Episode 45

627 43 2
                                    

"Berapa lama lagi aku harus menunggu dihutan belantata ini? Aku ingin cepat mendapatkan kekuatan itu. Arggh ini sudah sangat membosankan!" Marah Fuzhou.

"Tuan, 2 minggu lagi bulan purnama akan tiba. Harap bersabar dahulu." Ucap pengikutnya.

Fuzhou menghela nafas. "Aku akan keluar untuk berburu."

"Baik tuan."

Harus berapa lama lagi aku menunggu? Setelah 5 tahun kebangkitan ku, aku belum mampu mengumpulkan kekuatan sihir. Dan sihir terakhir yang aku punya telah aku gunakan untuk membunuh Fazura dan istrinya. Satu-satunya yang bisa sedikit memulihkan sihir hitamku adalah meminum darah binatang liar di hutan.

Fuzhou pun pergi dari persembunyiannya dihutan menggunakan sihir hitamnya.

Aku mendapatkan mangsa, setidaknya itu cukup untuk sihir ku selama beberapa minggu.

Fuzhou memperhatikan seekor rusa besar di depannya. Dengan sihir percepatannya ia berhasil menangkap rusa itu lalu menghisap darahnya.

Setelah selesai ia mengelap bibirnya yang penuh darah dengan sapu tangan lalu mulai berdiri.

Sepertinya aku harus jalan-jalan sekarang. Apa aku temui lagi gadis itu? Senyum misteriusnya.

.
.
.

"Nona, kebetulan sekali kita bertemu lagi setelah yang terakhir kali. Bagaimana kabar anda?" Tanya Laviesta sangat ramah.

"Kabarku baik, bagaimana dengan anda nona Laviesta?" Celine sengaja menyebut namanya sambil menekankan nadanya.

Raja yang sedari tadi diam lalu menurunkan kacamata hitamnya.

"Saya juga baik, Ohh..." Laviesta terkejut saat melihat ke arah Raja. Sepertinya dia mulai menyadari bahwa orang yang bersama Celine adalah Raja Verance.

"No.. Nona anda bersama?"

"Benar seperti yang anda pikirkan, jadi jangan terlalu terkejut. Kami sedang menyamar sekarang." Ucap Celine.

Kenapa Raja hanya diam saja? Dia tidak berkata apapun.

"Mau pesan sekarang? Biar aku yang pesankan. Kalian mengobrol saja disini." Ucap Raja sambil melihat kearah Celine.

"E.. Eh tidak apa.."

"Aku juga tidak papa." Senyum Raja sambil mengelus puncak kepala Celine lalu pergi kearah kasir dengan memakai kacamatanya kembali. Celine terkejut dengan perlakuan Raja terhadapnya.

Laviesta yang melihat pemandangan itu pun sangat terkejut. Dia bertanya-tanya dari kapan Raja dan Celine punya hubungan sedekat itu?

"Ahh ya saya harus cepat kembali ke rumah nona, keluarga saya menunggu roti ini. Saya harap nona bersenang-senang disini"

"Baiklah, terimakasih." Jawab Celine

"Saya pamit nona." Ucapnya tersenyum lalu pergi dari toko itu sambil membawa keranjang berisi roti.

Raja tidak bereaksi apapun terhadap tokoh utama wanitanya dan dia malah bersikap manis kepadaku. Arrghhh jadi aku tidak perlu ragu lagi untuk menerima tawaran menikah dari Raja? Begitu? Tapi kata menikah terlalu asing bagiku. Lalu aku juga tidak akan bisa bertemu keluargaku, Friz ataupun Xaverius lagi kan? Aku masih butuh waktu. Lagipula aku masih berusia 18 tahun. Oke tenang jangan terlalu buru-buru. Nikmati saja hidupku sekarang.

Setelah menenangkan pikirannya Celine pun berjalan kearah Raja.

"Sudah selesai mengobrolnya?" Tanya Raja.

"Iya sudah, nona Laviesta sedang terburu-buru tadi." Jawab Celine.

"Aku juga sudah selesai memesan menunya. Ayo kita tunggu dimeja sana." Raja menunjuk meja yang dekat dengan jendela.

"Baiklah."

Mereka pun berjalan kearah sana lalu duduk berhadap-hadapan.

"Jadi dia wanita itu?" Ucap Raja tiba-tiba.

"Ehh?" Bingung Celine.

"Wanita yang dulu kamu bilang adalah kekasihku. Aku bahkan baru melihat wajahnya sekarang."

"Ahh i.. Iya." Duhh malu banget kalo ingat tentang hari itu.

"Menurutku dia tidak se istimewa dan secantik dirimu."

Deggg

Aaaaaa kaget!! Jantungku langsung berdebar dengan kencang.

"Permisi tuan dan nona ini pesanan anda." Para pelayan membawakan beragam kue ke meja mereka.

"I... Ini terlalu banyak." Terkejut Celine.

"Tuan memesan semua menu nona, jadi kami membawakan semua kue yang ada disini."

"E... Ehh??" Celine menatap Raja dengan wajah kaget sementara Raja hanya tersenyum tenang.

"Aku tidak tahu yang mana kue favorit mu, jadi aku memesan semuanya." Ucapnya dengan enteng.

Celine kehabisan kata-kata.

Brakkk

"Gempa bumi!" Semua orang heboh karena tanah bergetar. Terdengar suara ledakan yang sangat besar juga tadi tapi mungkin karena jaraknya jauh jadi tidak terlalu terdengar jelas, tapi getarannya terasa sangat besar dan masih berlanjut.

Raja langsung berdiri dan melindungi Celine dengan cara memeluknya.

"Ini berbahaya! Lindungi kepalamu." Celine terkejut dengan perlakuan Raja.

"Kenapa tiba-tiba bisa ada gempa?" Heran Raja sambil masih memeluk Celine dan melindungi Celine dengan tubuhnya.

Aaaaaa dekat bangett!!


Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang