Episode 34

812 48 0
                                    

Pasar Kerajaan

Disana ramai seperti biasanya. Tapi meskipun begitu, keadaan pasar sangat bersih dan terawat. Tak ada satu pun sampah berserakan atau jalan becek atau bau tidak sedap yang tercium.

Disana merupakan pasar idaman bagi semua orang dikehidupanku dulu. Benar-benar sangat bersih dan higienis. Aku jadi betah berlama-lama disana karena saking nyamannya.

"Nona, ada yang mau anda beli?" Friz

"Hmm, kita ke toko kue terkenal yang ada disini dulu."

"Baiklah"

Mereka pun pergi ke arah toko kue terkenal disana. Saat di jalan, Celine tidak sengaja menabrak seseorang.

"Ah, maaf." Ucap Celine

Lelaki yang ditabrak Celine langsung melihat kearah Celine. Ia memperhatikan Celine sejenak lalu tersenyum ramah.

"Tidak masalah nona." Senyumnya.

"Ya ampun dia tinggi sekali. 2 meterkah?" Terkejut Celine dalam hati.

"Anda tidak papa?" Tanya Friz khawatir.

"Aku baik-baik saja." Melihat kearah Friz

" Kalau begitu kami permisi tuan." Ucap Celine pada lelaki tadi. Lalu langsung pergi duluan.

Lelaki itu hanya tersenyum sambil melihat Celine pergi menjauh.

"Akhirnya kita bertemu. Aku tidak boleh terburu-buru sekarang. Hal yang buru-buru itu tidak akan berakhir baik." Gumamnya sambil tersenyum misterius lalu pergi.

.
.
.

"Bagaimana? Kuenya enakkan?"

"Iya nona" Jawab Friz

Mereka sudah sampai di toko kue dan sekarang sedang menikmati makanan mereka.

"Putri Celine?" Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.

Laviesta?? Kenapa kita bisa bertemu lagi??

"Jadi benar ya? Kebetulan sekali kita bisa bertemu lagi disini." Senyumnya.

"Iya" Senyum terpaksa Celine.

"Tempat ini adalah toko kue langganan keluarga saya, jadi saya sering mampir kemari."

"Begitu ya."

"Ada apa ya? Aku merasa putri tidak nyaman berada di dekat wanita ini." Pikir Friz sambil memperhatikan Celine yang duduk di depannya.

"Mau saya rekomendasikan cake yang paling enak disini?" Tawar Laviesta sambil tersenyum ramah.

"Tidak perlu, kita akan segera pergi sekarang. Ayo putri?" Friz

"E.. Eh?" Terkejut Celine.

Friz menggenggam tangan Celine lalu mengajaknya keluar.

"Ka.. Kami pergi dulu." Ucap Celine sambil berjalan pada Laviesta.

Laviesta pun kebingungan saat itu.

"Kenapa tiba-tiba pergi? Lalu siapa lelaki yang bersama putri? Itu bukan tuan Cecilion atau tuan penyihir." Gumam Laviesta.

.
.
.

Setelah sedikit menjauh dari toko, Friz pun melepaskan pegangan tangannya dari Celine.

"Maaf tiba-tiba mengajak nona pergi darisana." Friz

"Tidak apa justru kau sudah menyelamatkanku. Terimakasih." Lega Celine

"Apa orang itu pernah berbuat jahat pada anda?" Penasaran Friz.

Kalau aku bilang pada Friz dia penyebab aku mati, bagaimana reaksinya ya? Haha jangan gegabah. Tidak ada yang tahu aku bukan berasal dari dunia ini selain  Xaverius. Jadi aku akan tetap merahasiakan dari semua orang. Atau aku bisa dianggap gila.

"Ohh tentu saja tidak. Aku hanya selalu gugup berada di dekat nona Laviesta. Dia orang terpintar se kekaisaran, siapa yang tidak akan merasa gugup saat bertemu dengannya kan?"

"Dia terlihat biasa saja dibanding putri." Wajah Friz berubah jadi terlihat kesal.

"Hey kenapa berekspresi seperti itu?" Kekeh Celine.

"Putri terlalu merendahkan diri. Padahal martabat putri jauh lebih tinggi dibandingkan denganya."

Haha dia kesal karena aku terkesan merendahkan diriku sendiri dari Laviesta? Padahal itu hanya alasan. Tapi itu ada benarnya juga sih. Terkadang aku lupa, aku bukan lagi rakyat biasa tapi aku adalah putri dari duke terkenal di kerajaan ini.

"Sudahlah lupakan itu. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?" Lebih baik aku mengalihkan topik saja.

Dugg

Ada seorang anak kecil menabrak Friz.

"Maafkan saya, saya tidak sengaja tuan." Anak itu terlihat ketakutan.

"Phal?" Terkejut Friz.

"Tu.. Tuan tahu nama saya?" Tanya anak itu gemetar.

Friz jongkok di depan anak itu.

"Aku Friz, kakak bertopeng. Ada apa kau kesini?" Tanyanya.

"Ka..kakak?? Sa.. Saya mau membeli obat untuk ibu pengasuh." Terkejut Phal

"Apa ibu panti baik-baik saja?"

"Kesehatannya semakin memburuk." Sedihnya.

Ohh aku ingat, anak ini adalah anak yang diasuh di panti yang sama dengan Friz.

"Friz, siapa ibu panti itu?." Celine.

"Beliau adalah pengasuh Phal dan beberapa anak lainnya. Beliau sudah seperti keluarga bagiku."

"Apa kau mau mengunjunginya?"

"Ti.. Tidak, bagaimana dengan putri?"

Celine mengusap rambut Phal sambil tersenyum.

"Tidak papa, aku ingin bertemu dengan beliau juga. Apa boleh?" Senyum Celine.

"E.. Eh.." Phal terkejut begitu juga dengan Friz.

"Ayo kita membeli obat dan beberapa makanan sebelum kesana." ucap Celine bersemangat.

...

Bersambung







THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang