36

5.4K 460 35
                                    

janji ga ketabrak(?)wkwk

"ZEE AWAS!!!" teriak shani.

Brakkk

"CICI!!!"

"Ya ampun dek, kamu ngga apa-apa kan?" tanya panik shani pada anak kecil yang hampir tertabrak koper milik zee.

"Ndak apa-apa kok" jawab anak kecil itu dan langsung pergi dari situ.

"Ih cici aku kaget, sampe di dorong gitu koper aku" kaget Zee saat Shani dengan secepat kilat bukan menghampiri dirinya melainkan menghampiri koper dan mendorong koper itu.

"Ya abisnya kamu ga liat-liat Zee, bahaya tau disini banyak anak kecil liat tuh" tunjuk Shani pada beberapa anak kecil.

Jadi, tadi jika Shani tidak buru-buru mendorong koper milik Zee bisa saja anak kecil tadi tertabrak dan terjatuh.

"Iya aku kesenengan jadi ga liat tadi"

"Maaf ya bikin kamu kaget" Shani menarik Zee untuk di peluknya dan mengelus lembut kepala Zee.

"Aku kangen banget sama cici" ucap Zee sambil mengeratkan pelukannya.

Shani tersenyum. "Sama Zee, cici juga"

Zee melepaskan pelukannya. "Bukan cici, tapi ci gre" ujarnya santai membuat Shani ternganga.

"gapapa gapapa asal nanti shania gracia bahagia liat azizoy ini" batin Shani

"Yaudah yuk ci anterin aku pulang, tapi sebelum pulang mampir beli kue dulu ya ci" Zee menggandeng lengan kanan Shani.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya mobil Shani saat ini sudah berada di depan rumah Zee.

"Makasih ya ci, cici mau mampir?" tanya Zee sambil melepas seatbelt nya.

"Ngga, kamu puas puasin dulu aja ya hari ini sama cici kamu" jawab Shani tersenyum karena melihat antusias Zee memberikan surprise untuk Gracia.

"Oh yaudah, tapi kayaknya ci gre udah ke kantor ya ci jam segini tuh" Zee melihat lihat ke arah rumahnya dan memang terlihat sepi ia juga tak melihat mobil Gracia terparkir.

"Iya, ini udah siang pastinya Gracia di kantor, tapi kamu tunggu aja Zee nanti cici kabarin Anin supaya dia masuk ke dalam rencana kamu ini ya"

"Wah iya bener tuh ci yaudah aku turun ya ci bye" Zee mengecup pipi Shani lalu turun.

"Eh iya bentar Zee kopernya" Shani cepat-cepat turun untuk mengambil koper Zee yang ada di bagasi mobilnya.

Seseorang yang melihat Zee turun dari mobil Shani itu mengerutkan dahinya namun ia tetap berjalan mendekat menuju luar gerbang.

"Non Zee? Wah iya bener nih non Zee, kok udah balik non?" tanya pak Jo, jadi pak jo itu salah satu supir sekaligus yang menjaga rumah Gracia.

"Eh iya pak udah, tolong bawain koper Zee ya pak makasih" jawab Zee sambil menunjuk koper yang telah di keluarkan Shani.

"Siap non!" balas pak Jo dengan semangat 48 nya.

"Satu lagi pak, kalo ci gre pulang pak jo pura-pura gatau aja ya jangan bilang sama cici kalo Zee udah pulang"

"Oh siap atuh non" balas pak Jo.

Shani selalu tersenyum melihat Zee yang terlihat senang seperti ini ia sangat bersyukur Zee tidak betah berada di Singapura lama-lama.

Tangan Shani terulur untuk merapikan helaian rambut Zee yang sedikit berantakan membuat atensi Zee beralih kepadanya.

"Cici makasih banyak ya, maafin aku selalu ngerepotin ci Shani" ucap Zee merasa tidak enak.

"Hey... gapapa dong, kok ngomong gitu sih hm?" entahlah Shani tiba-tiba sedih mendengar Zee berbicara seperti itu.

"Ngga apa apa ci, aku pengen berterimakasih aja sama cici" katanya dengan senyumannya.

"Tapi Zee, selagi cici bisa bantuin kamu mah cici akan selalu bantu, jadi jangan merasa pernah merasa kamu ngerepotin cici ya" tulus Shani.

"Ci Shani emang terbaik deh, aku sayang cici" Zee memeluk Shani erat.

"Cici juga sayang kamu Zee, udah gih sana masuk. Cici mau kabarin Anin" ucap Shani dan Zee langsung melepaskan pelukannya.

"Udah gih kamu masuk, cici gamau pergi sebelum mastiin kamu masuk ke dalem rumah" lanjut Shani, ia ingin memastikan anak itu aman.

"Yaampun ci, yaudah iya iyaa. Aku pamit masuk dulu ya ci, cici hati hati pulangnya" Zee menatap Shani.

"Iya sayang"

"Sekali lagi makasih, Semoga cici selalu bahagia, byeee!" Zee melambaikan tangannya dan melangkahkan kakinya dengan riang.

Hati Shani tersentuh, mengapa sih dirinya tiba tiba melow? Huft... mungkin bawaan red day kali ya jadi hatinya saat ini cukup sensitif, pikirnya.

Setelah itu Shani pun masuk kembali ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya berlalu pergi.

Zee kini masuk ke dalam rumah, wajahnya tak berhenti menatap binar kantong kresek yang di jinjingnya. Zee di sambut oleh bi Ida yang tersenyum ke arah nya.

"Akhirnya non Zee teh pulang" ucap bi Ida senang.

"Baru juga beberapa hari bi" Zee terkekeh melihat keantusiasan bi ida.

"Tetep aja non itu lama"

"Mending bibi bantuin aku bukain ini, sini bi" Zee membuka kresek berisi box yang di dalamnya terdapat korean cake berukuran sedang yang sangat cantik.

Bi ida mengambil alih box itu dan membukanya perlahan. "Nah udah, sok atuh non pasang lilinnya"

Zee dengan lihai memasang beberapa lilin lucu itu.

"Wah lucu banget ya bi, cici pasti suka" riang Zee dengan senyuman lebarnya.

"Uhh pasti suka banget non gre mah" bi Ida ikut senang melihat Zee tampak gembira sekali.

"Yaudah bi aku mau nunggu cici disini aja ah" Zee mendudukkan dirinya di sofa dan menyimpan kuenya di atas meja.

"Iya non, non Zee teh mau minum apa? Atau mau makan?" tanya bi Ida.

"Gausah bi, aku juga udah makan"

"Oh yaudah atuh non, bibi ke belakang lagi ya" pamit bi ida yang di acungi dua jempol zee.

"Makasih udah bantu bi!" ucap Zee sedikit teriak.

Zee melepaskan jaket yang di pakainya, ia yang mulai merasa haus pun pergi ke dapur sebentar untuk mengambil minum.

"Loh tumben ga ada stok susu" heran Zee melihat tempat penyimpanan asi kosong.

"Dahlah gue minum ini aja" ujarnya sambil mengambil susu kotak yang ada disitu.

Zee mendudukkan dirinya kembali di sofa dan jarinya bergerak mulai mengaktifkan kembali handphone yang dari kemarin malam ia matikan, kedua sudut bibirnya terangkat kala melihat spam chat serta telepon yang banyak sekali dari Gracia.

"Maaf cici, aku sayang cici" gumamnya, Zee menaruh handphonenya kembali lalu matanya serius sekali menatap luar jendela menunggu kedatangan gurasiyaaa.




























terimakasih sudah membaca💗

xixixi see u

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang