Episode 22

1.2K 76 0
                                    

"Hari ini kau akan pergi ke istana?" Cecilion

"Iya kak."

"Apa kakak ikut saja? Bagaimana kalau ada orang jahat di jalan?"

"Tidak perlu kak, beberapa pengawal sudah cukup." Senyum Celine

Kekhawatiran kakak sepertinya sekarang lebih bertambah saat mengetahui aku memiliki sihir. Maaf telah membuatmu khawatir seperti ini kak.

"Tapi.."

"Dan Xaverius juga sudah memberikan cincin pelindung ini. Aku akan aman, jadi kakak jangan khawatir." Celine menunjukkan cincin permata merah yang Xaverius berikan.

"Baiklah, kalau ada apa-apa segera lari jangan menghadapi musuh sendirian."

Aduhh kakakku ini, memangnya aku akan pergi berperang?

"Iya kak, kalau begitu aku pergi dulu ya."

"Kamu yakin aku tidak boleh pergi bersamamu?"

Hah, harus berapa kali aku bilang.

Celine rasanya ingin menyerah saja menghadapi kakaknya yang khawatiran.

.
.
.

Di pasar teramai istana

"Kejar dia! Dia telah mencuri rotiku!" Ucap pemilik toko roti sambil menunjuk seseorang yang sudah berlari kencang sambil membawa beberapa potong roti.

"Sial! Larinya cepat sekali, kita kehilangan jejaknya."

"Ada yang tahu bagaimana wajah pencuri itu?"

"Entahlah tidak ada yang tahu, karena wajahnya selalu tertutup topeng. Tapi yang jelas dia seorang lelaki."

"Ini sangat mengkhawatirkan"

Beberapa pedagang di pasar saling membicarakan pencuri itu.

Ini bukan kali pertama dia mencuri di daerah itu, dia sudah mencuri berkali-kali dan dia dicap pencuri bertopeng oleh masyarakat.

.
.
.

"Wahh kakak bertopeng sudah tiba."

Dia membagikan roti itu pada beberapa anak dipanti asuhan yang sudah hampir tidak beroperasi lagi karena terkendala biaya.

"Terimakasih banyak kak, berkat kakak kami tidak kelaparan lagi." Ucap salah seorang anak laki-laki berumur 10 tahun.

Lelaki bertopeng itu mengelus puncak kepala anak itu. Setelah itu dia melambaikan tangannya dan pergi dari sana.

"Phal ada siapa tadi? Uhuk uhuk"

"Ibu pengurus, kenapa anda keluar? Anda sedang sakit. Beristirahatlah." Anak bernama Phal menghampiri wanita paruh baya itu.

"Ibu, ini ada beberapa roti untuk kita makan. Kakak bertopeng yang memberikannya." Ucap seorang anak perempuan berumur 7 tahun.

"Ahh rupanya Friz datang kemari ya." Senyum ibu panti.

.
.
.

Di kereta kuda

"Aku sengaja berdandan seperti Celine yang biasanya. Aku rasa terlalu sederhana didepan raja kurang baik juga. Baiklah sesekali aku juga harus memperhatikan statusku yang seorang putri Duke." Gumam Celine

Ckitt..

Kereta kuda yang di kendarai Celine tiba-tiba berhenti.

"Ada apa ini?"

"Lindungi putri! Ada orang yang ingin mendekati kereta kuda!" Ucap pengawal.

Celine membawa 5 pengawal saat itu.

"Apa ada orang yang ingin mengincar ku sekarang?" Pikir Celine

Bugh

Bagh

Bugh

Setelah terdengar suara pukulan beberapa kali suasana langsung hening.

Celine pun berniat membuka pintu kereta, tapi pintu itu sudah terbuka dari luar dan muncullah seorang pria bertopeng.

"Turunlah" Ucap pria itu setelah mereka saling bertatapan beberapa saat.

Celine pun dengan tenang menuruti perintah pria itu dan langsung turun dari kereta.

Saat turun dari kereta, Celine sangat terkejut karena semua pengawalnya telah tumbang di tanah.

"Mereka tidak mati, aku hanya membuatnya pingsan." Ucapnya

"A.. Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

"Aku hanya membutuhkan perhiasan mu, berikan semuanya atau ..."

"Baik, ambillah sesukamu. Tapi jangan sakiti siapapun lagi!" Celine melepas semua perhiasan yang ia pakai kecuali cincin itu.

"Ini ambillah." Dia menyerahkan semua perhiasannya pada lelaki itu.

Lelaki itu menerimanya dengan perasaan terkejut.

"Wanita ini lebih mementingkan nyawa orang lain dibanding hartanya." Batin lelaki itu.

Setelah itu Celine langsung berlari kearah prajuritnya yang perlahan kesadarannya kembali.

"Dev kau tidak papa?"

"Sa..saya baik-baik saja putri, apa anda terluka?" Khawatir prajurit itu.

"Aku baik-baik saja."

"Dia juga mengkhawatirkan para pengawalnya seperti pada keluarga. Putri macam apa dia ini? Yang aku tahu putri bangsawan itu manja, egois, penakut, tak berperasaan." Batin lelaki itu kebingungan.

"Tunggu apa lagi? Aku sudah memberikan semua perhiasan yang aku pakai sekarang. Kenapa kau masih belum pergi? Apa kau mau mengingkari perkataanmu?" Ucap Celine tiba-tiba. Dia langsung berdiri mendekati lelaki bertopeng itu.

"Putri jangan mendekati dia, uhuk" Ucap Dev berusaha bangkit.

"Dia bahkan tak memiliki rasa takut, padahal aku sudah mengancamnya." Pikir lelaki bertopeng masih tidak bergeming diposisi berdirinya.

Kini Celine dan pria bertopeng saling bertatapan satu sama lain.

...

Bersambung

THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang