Gracia merasa aneh dengan pertanyaan yang di lontarkan adiknya ini.
"Zee, kamu serius nanya gituan? Kamu mau cici nikah?" tanya Gracia serius.
Zee terdiam cukup lama lalu merubah duduknya agar menghadap Gracia.
"Engga. tapi aku ngga boleh egois bukan ci? Di umur segitu harusnya cici menikmati waktu cici buat diri cici sendiri dan ngejalanin hidup sesuai dengan apa yang cici mau" Zee menjawab pertanyaan Gracia begitu serius.
Kedua alis Gracia kembali menaut, sungguh ia merasa aneh pada Zee yang tiba-tiba seperti ini.
"Zee kamu kenapa sih hm? Kok tiba-tiba gini" bingung Gracia.
"Aku tau ci, jadi cici ngga gampang apalagi harus ngurusin beban kayak ak-"
"Kamu bukan beban! please Zee stop jangan mancing. Cici takut gabisa tahan emosi kalo kamu ngomong yang nggak-nggak" potong Gracia cepat, ia memejamkan matanya erat-erat lalu menghembuskan nafasnya.
Zee hanya diam menunduk, apakah ia salah bertanya seperti itu? Ia hanya sedih saja karena merasa mengekang Gracia hingga Gracia tidak bisa bebas dalam hidupnya, menikmati suasana masa muda seperti perempuan seumurannya.
"Tuh kan kamu mah kebiasaan, kamu yang ngomong duluan kamu juga yang melow" Gracia yang tak tega melihat Zee sedang mengerucutkan bibirnya menahan tangis, ia pun menarik Zee agar duduk di pangkuannya.
"Maaf yaa cici jadi bentak kamu, cici ngga suka kalo kamu udah ngomong yang kaya gitu. Cici gaisuka Zee... ga suka" ucap Gracia lembut seraya mengusap punggung Zee.
Zee mengangguk pelan. "Maaf..."
"Udah ya gausah nanya-nanya tentang nikah atau apapun itu, karena yang selalu ada di pikiran cici itu kamu, saat ini cici masih mau ngabisin waktu sama kamu aja. Lagian emangnya kamu mau cici tinggal nikah?" tanya Gracia jail membuat Zee merengek dan memukul pelan punggung Gracia.
"E-engga mau"
Gracia tertawa. "Tuh belum apa-apa juga udah begini"
"Ihh cici ga ngerti, aku tuh lagi gundah gulana tau gara-gara tadi siang liat pipi cici ada bekas bibir aku kan jadi overthinking" ucap Zee cemberut sambil turun dari pangkuan Gracia.
"Gayamu gundah gulana, itu tadi Anin. Kamu nyangka cici pacaran sama cewek hah?" cibir Gracia.
"Ya gatau sih ci"
"Ci, aku kangen kak Anin deh" sambung Zee.
Ngomong ngomong tentang Anin, Gracia jadi teringat sesuatu perihal tadi siang. "Anin nyuruh cici pulang siang tadi itu suruh kamu?" tanya Gracia.
"Iya hehe, tapi ci Shani yang bilang bukan aku" jawab Zee dan Gracia ber oh ria.
"Pantesan"
"Tadi Anin ngasih cici surprise loh Zee, tapi pas dia mau ngucapin cici tutup mulutnya karena cici gamau dia yang ngucapin pertama. Cici tetep nunggu kamu sampai kapan pun supaya kamu yang ngucapin paling pertama" sambung Gracia membuat Zee mengulum senyumnya namun ia pura-pura memutar bola matanya malas.
"Ih alay banget" canda Zee.
"Kasian kak anin" lanjut Zee menunjukkan wajah sedihnya membuat Gracia menatapnya cemberut.
"Dih, udah sono Anin aja yang jadi cici kamu" jelas Gracia cemburu.
Si azizoy azizoy ini malah memanfaatkan keadaan untuk menjahili cicinya.
"Oke, cici aku makin banyak deh jadinya. Ada ci Shani, ci Anin, eh iya tambah lagi deh ci Chika juga boleh tuh"
"Diem deh" sahut Gracia singkat, ia malas. Wajahnya pun saat ini sudah datar.
"sensitif banget, gue lupa lagi cici lagi pms duh jadi ngeri" batin zee.
"Males sama kamu!" sewot Gracia langsung beranjak dari duduknya meninggalkan Zee.
"Cici ih tungguin" rengek Zee langsung menyusul Gracia.
Gracia sudah tengkurap di kasurnya dan menenggelamkan kepalanya di bawah bantal bahkan ia memejamkan matanya, pura-pura tak peduli dengan Zee yang sekarang sudah menimpa tubuhnya.
"Cici ih maaf" rengek Zee sambil membuka bantal yang menutupi kepala Gracia.
"Ci" Zee mulai mengguncang tubuh Gracia namun masih tak di respon.
"Lucu banget cici aku ngambek" ledek Zee sambil mendudukan dirinya di samping Gracia.
"Ci ih bobo ya? Kok duluan sih" kesal Zee sambil menarik-narik baju Gracia.
"Ci yaampun ci"
"Ciciiiii" panggil Zee tepat di telinga Gracia.
"Berisik ih" protes Gracia seraya membalikkan tubuhnya dan menarik Zee agar berbaring juga.
"Maaf ya ci"
"Hmm, kamu ngantuk?" tanya Gracia.
"Ngga, aku belum ngantuk, cici bobo duluan aja gapapa" jawabnya.
"Gamau susu emang?" tanya Gracia lagi.
"Masih kenyang, nanti aja aku langsung buka. Cici pake piyama ini" jawabnya santai membuat Gracia menyipitkan matanya menatap Zee.
"Emang boleh sesantai itu ngomongnya?"
"Boleh lah"
"Iya deh iyaa apasih yang ga boleh buat bayi aku ini"
"Emang boleh se bayi itu ci?"
"Boleh lah"
"Iya deh iyaa apasih yang ga boleh buat cici aku ini"
"Mwah" Zee mengecup pipi Gracia.
"Mwah juga dong ci" pinta Zee.
"Iyaiyaa, mwah sayang" Gracia mengecup pipi Zee juga.
terimakasih, see u yaw
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI [END]
Fanfiction"Ketika rasa benci dan sayang sama-sama tinggi" -Gracia