24

7K 449 18
                                    

Brukkk!

Zee yang tertidur itu terjatuh ke lantai membuat ia langsung sadar mengerjapkan matanya dan menatap seluruh ruangannya.

"Aww sakit anjir" ringis Zee mengusap ngusap pantatnya.

"Ah sialan emang cuma mimpi" gerutu Zee sambil membaringkan kembali tubuhnya.

Parah sekali, dirinya sudah sangat senang eh malah di bangunkan oleh kenyataan bahwa rasa senang yang tadi ia rasakan itu hanyalah mimpi.

"CICI" teriak Zee.

Gracia yang mendengar teriakkan Zee pun langsung masuk ke dalam kamar Zee dan melihat Zee yang sedang menghentak hentakkan kakinya, serta kasur yang sudah jauh sekali dari kata rapi dan guling yang sudah tergeletak di lantai.

"Yaampun Zee, kenapa sih?" tanya Gracia sambil memungut guling dan menyimpannya kembali ke kasur.

"Hiks ci... kok aku di kamar sih" ucap Zee yang masih menghentakkan kakinya.

"Lah terus mau dimana? Di kolong?"

Gracia naik ke atas kasur dan mendudukkan dirinya di samping Zee, tangan gracia menahan kedua kaki Zee. "Diem ih, lo lagi luka Zee, tar lukany-"

Gracia reflek menahan punggung Zee saat Zee tiba-tiba naik ke pangkuannya dan memeluknya erat.

"kenapa ni bocah tumben amat" batin Gracia.

"Kenapa hm? Ada yang sakit?" tanya Gracia sembari mengusap punggung Zee.

"Ngga ada ci, tadi aku cuma lagi seneng banget eh ternyata mimpi" jawab Zee membuat Gracia bingung, seindah apakah mimpinya itu?

"Tapi kok lo malah nangis"

"Tadi aku jatuh ci, ngga terlalu sakit sih cuma kaget"

"Serius? Ngga kena lukanya kan?" Gracia Panik.

"Engga kok"

"Oh.. syukurlah"

"Tapi aku nangis bukan karena itu ci"

"Loh, terus karena apa?"

"Karena aku bangun terlalu cepet, jadi aku cuma ngerasain mimpinya sebentar" ucap Zee melonggarkan pelukannya dan menatap Gracia dengan senyuman manisnya.

"Indah banget?" tanya Gracia dan Zee mengangguk antusias lalu mengecup pipi Gracia dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Gracia.

Zee hanya mampu mengangguk saja, ia tidak ingin memaksa Gracia untuk berubah seperti apa yang selama ini ia minta, Zee takut terlalu memaksa Gracia. Tapi Zee akan selalu berusaha mendekatkan diri supaya Gracia bisa berubah dengan sendirinya seperti di mimpinya semalam, Gracia yang super manis sekali sikap dan perlakuannya.

"Cici mau pergi ya?" tanya Zee pelan, karena Zee melihat pakaian Gracia sudah rapi seperti akan pergi ke kantor.

"Iya, tiba-tiba ada client penting di kantor minta ketemu" jawab Gracia membuat Zee menggeleng keras dan makin mengeratkan pelukannya.

"Ga boleh! kan katanya cici mau temenin aku, gimana sih"

Gracia tersenyum tipis, ia juga tidak tega sebenarnya meninggalkan Zee. "Sebentar doang deh janji, paling cuma satu jam"

"Tapi aku ikut"

"Ngga ah, tar lo bosen disana"

"Yaudah ga boleh"

"45 menit deh, boleh?"

"Ngga"

"Yaudah 30 menit deh tuh udah mepet banget"

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang