Episode 44

665 42 0
                                    

Selama seminggu ini Cecilion sedang berada di sebuah rumah seorang penduduk yang tidak memiliki gelar bangsawan tapi ia adalah seorang kepala desa di daerahnya. Ia menginap disana untuk menyelesaikan urusannya yang kebetulan dekat dari rumah itu. Tidak ada penginapan disekitar sana yang dekat dengan pekerjaan bisnisnya. Jadi Cecilion terpaksa menginap di salah satu rumah warga dan menggunakan identitas palsu dengan nama Hans. Cecilion tidak ingin jika sampai ada orang sekitar sana yang mengetahui bahwa ia adalah keluarga Duke terhormat karena akan merepotkan menurutnya.

"Tuan berhati-hatilah terhadap orang-orang disini. Mereka bisa melakukan apa saja jika ingin mendapatkan sesuatu. Lalu jangan minum apapun yang kakak saya bawa hari ini. Ini demi kebaikan tuan." Ucap seorang anak perempuan berumur 12 tahun.

"Zelina, terimakasih kau anak yang baik. Aku akan berhati-hati jadi jangan khawatir."  Senyum Cecilion.

.
.
.

"Gawat! Kak Viona sudah membuat tuan Hans tak sadarkan diri. Sekarang bagaimana aku akan menolong tuan?" Gumam seorang gadis yang mengintip dari balik pintu.

"Padahal aku sudah bilang pada tuan agar jangan meminum apapun yang kakak bawa hari ini."

"Katanya tuan akan hati-hati tapi kenapa malah minum itu? Ukhh aku harus bagaimana." Bingung Zelina.

"Aku harus memberitahu ayah dulu." Ucap Viona.

"Ohh kakak mau keluar, aku harus sembunyi!" Panik Zelina lalu langsung bersembunyi.

Setelah melihat kakaknya keluar Zelina diam-diam masuk ke ruangan Cecilion.

"Tuan? Tuan Hans? Bangunlah! Anda harus cepat pergi dari sini sebelum kakak kembali bersama ayah." Ucap Zelina sambil menggoyangkan tubuh Cecilion dengan perasaan panik.

.
.
.

"Ayo cepat ayah! Dia sudah tidak sadarkan diri." Viona sedang berjalan kearah kamar Cecilion bersama ayahnya.

"Iya, sabarlah kakiku sakit jadi susah jalan!"

Setelah beberapa saat mereka pun sampai didepan ruangannya Cecilion. Saat membuka pintu mereka terkejut karena tidak ada siapa-siapa di ruangan itu. Semua barang Cecilion pun sudah tidak ada. Yang ada hanya sepucuk surat diatas meja.

"Hah?! Kemana perginya dia?? Jelas-jelas dia tadi pingsan disini ayah!" Viona benar-benar terkejut.

"Ada surat!" Ayahnya mengambil surat itu lalu membacanya.

Isi surat

Terimakasih anda sudah berbaik hati menampung saya selama seminggu ini. Karena kebaikan anda, saya akan melupakan apa yang sudah putri anda perbuat pada saya. Ahh ya ucapan terimakasih saja sepertinya tidak cukup. Saya meninggalkan beberapa koin emas di dalam laci. Semoga hidup anda selalu damai.

Tertanda

Cecilion Frahans Franc De Alger

Dan diakhir Cecilion memberikan stempel milik keluarganya, yang sudah pasti semua orang tahu bahwa tanda itu adalah milik keluarga Duke Claude Franc De Alger.

"A... Ayah bagaimana ini? Ternyata tuan itu adalah pewaris Duke Claude!!" Viona ketakutan setelah membaca surat dari Cecilion.

Sementara ayahnya masih terpaku memandang surat itu, yah dirinya teramat terguncang dengan fakta yang baru ia temukan.

Sepertinya mereka tidak akan bisa hidup tenang selamanya.

.
.
.

"Zelina tenanglah." Cecilion terbangun.

"Ehh? Tuan tidak pingsan?" Terkejut Zelina.

"Aku hanya berpura-pura. Aku akan pergi sekarang. Aku juga  sudah meninggalkan surat untuk ayahmu di laci tolong berikan ya. Terimakasih Zelina kau anak yang baik." Senyum Cecilion sambil mengusap rambut Zelina.

Setelah itu Cecilion pun kabur dari rumah itu lewat jendela. Sebelum pergi dia memberikan Zelina bros permata miliknya.

"Hati-hati tuan Hans." Gumam Zelina sambil menatap Hans yang sudah menjauh. Tatapannya teralih ke bros permata itu lalu bibir kecilnya tersenyum.

.
.
.

"Yah aku beruntung karena membawa penawar racun kemana-mana. Sebelum meminum jus itu aku sudah meminum penawarannya duluan, jadi racun itu tidak berefek apa-apa dalam tubuhku. Saatnya pulang, Celine kakak datang..." Ucap Cecilion sambil berjalan dengan gembira.

.
.
.

Sementara itu di sebuah gua raksasa yang gelap

"Aaarghh ini sangat tidak adil! Raja sedang jalan-jalan berdua dengan putri Celine. SEMENTARA AKU MASIH TERJEBAK DI GUA GELAP INI!!" Xaverius mengucapkannya dengan penuh kekesalan hingga membuat gua bergemuruh oleh suara para kelelawar malam yang terbangun karena teriakannya itu.

"Ketuaa.... Tolong jangan berisik.. Waaa banyak kelelawar yang berterbangan kearah sini." Terkejut Faza.

Tapi saat kelelawar itu akan melewati mereka berdua, seolah ada dinding yang melindungi mereka hingga kelelawar tak bisa mendekat kearah mereka dan justru menabrak dinding tak kasat mata itu.

"Ohh ketua ternyata memasang dinding pelindung, pasti sih, tidak mungkinkan ketua seceroboh itu." Batin Faza.

"Faza!"

"Ya ketua?"

"Kita akan pulang sekarang." Ucapnya dengan wajah sangat serius.

"Tapi masih banyak..."

"Jangan keluar dari pelindung ini!" Setelah mengatakan hal itu Xaverius langsung menutup matanya lama sambil merapalkan suatu mantra.

"Apa ketua akan mengeluarkan sihir terkuatnya? Ini bisa gawat! Gua bisa-bisa hancur seluruhnya beserta seluruh makhluk hidup didalamnya!" Batin Faza mulai panik.




Bersambung


Terimakasih banyak bagi yang sudah baca dan vote <3 maaf yaa gak bisa bilang satu persatu, intinya saya sangat berterima kasih >_< Semoga selalu bahagia yaa jangan lupa tersenyum :)

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang