Episode 50

590 37 4
                                    

"Sial! Rupanya sudah ada yang tahu aku masih hidup! Harusnya aku membunuhnya!" Emosi Fuzhou.

"Tuan tenanglah, luka anda akan terbuka lagi." Ucap pengikutnya karena Fuzhou tak bisa tenang.

"Apa kau tahu siapa dia? Orang yang menyerang ku?"

"Melihat dari kemampuan sihirnya, sepertinya dia bukan pemuda biasa. Dia juga membahas tentang Raja terdahulu. Apakah dia adalah penyihir agung itu?"

"Xaverius??!" Ucap Fuzhou dengan ekspresi marahnya.

"Sepertinya dia keturunannya tuan."

"Dia selalu menghalangiku saat dulu maupun sekarang. Aku tidak akan membiarkannya hidup kali ini." Fuzhou menggenggam erat tangannya.

...

FYI Xaverius adalah nama ketua penyihir turun temurun kerajaan Verance. Untuk menyembunyikan rahasia bahwa Xaverius adalah makhluk abadi yaitu dengan cara Xaverius berpura-pura meninggal lalu dia akan kembali lagi dengan wujud anak-anak atau remaja dan mengaku sebagai keturunan Xaverius sebelumnya. Namanya tak pernah berubah dari masa ke masa. Masyarakat yang mengetahui arti namanya menyebut nama Xaverius dipakai secara turun temurun oleh pewaris selanjutnya penyihir agung. Singkatnya, orang bernama Xaverius sudah dipastikan adalah ketua penyihir berikutnya dan seterusnya. Lalu masyarakat juga meyakini bahwa ingatan Xaverius dahulu dengan sekarang terhubung, itulah mengapa Xaverius bisa mengetahui semua hal tentang masa lalu dan masa kini.

...

"Jadi kenapa kamu bisa terluka separah itu? Cepat ceritakan kepadaku!" Tidak sabar Celine.

"Kita baru saja selesai sarapan, tapi nona ini sangat tidak sabaran." Senyum Xaverius sambil menatap Celine.

Mereka bertiga sarapan di kamar Celine karena ingin membahas hal ini.

"Aku juga penasaran jadi cepat ceritakan saja." Tambah Cecilion.

"Adik kakak memang tidak ada bedanya ya." Kekeh Xaverius.

"Baiklah-baiklah aku akan menceritakannya." Ucap Xaverius santai.

Cerita pun dimulai

Saat itu aku baru pulang menyelesaikan tugasku. Anak buahku Faza sudah aku suruh pulang duluan. Lalu aku pulang sendiri sambil menyusuri hutan belantara.

Aku menemukan seekor rusa mati yang darahnya seperti dihisap habis. Tidak salah lagi itu adalah perbuatan Fuzhou.

Aku pun mengikuti jejaknya sampai aku akhirnya berhasil menemukan Fuzhou. Dia memakai wujud baru, bukan dengan wujud pangeran Fuzhou sebelumnya.

"Akhirnya aku menemukan mu." Ucap Xaverius dari belakang Fuzhou.

"Siapa kau?" Fuzhou langsung melihat kebelakang dan menatap Xaverius.

"Tidak penting siapa aku, yang jelas Raja Antonio pasti ingin bertemu dengan anaknya kembali setelah ia tiba-tiba bangkit dari kematian." Xaverius langsung menyerang Fuzhou dengan sihirnya. Tapi Fuzhou mampu membaca pergerakannya dan berhasil menghindar. 

Aku dan Fuzhou saling beradu kekuatan dan berkelahi fisik juga.  Hingga kami masing-masing mengalami luka serius. Dia langsung melarikan diri karena sudah terpojok olehku.

"Dan aku tiba-tiba teringat denganmu lalu langsung pergi menemuimu." Ucap Xaverius sambil menatap Celine.

"Jadi benar seperti dugaanku. Aku juga sudah menduga kamu bertarung dengan pangeran Fuzhou sebelumnya. Lain kali jangan gegabah lagi!" Timpal Celine.

"Yaa aku melawannya karena tahu dia tidak sekuat dulu. Tapi ternyata aku sedikit keliru. Kekuatan fisiknya tidak selemah sihir hitamnya sehingga dia mampu memojokkan ku juga."

"Ah ya lupakan itu, aku baru tahu sekarang nona ini sangat hebat sekali dalam ilmu pedang? Bahkan mampu mengalahkan yang mulia raja?" Goda Xaverius.

Cecilion yang mendengarnya sedikit kebingungan dan lebih menunjukkan ekspresi kaget.

"Apa maksudnya? Kamu mengalahkan yang mulia?" Tanya Cecilion penuh tanda tanya.

"Sebenarnya saat kakak pergi, aku berlatih ilmu pedang bersama Friz." Ucap Celine.

"Kenapa tidak menceritakan padaku lebih awal?"

"Maaf aku lupa. Aku juga ingin berlatih dengan kakak dulu. Tapi kakak tak kunjung pulang. Jadi aku banyak berlatih pedang bersama Friz. Dia guru yang baik, tidak seperti seseorang." Ucap Celine sambil menatap bergantian Cecilion dan Xaverius dengan kesal.

"Ada apa dengan tatapanmu itu??" Kaget Cecilion.

"Yaa kenapa aku juga ditatap seperti itu??" Kaget Xaverius.

"Pikir sendiri! Aku sudah selesai sarapan." Celine pun bangun dari duduknya lalu keluar kamar meninggalkan mereka berdua yang masih terpatung memikirkan dimana letak kesalahan mereka.

"Ahh ya aku selalu mengajak Celine bercanda saat latihan dan kurang serius melatih ilmu berpedangnya." Pikir Cecilion.

"Apa karena aku selalu terlambat memberitahu dia bagaimana cara melakukan teknik-teknik sihir? Seharusnya aku membimbingnya dari awal kan? Tapi aku tidak melakukannya." Pikir Xaverius.

"Celine tunggu kakak!"

"Kenapa kau tiba-tiba keluar?"

Cecilion dan Xaverius pun menyusul Celine setelah merenungi letak kesalahan mereka.

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang