Gracia merebahkan Zee perlahan lalu berjalan ke arah lemari memilih baju untuk dirinya dan juga Zee.
"Nih ganti dulu" Gracia memberikan hoodie serta celana bahan pada Zee.
Sesudah berganti Zee langsung merebahkan dirinya kembali dan menggulung tubuhnya menggunakan selimut dia merasa dingin sekali saat ini.
Berbanding terbalik dengan Gracia yang saat ini merasa gerah, ia hanya menggunakan hotpants dan kaos oversize yang baru saja di ambilnya. Kaos oversize nya ia simpan asal di kasur dan mulai merebahkan dirinya di samping zee.
"Cici gamau masuk selimut, gerah" tolaknya saat Zee merentangkan tangannya meminta untuk di peluk.
Zee mengangguk saja.
"Cici kangenn" rengek Zee dengan nada manjanya.
"Cici juga kangen banget sama kamu" balas Gracia membuat Zee tersenyum.
"Eh tapi, kamu kangen cici apa kangen nen? Hayooo" goda Gracia
"Ehehehe dua duanya" jawabnya membuat Gracia menggeleng gemas.
Kini Gracia tengah membuka bra nya lalu ia langsung merebahkan tubuhnya dan kini gracia menatap zee yang sudah menghisap nipplenya. "Sshh pelan-pelan aja yaa" ringisnya saat Zee langsung menghisap nipplenya cukup kencang.
"Maaf ya cici" Zee melepaskan hisapannya sekejap.
"Iyaiyaa gapapa gapapa"
Tangan kiri Gracia aktif mengelus kepala Zee agar adiknya ini cepat tidur dan beristirahat.
Zee demam, namun Gracia bersyukur karena demam Zee tidak terlalu tinggi dan itu pasti gara gara Zee kelelahan, Zee itu gampang sekali terserang demam apalagi saat ia di singapura tidak rajin minum susu.
Beberapa hari lalu Gracia sempat konsultasi dengan dokter langganannya menanyakan perihal Zee yang mengharuskan meminum asi, dokter bilang Zee hanya butuh asi hingga umur 18 tahun tapi bisa saja kurang asal selama ini Zee rajin meminum asi semakin cepat juga ia akan berhenti meminum asi.
Karena di umur segitu masih masa pertumbuhan dan imunnya mungkin masih belum stabil seperti yang di alami Zee ini.
Tapi entahlah sampai kapan Zee akan selalu meminum asi nya, Gracia tak mempermasalahkan yang penting Zee nya selalu sehat itu sudah membuatnya tenang dan juga senang.
Matanya mulai merasa ngantuk akhirnya Gracia ikut memejamkan matanya dan terlelap.
30 menit kemudian Gracia terusik akibat pergerakan Zee yang terlihat tidak nyaman itu. Gracia bingung tangannya menyentuh dahi Zee namun suhu Zee masih belum normal.
"Sstt sstt tenang sayang" Gracia mem puk puk kepala Zee pelan.
Zee melepaskan hisapannya lalu menangis membuat Gracia cemas langsung mendudukkan dirinya.
"Zee, kenapa hm?" tanyanya panik.
Zee melirik kanan kirinya lalu melihat ke arah Gracia yang menatapnya panik.
"Hiks ciii" panggilnya sambil menangis.
"Iya kenapa? Ada yang di rasain?" tanya Gracia lembut yang di gelengi Zee.
"Terus kenapa, kamu mau apa sampe nangis gitu" Gracia menghapus jejak air mata di pipi Zee.
"Aku mimpi cici ninggalin aku hiks, cici udah ngga sayang aku lagi hiks" ucap Zee sambil menarik tangan Gracia agar berbaring kembali.
"Itu nggak mungkin terjadi Zee, kamu kan tau cici sayang banget sama kamu. Jadi udah ya gausah nangis lagi ih jelek tuh mukanya merah gitu" ledek Gracia malah membuat Zee merengut dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI [END]
Fanfiction"Ketika rasa benci dan sayang sama-sama tinggi" -Gracia