37

5.2K 436 29
                                    

Gracia berjalan dengan lesu ke rumahnya ia tidak habis pikir dengan alasan Anin yang tiba-tiba menyuruhnya untuk pulang.

"Ck aneh banget sih, udah tau gue kalo di rumah makin badmood" ketusnya sambil berjalan malas menuju pintu.

ceklek

"CICIIII!!!" riang Zee langsung memeluk Gracia erat.

Gracia tersentak kaget namun ia masih tak sadar dirinya seolah olah bertanya, apakah ini mimpi? Gracia mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri lalu menatap ke bawah. Kedua tangannya perlahan mengangkat dan sedikit ragu menyentuh orang yang masih memeluknya erat ini.

Saat ia berhasil menyentuh tubuh orang yang sangat di rindukannya ini betapa kagetnya Gracia saat merasakan ini benar-benar nyata ini bukan mimpi.

Setetes air matanya turun begitu saja, Gracia mendorong pelan bahu Zee dan menatap Zee dalam-dalam.

"Z-zee ini beneran kamu kan?" tanyanya sambil menangkup kedua pipi Zee.

Zee mengangguk saja dan sedetik kemudian Zee menunjukkan wajah cemberutnya.

"Cici kok ga peluk aku sih"

"Cici masih kaget Zee ih, kok bisa sih hiks" Gracia menangis sambil menarik Zee untuk di peluknya.

"Bisa ci, demi cici aku pasti bisa"

"Kamu mah jahat banget ga aktifin hp hiks, tau ga sih cici tuh panik sama kangen juga ih, mana juga janji kamu yang katanya mau ngucapin paling awal huh bohong banget" cecar Gracia di sela tangisnya membuat Zee sedikit terkekeh sambil mengusap punggung Gracia.

"Tuh malah ketawa ih nyebelin banget"

"Maaf ci aku kan mau ngasih surprise" Zee melepaskan pelukannya dan tangannya terulur menghapus air mata Gracia.

"Gausah cemberut gitu, udah tua ga cocok" ledek Zee membuat Gracia menatapnya kesal.

"Ish kamu mah" kesal Gracia, Zee menarik tangan Gracia agar mereka segera duduk di sofa.

Gracia mengulum senyumnya saat melihat kue di hadapannya bertuliskan 'happy birthday my cici' duhh betapa senangnya hati Gracia saat ini.

"Senyum aja kali" celetuk Zee sambil berusaha menyalakan api untuk lilinnya.

"Dih, apa si kamu"

Cukup lama berusaha menyalakan api namun tetap tak berhasil, Gracia dari tadi hanya memerhatikan saja wajah kesal adiknya yang menurutnya sangat lucu.

"Ih cici susah bantuinnn" rengek Zee yang sudah putus asa.

Gracia terkekeh. "Lucu banget sih bocil" ucapnya pelan sambil mengambil alih korek.

"Nah, udah tuh"

"Yeayyy" riang Zee sambil mengambil kue itu dan ia sodorkan di hadapan Gracia.

"Happy birthday cici! make a wish dulu ya"

Gracia langsung memejamkan matanya dan memanjatkan doa, setelah itu ia langsung meniup lilinnya satu persatu.

"Yeay, happy 24th ya ci" ucap Zee menyimpan kue itu lalu mengecup pipi Gracia sekilas.

Gracia menerimanya dengan senang hati namun sepertinya ada yang aneh, karena ia merasakan kecupan dari sang adik itu terasa sedikit panas. Telapak tangan Gracia berhasil menyentuh kening Zee dan ia spontan melebarkan matanya.

"Zee kamu demam ini ih kok ga bilang" cemas Gracia dengan tangannya yang masih sibuk mengecek dahi hingga leher Zee.

"Ih cici aku gapapa" Zee menyingkirkan tangan Gracia, Zee tidak mau merusak moment indah ini.

"Kamu disana rajin minum susu kan, Zee?" tanya Gracia menatap Zee intens.

Zee menggaruk tengkuknya dan menggeleng pelan.

"Ngga enak ci, suer deh" ucapnya pelan.

Gracia menghela nafasnya lalu menarik Zee untuk di peluknya. "Udah berapa kali cici bilang kan kamu itu harus rajin minum susunya ih, jangan bikin cici takut sayang.." lirih Gracia.

