Episode 35

824 55 0
                                    

Setelah membeli obat dan beberapa makanan, mereka pun pergi menuju ke rumah panti.

Putri, anda terlalu baik hati pada kami yang bahkan tidak putri kenal. Dia sampai membelikan obat dan makanan sebanyak ini untuk panti. Aku sudah tidak punya alasan lagi  untuk tidak menyukai putri.

Lalu beberapa saat kemudian mereka pun sampai di panti, rumah sederhana tapi sangat bersinar karena keramahan serta canda tawa anak-anak.

"Ibu, ada kakak bertopeng dan Kakak cantik datang." Phal langsung berlari ke dalam memberitahu kedatangan mereka berdua.

"Friz?" Ibu panti mencoba bangkit dari tidurnya tapi Friz segera berlari dan mencegahnya bangun.

"Tidak papa, beristirahat saja." Ucap Friz.

"Terimakasih" Senyumnya.

Friz tersenyum.

"Kau datang bersama siapa? Nona itu sangat cantik. Apa dia kekasihmu?" Ibu panti melihat kearah Celine sambil tersenyum. Celine pun membalas senyumannya.

Bagaimana bisa ibu panti berpikiran putri adalah kekasih ku. Aku sangat malu pada putri sekarang.

"Bu... Bukan beliau adalah majikanku. Aku bekerja padanya."

"Ohh maaf ibu salah sangka ya." Tidak enak ibu panti.

"Tidak papa, bagaimana keadaan anda sekarang? Apa sudah lebih baikan?" Tanya Celine.

"Sekarang sudah lebih baik nona. Apa nona yang membeli semua obat dan makanan itu? Padahal nona tidak perlu repot-repot. Saya jadi merasa tidak enak."

"Itu bukan apa-apa. Aku senang bisa bertemu dengan orang yang dekat dengan Friz. Semua itu tidak seberapa, harusnya aku membawakan lebih banyak."

"Nona, ini sudah terlalu banyak. Anda tidak perlu melakukan itu. Kami sangat berterimakasih." Ucap Ibu panti.

Putri bahkan menghormati ibu panti. Padahal ia hanya orang biasa, seharusnya putri tidak perlu bersikap seperti itu.

"Aku senang bisa datang kesini. Boleh aku berjalan-jalan sebentar diluar?" Celine.

"Biar saya temani..."

"Tidak perlu Friz, aku akan berkeliling bersama Phal. Kamu mengobrol saja dengan santai bersama Ibu panti." Senyum Celine.

"Ba.. Baiklah."

"Kakak cantik, kami punya kebun di belakang rumah anda mau melihatnya?" Tanya Phal.

"Iya Phal, ayo."

Celine pun pergi keluar bersama Phal.

"Friz nona itu sangat baik. Dia berasal dari keluarga mana?"

"Duke Claude Franc De Alger."

"A.. Apa?! Dia berasal dari keluarga yang sangat terpandang. Tapi sikapnya sangat baik pada rakyat biasa seperti kita." Terkejut ibu panti.

"Putri Celine memang berbeda dari para keluarga bangsawan lain. Itulah kenapa aku begitu menghormatinya dan ingin selalu menjaganya."

"Apa karena alasan itu kamu pergi dari sini?" Senyum ibu panti.

"Iya, aku ingin membalas budinya. Perhiasan dulu yang aku berikan adalah milik putri Celine. Aku ingin membayarnya dengan mengabdikan diriku sebagai pengawal pribadinya."

"Baguslah, sekarang ibu tidak khawatir dengan mu lagi. Karena kamu sudah menemukan jalan hidupmu sekarang." Senyumnya.

Ibu panti benar, sekarang aku sudah punya tujuan hidup. Dan aku akan menjalani hidupku dengan tujuan itu.

.
.
.

"Phal disini sangat indah. Siapa yang merawatnya?"

"Saya dan anak-anak lain. Kami suka berkebun supaya tidak harus selalu membeli sayur."

"Meskipun masih anak-anak rasa tanggungjawab mu sangat bagus. Teruslah begitu ya supaya kamu bisa menjadi contoh bagi anak-anak lain." Senyum Celine.

"Terimakasih, saya juga belajar semuanya dari kakak bertopeng. Dia yang mengajarkan kami berkebun dan hidup mandiri." Senyum Phal.

"Begitu ya, itulah alasan kenapa dia pandai memasak dan membuat sesuatu." Pikir Celine.

"Phal ceritakan lebih banyak mengenai Friz."

"Baik!" Semangat Phal.

Seperti orang yang sedang menceritakan idolanya, Phal begitu bersemangat menceritakan tentang Friz tanpa ada satupun yang terlewat.

.
.
.

Celine sedang duduk dibawah pohon rindang. Menikmati pemandangan dan angin sepoi-sepoi yang sejuk.

"Ini tempat Friz suka menghabiskan waktu kan? Aku sering membacanya di cerita." Gumam Celine.

Apa putri sudah selesai jalan-jalannya? Dimana putri sekarang?

Friz keluar dari panti lalu melihat Celine yang sedang duduk santai di bawah pohon. Ia lalu tersenyum kemudian menghampiri Celine.

"Apa sudah selesai jalan-jalannya putri?"

"Ah Friz, ya aku sudah selesai. Tempat ini begitu nyaman dan indah. Aku menyukainya." Senyum Celine

Padahal ini hanya tempat sederhana dan jauh dari kata mewah, tapi putri bilang dia menyukainya.

"Syukurlah" Senyum Friz

"Aku mendengar banyak cerita tentangmu dari anak-anak tadi." Kekeh Celine.

Wajah Friz langsung memerah karena malu.

"A.. Apa yang mereka bicarakan tentang aku?"

"Rahasia, haha" Tawa Celine.

"Apa mereka membicarakan hal yang aneh-aneh?" Malunya

"Aku bilang rahasia. Kenapa reaksimu jadi begitu?" Kekeh Celine sambil melihat Friz yang memalingkan wajahnya.

"Ti.. dak papa. Putri, ini sudah sore bagaimana kalau kita pulang?"

"Yahh padahal aku masih ingin disini." Sedih Celine.

"Tuan Cecilion pasti khawatir. Jadi ayo kita pergi sekarang."

"Hmm baiklah, sebelum itu kita pamitan dulu pada yang lain."

"Baik putri."

Mereka pun berpamitan pada ibu panti dan anak-anak. Celine juga memberikan beberapa koin emas pada ibu panti. Tentu saja ibu panti yang menerimanya sangat terkejut. 1 koin emas adalah seharga 100 kuda.

Setelah berpamitan, Celine dan Friz pun pulang dari panti.

Wajah Celine selalu tersenyum setelah pulang dari panti dan Friz dapat melihatnya.

Putri tak berhenti senyum setelah pulang dari panti. Apa bertemu mereka begitu menyenangkan menurut putri?

.
.
.

Bersambung









THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang