Episode 16

1.6K 101 1
                                    

Menara penyihir adalah tempat penyihir-penyihir terhebat di Kerajaan berada. Tapi di tempat itu hanya ada penyihir laki-laki saja. Sebenarnya kebanyakan orang yang bisa sihir hanya laki-laki, jarang ada seorang perempuan yang memiliki kekuatan sihir.

Jika dikehidupanku sebelumnya, mungkin tempat itu seperti asrama khusus lelaki. Lalu kebanyakan dari para penyihir pun tidak memiliki kisah percintaan karena mereka banyak berdiam diri di menara sambil terus memperkuat kekuatan sihir mereka dan melindungi Kerajaan dari dalam.

.
.
.

"Oke buah-buahan sudah, sayuran hijau juga sudah, sekarang kita ke toko daging." Celine sedang membaca selembar kertas yang diberikan Xaverius.

Mereka sudah membeli sebagian bahan-bahan yang tertulis di kertas.

Awalnya Xaverius tidak akan membeli semua bahan itu sendirian, dia akan meminta seseorang di pasar untuk membelikan untuknya, lalu jika sudah selesai, Xaverius akan membayar orang tersebut. Tapi karena sekarang kebetulan ada Celine, jadi Xaverius meminta bantuannya.

"Belanja seperti ini dengan seseorang ternyata menyenangkan juga." Pikir Xaverius.

Beberapa menit kemudian.

"Akhirnya sudah selesai juga. Belanjaanya cukup banyak, gimana cara membawanya?" Tanya Celine

"Tidak perlu dibawa."

Syutt

Mereka menghilang bersama dengan belanjaanya juga.

Srakk

Angin bertiup lumayan kencang hingga membuat wajah Celine tertutup oleh rambutnya sendiri.

"Kenapa ini?" Celine menyingkap rambutnya lalu melihat ke arah depan.

"Ehh ini dimana?"

"Ketua? Anda sudah tiba rupanya." Ada suara seseorang dari kejauhan

"Ketua?" Gumam Celine

"Selamat datang di kastil menara penyihir." Senyum Xaverius.

Woahh jadi ini kastil penyihir tempat Xaverius tinggal? Sangat luas dan kesannya gelap. Apa karena banyak pepohonan dan dekat dari hutan?

"Ehh Ketua membawa seseorang?"

"Faza, dia Putri Celine yang pernah aku ceritakan."

"Senang putri bisa berkunjung kemari. Suasana disini memang agak suram tapi tidak seburuk itu." Faza adalah salah satu penyihir kepercayaan Xaverius.

"Begitu ya, aku juga senang bisa datang kemari."

"Bawa semua belanjaan ini, aku akan mengobrol berdua dengan putri."

"Baik Ketua."

Syutt

Xaverius dan Celine pun menghilang.

"Ini pertama kalinya Ketua membawa seorang gadis ke menara. Seharusnya tidak bolehkan? Sudahlah Ketua tahu aturannya sendiri."

.
.
.

"Ehh kita dimana?"

"Ini kamarku."

"Ka.. Kamar?" Terkejut Celine

"Sebenarnya aku tidak boleh membawa gadis ke menara. Jadi tempat teraman hanya disini."

Benar juga, di menara ini tidak ada perempuan kan? Semua penghuninya adalah lelaki.

"Tapi ini terlihat seperti ruangan kerja, hmm lebih ke tempat bereksperimen sih."

"Kamarnya ada diruangan sebelah."

"Ohh luas juga ya."

"Sekarang aku sedang mengembangkan sihir pelindung, ini sudah hampir selesai setelah aku memindahkan sihirnya ke benda ini." Xaverius mengeluarkan barang yang ia beli tadi di pasar.

"Sebuah cincin permata?" Ucap Celine.

"Ya" Xaverius memejamkan matanya, lalu ia melafalkan sesuatu dibibirnya.

Ada seperti gelombang cahaya masuk ke dalam berlian yang ada di cincin itu. Dan cahaya itu semakin lama semakin terang tapi Xaverius masih fokus melafalkan mantranya tanpa bergeming. Sementara Celine sedikit menutup matanya karena cahayanya terlalu silau.

Xaverius pun berenti melafalkan mantra dan cahaya di cincin itu perlahan meredup dan hilang.

"Ini pakailah, Aku sudah mengisinya dengan sihir perlindungan yang kuat." Xaverius memberikan cincin itu pada Celine.

"Te.. rimakasih tapi kenapa kamu memberikan ini padaku?" Celine mengambil cincin itu.

"Untuk melindungimu dari hal negatif."

"Aku tidak bisa bilang bahwa Celine sekarang sedang diincar oleh sesuatu. Dia pasti akan ketakutan jika mengetahuinya. Dan hidupnya pasti tidak akan merasa tenang." Batin Xaverius.

"Kamu harus selalu memakainya, jangan pernah tinggalkan cincin itu."

"Baiklah, aku akan memakainya." Celine memakaikan cincin itu di jari tengah tangan kirinya.

"Gimana? Bagus tidak?" Meminta pendapat Xaverius.

"Sangat cocok." Senyum bangga karena cincinnya pas ditangan Celine.

.
.
.

Pov saat Xaverius membeli cincin untuk Celine

Di toko perhiasan sebelum Xaverius bertemu Celine dan yang lainnya.

Aku bingung harus membelikan yang seperti apa, ini pertama kalinya aku membeli cincin untuk seorang lady. Mana yang bagus? Semuanya tampak sama saja.

Xaverius sedang melihat-lihat cincin yang ada di etalase dengan perasaan bingung.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu?"pemilik toko itu menghampiri Xaverius.

" Aku sedang mencari cincin untuk seorang wanita."

"Bolehkah saya menyarankannya?"

"Ya, pilihkan yang bagus."

"Sepertinya ini cincin untuk orang yang istimewa. Saya akan membawakan cincin teristimewa juga yang ada disini, tunggu sebentar." Pemilik toko itu pun pergi ke belakang lalu kembali dengan membawakan sebuah kotak perhiasan yang tidak dipajang di etalase.

"Ini tuan, koleksi cincin istimewa kami, silahkan dipilih." Ia membuka kotak tersebut dan didalamnya terdapat berbagai cincin yang desain nya menarik.

"Ini yang aku cari." Xaverius mengambil sebuah cincin berlian berwarna merah mengkilat.

"Pilihan yang bagus tuan, itu adalah cincin permata merah yang sangat langka, tak akan hancur meskipun terkena apapun. Untuk harganya juga lumayan." Ucap si pemilik merasa tidak enak hati.

"Segini cukup?" Xaverius memberikan sekantong emas penuh pada penjual itu.

"I.. Ini terlalu banyak tuan!!!" Teriak si penjual kaget.

Dan ya akhirnya Xaverius mendapatkan cincin itu.

Sekedar info, 1 koin emas disana setara dengan harga 100 ekor kuda.

...

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang