13

6.1K 345 5
                                    

Di sisi lain Gracia sedang melajukan mobilnya ke arah sekolah Zee, ia sedikit terlambat karena di jalan ujung sana sempat macet walaupun tak lama tetap saja membuat Gracia kesal.

Kini Gracia sudah sampai namun matanya tak melihat Zee dimana mana, Gracia pun sedikit berjalan masuk ke dalam sekolah namun tetap tidak terlihat Zee, malah yang ia lihat adalah sepupunya, Christy.

"Angel!" panggilnya pada Christy.

Christy merasa terpanggil pun menajamkan pandangannya karena matanya memang sedikit minus, ia melebarkan matanya saat tau yang memanggilnya itu Gracia. "Loh ci gre? Tumben ci" ucap Christy sambil memeluk dan Gracia membalas pelukannya.

Gracia kini melepaskan pelukannya. "Liat Zee ngga? Kok belum keluar ya dia" tanya nya.

"Zee udah pulang ci, baru aja tadi sama Adel" jawab christy.

"Oh gitu ya, kamu di jemput?" tanya Gracia lagi.

"Iya di jemput, tuh ci Shani udah dateng" tunjuk Christy pada mobil Shani.

"Oh yaudah kalo gitu aku duluan ya, bye Angel" pamit Gracia.

"Bye ci gre"

Mata Gracia sempat beradu tatap dengan mata Shani namun dengan cepat Gracia mengalihkan pandangannya ke arah lain, dan berlalu cepat masuk ke dalam mobilnya.

Orang yang tadi di cari Gracia kini sudah sampai rumah, Zee langsung pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya.

Masa bodo dengan seragam yang masih menempel di tubuhnya, Zee langsung merebahkan dirinya di atas kasur dengan air mata yang sudah mengalir. Dari tadi Zee memang sudah ingin menangis namun ia tak mau menunjukkannya pada siapapun termasuk Gracia.

"Cici jahat hiks"

"Apa aku se ga penting itu ci di hidup cici?"

"Aku ga rela ci hiks, aku yang berjuang buat dapetin kasih sayang cici tapi malah orang lain yang dapetin itu hiks"

"Dan pas banget pas aku udah berhasil malah ada orang yang ga terima aku di sayang sama cici"

Ucapan Zee terdengar begitu pilu, sungguh jadi seorang Zee tidak mudah Zee yang kehilangan kedua orang tuanya, Zee yang sempat di benci oleh kakaknya, keluarga satu satunya yang ia miliki. Dan sekarang Zee merasa sangat takut jika Gracia lebih memilih yang katanya pacarnya itu serta si Raisa Raisa itu.

Zee belum tenang, ia masih bergelut dengan pikirannya sendiri.




***




Gracia memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, wajahnya menampilkan senyum menyingkirkan cape yang ia rasakan.

"Zee" panggil Gracia saat baru masuk kedalam rumah.

"Lo di rumah kan Zee?"

Gracia mengerutkan dahinya, tak biasanya seperti ini karena biasanya Zee selalu makan atau menonton saat pulang sekolah tapi ruangan tv itu kosong tak ada siapapun.

"Bi, Zee udah pulang kan?" tanya Gracia pada bi Ida yang sedang menggunting tanaman yang sudah layu di halaman belakang.

"Udah non, tadi non Zee langsung ke kamar nya terus lutut non Zee memar tadi bibi liat" kata bi Ida membuat Gracia melebarkan matanya.

"Yaudah bi, makasih yah" bi Ida hanya mengangguk saja.

Gracia berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar Zee namun saat akan membuka kamar Zee, Gracia mengerutkan keningnya saat pintu tidak bisa di buka. Sejenak ingatannya seakan berputar perkataan yang perlahan masuk kembali ke dalam pikirannya.

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang