Episode 26

1.1K 75 0
                                    

Tidak sesuai perkiraan, ternyata alur cerita aslinya berubah semenjak kemunculan Faradilla di dunia itu. Kini tokoh utama wanita bukan lagi Laviesta tapi Celine.

Jalan ceritanya pun akan berubah tidak akan sama lagi, lalu tantangan baru akan muncul. Setiap tokoh masih memiliki karakter yang sama hanya saja jalan cerita mereka akan berbeda.

.
.
.

"Ibu, aku datang." Ia mendatangi makam ibunya, lalu membuka topeng yang tak pernah ia buka, memperlihatkan wajah tampannya dengan tanda lahir bentuk bulan sabit di kening sebelah kirinya.

"Sudah lama sekali semenjak terakhir aku mengunjungimu." Senyumnya sambil menaruh bunga diatas makam ibunya.

"Aku akan pergi ke suatu tempat, do'akan semoga aku dapat diterima disana bu." Ia terduduk ditanah sambil menatap langit.

"Entahlah, hatiku benar-benar ingin menuntunku ke tempat itu. Seperti takdir."

.
.
.

"Bagaimana?"

"Kita hanya tinggal menunggu saat bulan purnama tiba tuan. Semua persiapan sudah siap."

"Bagus,  28 hari lagi kita akan memburu gadis pilihan dewa itu." Smirknya

"Sebelum itu, apa tuan akan menemuinya?"

"Dia pasti tahu wujudku yang dulu, jadi aku akan menemuinya dengan wujud berbeda."

"Itu ide bagus tuan."

"Segera siapkan untuk penyamarannya!"

"Baik tuan."

.
.
.

"Aku ingin melindungimu dari dekat, jadi menikahlah denganku." Ucap Raja dengan nada memohon

Kenapa Raja malah mau menikah denganku?! Arrggh aku harus jawab apa?? Bagaimana jika saat Raja sudah menikahiku lalu dia bertemu dengan Laviesta kemudian jatuh cinta padanya?? Aku pasti akan di buang! Aaarrggh pikiran buruk macam apa itu!?

"Yang mulia?"

"Kenapa? Kamu mau kan?"

"Umur saya masih 18 tahun, saya belum siap untuk menikah."

"Benar juga, aku tidak mau merenggut kebebasanmu. Tapi ini cara satu-satunya supaya kamu berada dekat disisiku. Aku ingin selalu melindungimu."

Niat dia baik, tapi menikah bukan hanya melindungi kan? Ada tanggung jawab besar didalamnya. Lalu aku belum siap menikah. Aku harus memastikan dulu apakah Raja benar-benar tidak akan tertarik pada Laviesta? Itu adalah misiku sekarang.

"Apa yang mulia mau menunggu sebentar lagi? Sampai saya benar-benar siap?"

"Ini pertama kalinya aku ditolak oleh wanita. Tapi itu sepadan, mungkin ini karma untukku karena tidak pernah memperhatikanmu sebelumnya." Senyum ketirnya.

Kasian juga, tapi aku tidak ada pilihan lain. Lagi pula hanya orang bodoh yang menolak laki-laki setampan dia!! Aarrgh aku orang bodoh itu!

.
.
.

Akhirnya aku bisa pulang juga dari istana. Jangan tanya gimana caranya, karena Raja mati-matian memintaku jangan pulang tapi aku berhasil membujuknya dengan sebuah ciuman dipipi khukhukhu.

"Huh hari ini banyak hal mengejutkan, selanjutnya akan ada hal apa lagi ya?" Gumam Celine sambil menyenderkan tubuhnya di kursi kereta kuda. Ya saat ini Celine sedang dijalan pulang dari istana.

Tanpa Celine sadari ada seseorang yang memperhatikannya dari atas pohon sambil mengikuti arah kereta dengan hati-hati.

Beberapa saat kemudian kereta kuda Celine sampai di kediaman Duke Claude.

Saat Celine keluar dari kereta kuda ia mendengar keributan diluar gerbang.

"Ada apa disana?"

"Ada pria bertopeng ingin menemui putri tapi penjaga mencegahnya." Terang penjaga.

Friz? Kenapa dia datang kemari?

"Biarkan dia masuk!"

"Baik nona."

Lalu 2 pengawal membawa Friz masuk sambil memegang kedua tangannya.

"Putri, dia pria bertopeng yang sudah merampok kita!" Ucap Dev yang membawa Friz.

"Tidak papa, aku penasaran kenapa dia malah mendatangiku setelah kejadian tadi."

"Baik putri." Wajah Dev masih kesal pada Friz, bisa dimaklumi sih.

"Jadi ada apa kamu mencariku?" Ternyata ini kejutan selanjutnya ya.

"Barang yang telah aku ambil sudah aku berikan ke orang yang lebih membutuhkan. Lalu aku kemari untuk menebusnya dengan bekerja disini sebagai pengawal putri."

"Apa?! Mana mungkin kami mempekerjakan perampok sepertimu!" Ucap Dev marah.

Jadi dia mengikuti saranku untuk tidak berada di jalan yang salah lagi? Dia ingin menebusnya dengan mengabdikan dirinya disini. Itu hal yang bagus.

"Dev jangan begitu, jangan hanya menilai seseorang dari luarnya. Lagi pula ilmu bela diri dia bagus kan sampai bisa mengalahkanmu dan 4 pengawal lainnya dengan sekali serangan?"

"Mohon maaf tuan putri." Merasa bersalah

Friz terus memperhatikan Celine tanpa berkedip. Dia merasa sangat kagum pada sosok gadis di hadapannya itu. Pemikiran Celine menurutnya sangat bijaksana.

"Baiklah, siapa namamu?"

"Panggil saja Friz."

"Baiklah Friz, apa kamu siap mengabdikan dirimu untuk keluarga Duke Claude Franc De Alger?"

"Ya aku siap."

"Oke, Mulai hari ini kamu akan menjadi pengawal pribadiku."

"Terimakasih putri, aku akan menjalankan tugasku dengan baik." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Itu bagus, Dev sekarang lepaskan dia."

"Ba.. Baik tuan putri." Dev dan rekannya pun melepaskan pegangan tangan Friz.

"Terimakasih. Zini, antar Friz ke kediamannya. Juga sajikan makanan untuknya."

"Baik tuan putri. Mari tuan Friz?" Zini

"I.. Iya" Friz mengikuti Zini setelah melewati Celine sambil menatapnya. Celine tersenyum padanya lalu Friz pun mengalihkan pandangannya.

...

"Tuan putri sangat cantik dan baik hatikan?" Ucap Zini.

Mereka berdua sedang jalan bersama.

"Iya"

"Siapapun orang yang menemuinya pasti akan langsung jatuh cinta. Itulah pesona tuan putri Celine." Zini sangat menyanjung majikannya di depan Friz dengan bangga.

"Apa aku juga jatuh cinta?" Pikir Friz.

.
.
.

Bersambung

Terimakasih bagi yang sudah baca dan vote🥰
Jangan lupa bahagia😘

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang