepala Zee hingga membuat hati Zee menghangat atas perlakuannya itu.

"Cici sayang kamu zee" ucap Gracia

"Aku juga ci"

"Eh tadi cici larang aku ke kamar gara gara gaboleh rebahan, tapi ini rebahan ci" ucap Zee sambil terkekeh

"Gapapa deh zee kali ini" balas Gracia

"Ci gre pokoknya gaboleh punya pacar dulu aku masih mau manja manja sama cici"

Gracia tertawa karena tak kuat gemas tangannya menangkup kedua pipi zee hingga membuat bibir Zee mirip seperti bebek. "Iya sayang iyaa" pasrahnya.

"Ci" panggil Zee.

"Hmm" sahut Gracia tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Ci gre" panggilnya lagi.

Gracia beralih menunduk menatap Zee yang masih setia berbaring di pahanya. "Kenapa sih, hm?" tanyanya gemas sambil mengusap pipi Zee lembut.

"Gapapa sih manggil doang" jawabnya enteng.

"Aishh kamu ini"

"Ci gre cantik" celetuknya lagi membuat Gracia menundukkan kembali wajahnya.

"Emang!" sombong Gracia dengan senyum tengilnya.

Mereka berdua pun larut dengan kegiatannya Gracia yang gemas dengan adiknya dan Zee yang senang dengan perlakuan Gracia membuatnya senyam senyum sendiri.

Tidak terasa mereka menonton 7 jam lamanya dan berakhir tertidur bersama di atas karpet bulu di ruangan tv itu.



























ekhem....

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang