Setelah di pemakaman tadi Gracia dan Zee melangsungkan untuk pulang ke rumah. Bahkan saat ini mereka sudah di rumah.
"Lo mau makan apaan? Ini udah siang, kita belum sarapan loh" ucap Gracia, saat ini mereka sedang duduk santai saja di sofa.
"Gatau ci, tumben juga ini aku belum laper. Tadi pagi juga rasanya engap banget perut aku"
"O-oh ya? Masa sih" gugup Gracia yang tiba-tiba.
"Iya ci, tadi pagi juga bibi seperti biasa kan nyiapin segelas susu tapi aku ga abisin"
"Alah itu mah emang kebiasaan lo aja sih suka kaga di abisin. Padahal itu kan penting banget buat lo Zee, pokoknya ya mulai hari ini lo harus banyak minum susunya biar badan lo ga kurus kerempeng kaya gini" ucap Gracia mutlak sambil meneliti badan Zee.
"MAMA PAPA CI GRE JAHAT NGATAIN AKU KURUS KEREMPENG" teriak Zee dramatis.
"Astaga untung sayang" gumam Gracia kaget sembari mengusap dadanya.
"Dih alay banget lo" cibir Gracia membuat Zee mendengus kesal.
"Tapi kata ci Shani, ci gre lebih alay"
Kedua mata Gracia membulat sempurna. "Bener bener ya tu orang sotoy banget herman dah" sewot Gracia.
"Bukannya emang kenyataan ya ci, cici itu waktu dulu alay, tengil, pecicilan, cerewet plus barbar abiezz ih yaampun ci... Rambut aja di bondolin"
"Heh tolong ya, bocil gausah ikut ikutan sotoy" kesal Gracia.
"Aku ga sotoy ih, orang dulu kita serumah kan yakali aku gatau rambut cici bondol"
"Iyasih, ngomong ngomong soal perbarbar-an kenapa sih lo sejak masuk SMA kelakuannya jadi barbar gitu, jangan lo pikir gue gatau ya yang persoalan lo nendang tong sampah" ucap Gracia menatap penuh introgasi.
Zee terkekeh membuat Gracia mengerutkan keningnya. "Aku begitu gara gara pengen lebih di perhatiin cici aja sih, walaupun awal awal aku bertingkah tapi kecewa karena cici selalu gamau tau kan persoalan aku di sekolah"
tatapan gracia berubah menjadi sendu, rasa bersalah nya mulai menyelimuti hatinya lagi. "Maaf" ucapnya menunduk.
"Eh eh gapapa ci, udah ah lupain" Zee mengangkat dagu Gracia agar wajah itu tegak kembali.
"Zee kalau suatu saat gue ngelakuin kesalahan atau hal yang ga lo suka, lo pokonya bilang sama gue ya? Jangan mendem apapun sama gue dan kalo lo mau apapun bilang sama gue, tar kalo gue mampu ngasih itu pasti gue turutin apa yang lo mau" ucap Gracia tulus mati matian mengenyampingkan gengsinya.
Zee tersenyum lebar mendengarnya. "Iya ci pasti, em... kalo aku minta tinggal sama ci Shani boleh?" goda Zee sambil menaik naikkan alisnya.
Gracia mendengus sebal menyandarkan punggungnya ke sofa dan bersekap dada. "PAPA MAMA ZEE JAHAT MAU NINGGALIN GRE" teriak Gracia meniru nada teriakan Zee tadi.
Zee tertawa kencang melihat gracia seperti itu, sangat pemandangan langka.
"Ketawa aja terus terus sampe bengek" cibir Gracia.
"Astaghfirullah jahanam syekali" gumam Zee menyudahi acara ketawanya.
"APA LO BILANG?!"
"G-ga ci, orang aku bilang ngab Gracia emang terbaik" ucap Zee sambil mengangkat kedua jempolnya dihadapan Gracia.
Gracia menghela nafas lelahnya dan geleng-geleng kepala saja.
"Cah... Bocah"
***
Langit yang tadi cerah kini sudah kembali menjadi malam gelap, di temani dengan adanya bulan dan bintang bintang yang menambah keindahan langit di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI [END]
Fanfiction"Ketika rasa benci dan sayang sama-sama tinggi" -Gracia