21

6.8K 409 22
                                    

Pagi memunculkan sinarnya kembali, Zee masih tertidur pulas berbeda dengan Gracia dan Anin yang sudah mandi bahkan sarapan pun sudah. Kini mereka sedang mengobrol ringan saja.

Tadi juga dokter Gaby sempat memeriksa Zee dan mengganti perban untuk luka Zee, keadaan Zee semakin membaik dan sudah bisa pulang hari ini.

"Lama banget udah jam 9 adek gue belum bangun bangun aja tuh" celetuk aniyn tiba-tiba membuat Gracia memutar bola matanya.

"Iyalah, gue rela semaleman nahan pegel supaya dia kenyang" ucap Gracia.

Anin tersenyum mendengarnya. "Makasih ya gre" kata Anin.

Gracia menatap bingung Anin. "Buat apa?"

"Makasih udah bertahan sampai sejauh ini, jujur gue bangga sama lo gre gue tau perjuangan lo dari dulu yang tadinya lo punya niat buat masuk kuliah jurusan kedokteran mau ga mau lo malah masuk jurusan bisnis buat nerusin perusahaan bokap lo, dan disitu lo kuliah sambil kerja cape banget pasti, terus lo rela ngegantiin ibu asinya zee, lo rela kerja cuma setengah hari demi bisa ngejagain zee di rumah, lo selalu ngikutin zee dari belakang tiap zee berangkat sekolah, lo yang selalu bawa zee kemana pun lo pergi mau itu urusan bisnis ataupun bukan, dan lo udah berhasil gre meranin sosok mama papa serta kakak dalam waktu bersamaan lo hebat gre" ucap Anin dengan mata berkaca-kaca.

Pandangan Gracia memburam menumpuk sekali air mata yang ada di dalam mata itu sekali kedip saja pasti langsung jatuh. "Nin tanggung jawab lo bikin gue nangess"

Anin terkekeh di sela sela terharunya. "Cepet hapus tuh air mata lo, Zee kayanya bangun" ucap Anin memberi tau.

Gracia mengipas ngipaskan tangannya di depan wajahnya lalu membuang nafasnya dan beranjak menghampiri Zee. "Pagii. Akhirnya bangun juga" sapa gracia lembut.

Zee yang ingin mengucek matanya tapi tangan Gracia menahannya. "Gaboleh di kucek, nanti perih" katanya membuat Zee mengembangkan senyumnya.

Gracia membantu Zee untuk terduduk dan mengambil segelas air putih lalu meminumkannya pada Zee.

"Cici aku mau ke pantai" celetuk Zee tiba-tiba.

Gracia mengerutkan dahinya heran mengapa tiba-tiba sekali namun tetap mengangguk-anggukkan kepalanya saja. "Iya nanti, makanya cepet sembuh ya"

"Serius ci?!" tanya Zee dengan mata berbinar.

"Iyaa, gue lap badan lo dulu ya" ucap Gracia yang kini berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air hangat.

Gracia meletakkan ember kecil berisi air hangat itu di lantai tak lupa juga dengan handuk kecilnya.

"Buka bajunya gih" suruhnya pada Zee.

Zee mengerucutkan bibirnya menatap cemberut Gracia. "Kenapa?" tanya Gracia sambil menaikkan sebelah alisnya.

Anin yang menyimak dari tadi itu menghembuskan kasar lalu dengan cepat menghampiri kedua orang itu.

"Gue aja deh, lo ga peka gre" ucap Anin dengan tangannya yang siap membuka piyama rumah sakit yang di kenakan Zee.

"Eh lo mau ngapain?" sarkas Gracia cepat.

Anin memutar bola matanya. "Bukain, Zee mau di bukain pea" kata Anin tak selow.

Gracia hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Gue tau kok, udah sono lo hus" usirnya, Anin menurut saja ia menyiapkan baju yang akan di pakai Zee karena Gracia tadi sudah berkonsultasi dengan dokter bahwa Zee bisa pulang hari ini.

Gracia dengan telaten mengelap perlahan tubuh Zee, dari tadi Zee hanya memandang Gracia yang terlihat sangat tulus melakukannya.

Sampai Zee tidak sadar sekarang ia sudah rapi dengan baju yang menempel di tubuhnya, Gracia saat ini sedang menyisir rambut Zee dengan lembut perlakuan Gracia ini sangat mengingatkan Zee pada mendiang mamanya yang dulu sering begini juga padanya.

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang