29

5.4K 391 14
                                    

Sudah dua jam Zee berbaring di kasurnya namun Gracia masih belum menghampirinya, biasanya jika sudah bersih-bersih Gracia akan langsung mengistirahatkan dirinya dengan Zee, sudah bosan dengan handphone nya juga Zee beranjak untuk ke kamar Gracia saja.

Ternyata Gracia sedang berbaring di kasur.

"Cici" panggil Zee sambil menutup pintu kamar Gracia.

"Ci gre cape ya?" tanya Zee yang sudah duduk di kasur itu.

"Maaf ya ci, aku tau cici pasti cape"

Tangan Zee terulur merapikan rambut Gracia yang menjuntai hingga menutupi wajahnya, tapi beberapa saat kemudian Zee di buat kaget kala melihat wajah pucat bahkan sangat pucat milik Gracia.

Tangannya menyentuh dahi Gracia, matanya membelak saat telapak tangannya terasa panas sekali. "Cici demam" guman Zee panik.

"Ci, bangun dulu yuk ci minum obat" ucap Zee sedikit menepuk nepuk pipi Gracia namun Gracia tak merespon sama sekali, Zee sudah bisa menebak bahwa Gracia pingsan.

Panik, Zee panik sekarang di rumahnya sedang tidak ada siapa siapa, bi Ida sedang pulang kampung hingga tak ada pilihan lain Zee akan meminta bantuan Shani.

Matanya cepat sekali menangkap sebuah ponsel yang tergeletak di samping bantal, dengan cepat Zee mengambilnya dan mulai mencari kontak Shani.

Setelah menemukan Zee memencet tombol call dan tak butuh waktu lama Shani mengangkatnya.

"halo kenap-"

"Hiks ci tolongin ci gre ci"

"zee? gracia kenapa sayang?" tanya panik Shani di sebrang sana.

"Ci gre demam terus sekarang pingsan, Zee minta tol-"

"cici otw sekarang"

Sambungan terputus, Zee menyimpan handphone Gracia dan menatap kembali Gracia sambil menangis.

Hingga kini Gracia sudah di tangani oleh dokter, Zee dan Shani sedang menunggunya di depan ruang Gracia di rawat.

"Ci, ci gre ga kenapa napa kan?" tanya Zee dengan isak tangisnya.

Shani menatap sendu Zee. "Ssstt kamu tenang ya... Cici kamu gapapa kok, dia kan kuat" jawab Shani menunjukkan senyumannya.

"Aku takut cici kenapa napa hiks, aku takut ci" Shani membawa Zee ke dalam pelukannya dan mengusap lembut kepala zee.

"Ssstt tenang Zee e, kita tunggu kabar dari dokter dulu ya sayang" ucap Shani menenangkan.

Tak lama dari itu seorang dokter wanita keluar, Shani dan Zee serempak berdiri dan menghampiri dokter.

"Keluarga pasien?" tanya dokter.

"Iya, bagaimana keadaannya?" jawab Shani.

"Mari ikut saya ke ruangan" dokter itu mendahului berjalan diikuti oleh Shani dan Zee.

Shani duduk bersama Zee tepat di hadapan dokter wanita itu, dokter itu menatap Zee lumayan lama lalu mengarahkan pandangannya pada Shani.

"Dia?" tanya dokter itu menatap pada Shani, ia sedikit ragu menjelaskan karena melihat Zee  seperti masih kecil.

Shani mengerti, lalu memberi tahu dokter itu. "Dia adik pasien, beri tau kami saja"

Dokter itu mengangguk. "Pasien hanya kelelahan saja, tapi sepertinya sebelum dirinya demam dia berendam diri cukup lama hingga membuat tubuhnya sangat dingin hingga melemah"

"Dan-"

"Dan apa?" potong Shani tak sabaran.

"Dan pasien terlihat sekali banyak pikiran serta pola makan dan tidurnya tidak teratur. Itu yang membuat daya tahan pasien tidak stabil"

MY CICI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang