Malam sudah tiba, Shani baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Shani belum mendapatkan info satu pun tentang keadaan Zee itu tandanya Zee belum terbangun, Shani pun memutuskan untuk balik ke rumah sakit. Tak lupa juga dirinya membeli beberapa buah serta makanan sehat lainnya.
Kini, Shani sudah sampai tepat di depan pintu ruang inap Zee. Dari tadi ia mengetuknya tapi tak ada yang menyahut, akhirnya Shani langsung nyelonong masuk saja dan benar saja dugaannya orang yang berada di dalam sedang tertidur kalau Zee sih memang dari tadi.
Shani melihat Gracia tidur dengan posisi duduk ia pun berjalan menghampiri Zee yang masih anteng menutup matanya itu, tangan yang tadi menjinjing satu buah tote bag itu ia simpan di meja yang tersedia disana.
Tangannya terulur mengelus pucuk kepala Zee, bohong kalau hatinya tidak sakit melihat adik sepupu yang sangat akrab dengan dirinya seperti ini Shani meringis nyeri juga membayangkan apa yang di rasakan Zee saat ini.
"Adek cici yang katanya keren ini betah banget ya bobonya"
"Cepet bangun ya sayang banyak yang nunggu kamu" ucap Shani lagi sembari mengecup pipi Zee.
Pandangan Shani beralih pada Gracia lagi, mata Gracia yang terlihat sembab meskipun sedang terpejam itu jelas di penglihatan Shani, Shani pun menghampiri Gracia dan duduk di space yang masih kosong itu. Tangannya membenahi rambut Gracia yang menjuntai sedikit menghalangi wajahnya yang cantik itu Shani seakan tak sadar kedua sudut bibirnya terangkat ketika melihat wajah polos Gracia yang masih tidur.
Shani menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa tangannya kembali terulur untuk menarik kepala Gracia agar bersandar di bahunya membuat gracia sedikit terusik mencari kenyamanan. Shani sekejap mematungkan dirinya saat merasakan lengan Gracia yang memeluk lengan kirinya.
Beberapa menit kemudian Gracia mulai terusik dari tidurnya, ia membuka kedua matanya perlahan merasa seperti ada yang aneh Gracia menatap apa yang di peluknya saat ini saat melihat sebuah tangan yang entah milik siapa, Gracia dengan cepat melepaskannya lalu melihat siapa orang di sampingnya.
"S-shani ngapain lo disini" ucap Gracia kaget melihat Shani.
"Ngamen" balas Shani asal.
"Dih gajelas banget"
"Lo pasti belum makan kan mending makan dulu sono" ucap Shani tanpa melihat Gracia.
"Nanti aja"
"Ga bisa nanti nanti gre, lo mau nanti kalo zeye bangun terus nanya lo udah makan apa belum dan lo jawab belum terus Zee sedih, emang lo mau?" ucap Shani dan Gracia menggeleng pelan.
"Yaudah gih makan dulu" titah Shani.
"Tapi gue ga nafsu makan Shani ih" kesal Gracia.
"Makan buah aja kalo gitu"
"Yaudah"
Shani pun beranjak untuk mengambil buah, memilih buah pisang saja yang gampang lalu memberikannya pada Gracia.
"Nih" Shani memberikan dan langsung di terima oleh Gracia.
"Makasih"
"Hm"
Keadaan kembali hening hingga Gracia yang dari tadi bengong matanya melebar ketika melihat tangan Zee bergerak pelan dengan cepat Gracia menghampiri.
"Zee" lirih Gracia.
Zee perlahan membuka kedua matanya dengan perlahan terlihat mengerjap ngerjapkan juga menyesuaikan cahaya yang masuk, bau obat obatan pun menyeruak di hidungnya. Kepalanya menoleh ke arah kanan dimana Gracia berada sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI [END]
Fanfiction"Ketika rasa benci dan sayang sama-sama tinggi" -Gracia