"Ssstt... cici gausah mikirin yang aneh-aneh ya"

"Yaudah yuk istirahat dulu, kamu pasti ngantuk kan"

"Belum ci, aku masih punya sesuatu buat cici" ucapnya sambil melepaskan pelukannya dan mengambil sebuah surat di tas selempangnya.

"Taraaa!" tunjuk Zee pada surat nya.

Mata Gracia ikut berbinar melihatnya. "Apa itu?" tanyanya penasaran.

"Mau cici yang baca sendiri atau aku yang bacain?"

"Bacain dong"

"Oke, ekhem" Zee berdehem untuk menetralkan suaranya supaya lebih enak didengar.

Zee mulai membuka suratnya dan membacanya.

_isi surat zee;

Happy birthday cici aku!
di ulang tahun ke 24 ini semoga cici panjang umur dan di berikan kesehatan terus ya biar cici bisa jagain aku terus hehe, selalu tampilin senyum cici yang cantik itu yaa aku suka banget soalnya.

jangan terlalu nyibukin diri ya ci, cici juga harus selalu inget bukan diri aku aja yang di sayang tapi diri cici juga, aku ga suka ya kalo liat cici sakit aku juga ga suka kalo liat cici nangis. oh ya, aku tau kok cici suka cengeng kalo aku mau di bawa sama orang tapi cici tenang aja karena aku udah pasti pilih cici, cici itu udah punya tempat spesial sendiri di hati aku bukan karena cici itu cicinya aku tapi cici itu udah jadi dunianya aku.

aku sayang banget banget banget sama cici aku juga bangga banget sama cici, cici itu hebat. cici yang selalu sabar nasehatin aku dan ngadepin sikap juga tingkah aku yang kayak gini. intinya, makasih ya cici udah jadi cici yang baik, perhatian, selalu ada buat aku pokoknya yang selalu tulus ngelakuin apapun buat aku dan pastinya tulus banget sayang sama aku.

aku harap kita bisa kayak gini terus ya ci dan semoga cici di beri lebih banyak kebahagiaan untuk sekarang dan untuk di masa depan nanti. once again, happiest birthday to my best cici in the world and i love my cici!♡


Gracia mendengar semua perkataan Zee dalam surat itu sejak paragraf pertama ia sudah meneteskan air matanya tapi ia hanya diam dan terus mendengarkan.

Zee menegakkan kembali wajahnya dan melihat Gracia yang masih meneteskan air matanya sedang menatap ke arahnya.

"Ihh ko nangis?! Aku ga suka ya liat cici nangis" Zee menghapus air mata Gracia dan memeluknya.

"Gimana ga nangis sih, adek gue makin pinter ungkapin sesuatu" ucap Gracia dalam hati, ia sungguh terharu sekali mendengarnya.

"Makasih banyak yaa sayangku cintaku, adik cici satu satunya dan akan selalu menjadi nomor satu bagi cici" Gracia masih terisak dan mengeratkan pelukannya.

Zee tersenyum. "Tapi maaf ci, aku ga sempet beliin cici hadiah"

Gracia menggeleng. "Kamu ada disini aja cici udah seneng banget Zee, kan itu yang cici mau" ucap Gracia seraya mengusap lembut tangan Zee.

"Kamu dingin sayang, yuk istirahat dulu yuk" ajaknya sambil melepaskan pelukannya.

Zee yang memang sudah lemas pun malah mendudukan dirinya di pangkuan Gracia dan melingkarkan kakinya serta tangannya yang mengalung di leher Gracia.

"Gendong ya" ucapnya pelan membuat Gracia terkekeh kecil.

"Iya sayang"

Gracia menyempatkan untuk menyuap sesendok kue yang ia potong sendiri serta melipat kembali surat yang di buat Zee dan ia masukkan ke dalam tas miliknya.

"Nanti kita makan kue nya bareng-bareng ya" ucap Gracia sambil mehanan bobot Zee saat ia mulai berdiri dan berjalan menuju kamarnya.






























terharu sendiri ngetiknya🤧🤧

surat zizoy aku tambahin vn zee pas sts ci gree

see u

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang