Episode 33

832 53 0
                                    

"Putri, ada surat dari yang mulia raja." Zini memasuki kamar Celine dengan terburu-buru.

"Ohh pasti itu balasan untuk surat ku waktu itu. Ternyata cepat juga datangnya." Celine mengambil surat itu lalu mulai membacanya.

Isi surat

Dari Zaquen
Untuk Putri Celine

Syukurlah hadiah ku tidak terlalu mengecawakan mu. Aku sejenak lupa bahwa sekarang putri tidak menyukai hal berlebihan lagi. Baiklah, lain kali ayo kita pergi jalan-jalan keluar berdua saja. Aku sangat menantikannya. Lalu putri bertanya tentang apa yang harus putri berikan sebagai ganti hadiah ku? Aku memikirkannya dengan penuh pertimbangan tapi jawabannya selalu sama, yaitu aku menginginkan putri seutuhnya, tidak ada lagi yang lain. Dalam waktu dekat aku akan mengajak putri pergi keluar. Persiapkan diri saja. Sampai berjumpa nanti.

...

Ya ampun, raja sangat terang-terangan sekali! Aku sampai tidak tahu harus berkata-kata seperti apa lagi. Lagi-lagi jantungku berdebar dengan kencang. Padahal aku hanya membaca surat darinya saja. Wahh ini sangat tidak baik bagi jantungku.

"Zini, aku mau jalan-jalan keluar, panggilkan Friz."

"Baik nona. Tapi apakah nona tidak akan membalas dulu surat dari yang mulia?"

"Aku bingung harus balas apa, jadi nanti saja."

"Bagitu ya, baiklah saya akan memanggilkan tuan Friz terlebih dahulu."

"Suruh dia menunggu di depan gerbang. Aku akan bersiap sebentar, lalu langsung pergi ke depan."

"Baik nona."

Zini pun pergi memanggil Friz, sementara Celine bersiap di kamarnya.

Sudah lama aku tidak pergi ke tempat ramai. Sesekali aku harus ke tempat ramai juga. Tapi tentu saja dengan penyamaran.

Celine memakai sarung tangan putih sesikut, kacamata dan topi besar supaya wajahnya tidak terlalu terlihat jelas.

Setelah selesai, Celine bergegas pergi ke depan gerbang.

.
.
.

"Ohh Friz sudah menungguku." Gumam Celine

"Friz? Sudah lama?"

"Baru saja tiba putri. Anda mau pergi kemana?"

"Pasar kerajaan. Sudah lama aku tidak pergi ke sana."

"I..itu terlalu ramai, apa tidak apa-apa?" Friz ingat bahwa wajahnya sudah dikenal disana, bukan wajah sih tapi topengnya.

Ahh iya juga Friz dulu sering mencuri dipasar dan orang-orang sudah sangat mengenal topengnya itu. Dia bahkan dijuluki pencuri bertopeng kan?

"Coba kau lepas topengmu."

"Le.. Lepas? Aku.."

"Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?"

"Tidak, aku hanya tidak pernah membuka topengku didepan siapapun."

"Kita harus ganti topengmu. Supaya tidak ada yang mengenali kamu disana."

"Ba.. Bagaimana putri tahu?"

"Dari nada bicaramu aku tahu. Cepat lepas topengmu. Lagipula hanya ada aku disini."

Friz pun dengan ragu melepas topengnya. Memperlihatkan wajah tampannya yang ia tutupi selama ini. Tanda lahir bulan sabit di kening kirinya terpampang jelas. Lalu mata merah yang indah itu terlihat berkilauan.

Ini pertama kalinya aku melihat wajah Friz tanpa topeng di dunia ini! Ternyata lebih tampan dari ceritanya! Aarrghh tampan bangett!! Sadarlah Faradilla! Semua tokoh laki-laki disini memang tampan, tapi tak ada yang bisa mengalahkan tokoh utama pria!!

"Aku akan merapihkan rambutmu untuk menutupi tanda lahir itu, lalu pakailah kacamata hitam ini." Celine membantu merapihkan rambut Friz lalu memakaikannya kacamata.

"Wahh penyamaran yang sempurna. Tidak akan ada orang yang mengenali mu." Celine merasa puas dengan Makeover nya.

Sementara itu jantung Friz berdebar lebih kencang karena Celine berada terlalu dekat dengannya.

Blushh

Pipi putihnya memerah sedikit karena Celine memegang rambutnya, hingga dia tak bisa berkata-kata.

"Oke sudah selesai, ayo kita berangkat sekarang." Celine jalan duluan.

Friz mengikutinya dari belakang sambil menunduk malu.

Deg

Deg

Deg

"Ibu, tolong aku! Aku tidak bisa menghadapinya. Lebih baik aku membunuh 1000 monster sekarang, daripada menghadapi putri." Batin Friz merasa putus asa.

...

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang