Episode 11

2.7K 157 2
                                    

Xaverius Zen Qin adalah seorang anak berbakat dibidang ilmu sihir. Kemampuannya sudah tidak diragukan lagi hingga ia diangkat menjadi ketua penyihir menara diusia yang masih muda yaitu 15 tahun.

Saat Zaquen menempati posisi Raja, Zaquen diam-diam meminta pertolongan Xaverius untuk mengungkapkan dalang dibalik kematian orangtuanya. Hanya mereka berdua yang tahu tentang kejadian janggal itu. Xaverius pun membantu Zaquen dari semenjak itu hingga sekarang.

Namun saat itu jejak sihir hitam mulai menghilang, mereka terus mencari keberadaannya lagi hingga 5 tahun kemudian atau sampai saat ini dia baru muncul lagi kepermukaan.

Xaverius dan Zaquen merasa sudah dapat titik terang kembali. Dan mereka yakin bisa menangkap pelaku itu saat ini.

...

"Aku kembali kehilangan jejaknya! Tapi jika dia sudah muncul seperti ini, sudah dipastikan dia akan muncul lagi dikemudian hari. Sebaiknya aku kembali ke menara karena hari sudah gelap." Xaverius pun menghentikan pencariannya.

"Sebelum kembali ke menara ada tempat yang harus aku kunjungi terlebih dahulu."

...

"Jalan-jalan malam di taman seperti ini ternyata sangat menyenangkan." Celine sedang ber jalan-jalan di taman bunga milik keluarganya.

"Karena banyak penerangan jadi suasananya tidak menakutkan."

Srakkk...

"Siapa disana?" Terkejut Celine

Lalu seseorang dari kegelapan malam muncul, berjalan menghampiri Celine.

"Xaverius?" Gumam Celine

"Selamat malam tuan putri?"

"Ada keperluan apa kamu datang selarut ini?"

"Aku hanya kebetulan lewat, lalu percakapan kita tadi sore belum selesaikan?"

Benar juga ini kesempatan aku untuk bertanya apa maksud perkataannya tadi sore.

"Jadi, apa yang kamu tahu tentang aku?" Celine langsung to the point

"Jangan terburu-buru begitu putri. Bagaimana kalau kita cerita sambil berjalan-jalan bersama?" Tawar Xaverius

"Aku hanya tidak mau membuatmu terlalu lama disini karena ini sudah larut, tapi sepertinya kamu memang sedang tidak buru-buru."

"Lalu putri sendiri apa masih belum mengantuk? Bukannya ini sudah larut?"

Aku sudah biasa bergadang pada kehidupan sebelumnya, jadi ini sama sekali tidak masalah.

"Tidak, aku belum mengantuk. Makanya jalan-jalan keluar."

"Baguslah jadi tidak ada alasan salah satu dari kita harus pergi cepatkan?"

"Hmm"

"Ayo kita jalan-jalan kearah sana" Xaverius menunjuk arah menuju ke jembatan air mancur.

Mereka berdua pun bejalan-jalan bersama sambil membicarakan hal ringan.

Saat aku berjalan dengan Xaverius aku merasa ada lapisan tak kasat mata berada diantara kita.

"Apa kau menyadarinya?"

"Apa?"

"Aku membuat sihir tak kasat mata diantara kita, jadi orang lain tak akan dapat melihat kita."

"Aku sudah merasakannya sejak awal, ternyata benar ya."

"Kepekaanmu terhadap sihir ternyata bagus. Aku rasa sekarang pun kamu bisa mengendalikan sihir."

"Apa aku punya kemampuan itu?"

"Yang dulu tidak, tapi yang sekarang iya."

"Apa kamu sudah tahu bahwa aku bukan berasal dari dunia ini?"

"Kau menyadarinya dengan cepat rupanya." Senyumnya

"Aku sudah curiga dari awal, ternyata benar ya?"

"Aku mampu melihat masa depan seseorang lewat mimpiku. Dan untuk kasusmu ini adalah yang paling langka. Aku baru menemukannya setelah sekian abad berlalu."

"Sekian abad? Ahh iya aku lupa jika kamu adalah makhluk abadi."

"Sepertinya kamu juga sudah tahu semua situasi di dunia ini termasuk mengenal orang-orang di dalamnya."

"Yah begitulah. Ini memang terdengar tidak masuk akal, tapi aku tahu kalian semua dari sebuah cerita kartun di duniaku."

"Bisa jadi sekarang cerita itu sudah berubah karena jiwamu masuk kedalamnya. Yang kamu ketahui sekarang tentang cerita itu sudah berbeda, mekipun kamu masih mengingat tentang tokoh-tokohnya."

"Aku pun merasa begitu, ada banyak hal yang berbeda terjadi, semuanya berbeda dari yang aku tahu."

"Itu sudah pasti, lalu tentang aku ini makhluk abadi tidak ada orang yang tahu selain dirimu, jadi jangan beritahu orang lain."

"Baiklah, lalu ini juga bukan wujud aslimu kan?"

Xaverius tersenyum, lalu tubuhnya tiba-tiba berubah lebih tinggi dan baju yang ia kenakan pun berubah, wajahnya bertambah lebih dewasa dan Rambut panjang hitamnya masih sama sepanjang pinggangnya.

Astaga ketampanannya di luar nalar, aku sampai tak berkedip melihatnya.

"Ini wujud asliku." Suaranya lebih berat dari sebelumnya.

"Aku tidak yakin itu wujud aslimu, harusnya kan wujud kakek-kakek tua karena usiamu sudah berabad-abad." Kekeh Celine.

"Haa aku menolak tua, ini wujud dewasa ku. Aku juga bisa berubah wujud jadi anak-anak."

"Itu sangat mengagumkan. Tapi apa ganti yang harus kamu bayar atas keabadian ini?"

"Cinta"

"Cinta? Apa maksudnya kamu tidak akan pernah merasakan cinta?"

"Ya seperti itulah."

"Berarti kamu jomblo dari berabad-abad lalu? Hahah ternyata ada yang lebih parah dariku."
Tawa Celine

"Jomblo?" Tidak paham Xaverius.

"Ah sudahlah itu bahasa duniaku, kamu tidak akan mengerti."

Lebih baik jangan mengerti sih nanti tersinggung haha.

...

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang