"Kecepatan serangannya diluar nalar! Tapi aku masih bisa mengimbanginya." Pikir Friz.
Tranggg
Tranggg
"Dia pandai menangkis dan menghindar juga ternyata." Batin Cecilion.
Tranggg
Pedang mereka saling beradu hingga menimbulkan efek suara yang nyaring. Para pengawal yang penasaran darimana asal suara itu pun mendatangi sumber suara. Mereka terkejut ternyata itu adalah tuan muda mereka yang sedang bertarung dengan pemuda bertopeng.
"Kelihatannya tuan muda sangat berserius sekarang."
"Benar! Ini pertama kalinya ada orang yang bisa mengimbangi kemampuan berpedang tuan muda."
"Kecepatan tuan muda saat menggunakan pedang benar-benar diluar nalar!"
"Dia lelaki bertopeng itu kan? Ternyata kemampuannya lumayan juga."
"Tapi dia hanya menghindar saja, dia belum bisa mendaratkan serangan pada tuan muda."
"Kau tahu itu sulitkan? Tidak ada pengawal disini yang berhasil mendaratkan serangan pada tuan muda!"
"Itu benar."
Para pengawal sedang membicarakan mereka berdua sambil melihat dari kejauhan karena tidak mau mengganggu.
"Hosh hosh kakak!"
"Tu.. Tuan putri? Ada apa?" Terkejut para pengawal melihat kearah belakang.
"Di.. Mana kakak?" Celine mengatur nafasnya karena dadanya terasa agak sesak.
"Tuan muda sedang bertarung dengan pemuda bertopeng." Jawab salah satu pengawal.
Celine langsung melihat ke depan dan berlari lagi.
"Tu.. Tuan putri itu berbahaya jangan mendekat!" Teriak pengawal yang melihat Celine berlari kearah dua orang yang sedang fokus bertarung secara brutal (Cecilion) tanpa memperdulikan sekitarnya.
"Haha kau boleh juga, sekarang apa kau akan bisa menghindar seranganku yang ini...." Smirk Cecilion.
"Kakak!..." Brukkk Celine terjatuh karena kakinya tersandung sesuatu.
"Celine!?" Cecilion melihat kearah Celine dengan ekspresi terkejut sehingga ia lengah terhadap Friz.
"Ini kesempatan!" Pikir Friz.
Syuttt..
Srett...
Sratt...
Friz berhasil mendaratkan serangan di lengan kiri Cecilion hingga berdarah terkena ujung pedangnya.
Cecilion tak memperdulikan lukanya dan langsung berlari kearah Celine.
"Dia tidak bergeming sama sekali saat aku berhasil melukainya dan hanya fokus pada putri Celine." Pikir Friz.
"Barusan tuan Cecilion mendapatkan luka kan??"
Pemuda bertopeng itu berhasil mendaratkan serangan pada tuan muda!"
"Itu karena tuan muda lengah!"
"Ya kau benar, tadi tuan muda sempat lengah saat tuan putri terjatuh."
"Sekarang juga tuan muda tidak memperdulikan lukanya dan langsung menghampiri tuan putri."
"Kalian ini sedang apa?! Cepat panggil dokter!"
"Benar juga! Aku akan pergi memanggil dokter." Salah seorang pengawal pun pergi memanggil dokter.
...
"Celine, kenapa kau berlari seperti itu? Itu berbahaya! sekarang mana yang sakit?" Khawatir kakaknya.
Friz pun berlari mendekat kearah Celine.
"Aku takut kakak melukai Friz." Jawab Celine sambil menangis.
"Tu.. Tuan putri mengkhawatirkan aku sampai seperti itu??" Batin Friz terkejut.
"Kenapa kau malah mengkhawatirkan orang lain, padahal kau terluka juga!" Cecilion melihat darah merembes ke gaun putih Celine dari lututnya.
"Kakak juga sama saja! Hiks hiks" Melihat kearah tangan Cecilion yang berdarah.
"Benar juga padahal tangan dia terluka tapi dia malah mengkhawatirkan adiknya. Adik kakak ini benar-benar aneh." Pikir Friz.
"Tuan, dokternya sudah datang" Zini dan dokternya tiba disana.
"Sudahlah kita obati dulu lukamu." Cecilion langsung membopong adiknya lalu mendudukkannya di bangku yang ada disana.
Dokter sedang memeriksa lukanya.
Friz memalingkan pandangannya kearah lain saat dokter menyingsingkan gaun Celine sampai atas lutut.
"Apa lukanya parah?" Tanya Cecilion
"Tidak terlalu parah tuan, saya akan mensterilkannya lalu dengan menggunakan salep ini lukanya akan cepat sembuh." Ucap dokter.
"Dok obati tangan kakak juga."
"Baik tuan putri."
...
Dan acara mengobati pun selesai.
Tangan Cecilion sudah diperban sekarang. Ini pertama kalinya dia diperban seperti itu. Yaa Cecilion tak pernah mendapat luka serius yang sampai harus membuat dia diperban sebelumnya. Jika terluka pun itu hanya luka goresan tak berarti.
"Kau menang karena aku lengah, tapi tak apa karena kau sudah berusaha aku akan memikirkannya kembali." Ucap Cecilion pada Friz.
"Ya anda benar, aku menang karena ada kesempatan. Untuk selanjutnya aku akan lebih berusaha. Terimakasih atas kesempatannya." Jawab Friz.
"Ayo Celine" Cecilion membopong Celine lagi.
"Kak aku bisa jalan sendiri kok." Malu Celine karena banyak yang memperhatikan.
"Kakimu sakit, pasti susah untuk berjalan. Sudah diam saja."
"Tangan kakak juga sakitkan!" Kesal Celine
"Tidak"
"Tuan putri benar, luka di tangan Anda bisa terbuka lagi. Biar saya saja yang mengantar putri Celine." Friz angkat bicara.
"Mana mungkin aku menyerahkan adikku pada orang tak dikenal!" Kesal Cecilion.
Srakkkk angin berhembus cukup kencang
"Ada keributan apa ini?" Tiba-tiba ada suara orang yang Celine dan Cecilion kenal.
"Xaverius?!" Terkejut mereka berdua.
"Siapa lelaki itu?" Pikir Friz.
Xaverius berjalan kearah Cecilion.
"Kalau aku? bukan orang asingkan?" Ucap Xaverius sambil mengambil alih tubuh Celine dari tangan Cecilion yang masih terkejut dengan kedatangannya.
"E.. Ehh.." Terkejut Celine yang kini sudah berada dipelukan Xaverius.
"Biar aku yang mengantar adikmu ke kamarnya." Xaverius jalan duluan sambil membopong Celine dengan tenang meninggalkan Cecilion, Friz dan semua orang yang masih mematung terkejut disana.
"Darimana datangnya orang itu?"
"Entahlah, dia tiba-tiba ada disini."
Bisik-bisik pengawal.
...
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KING OF VERANCE
FantasySeorang gadis bernama Faradilla masuk ke dalam dunia webtoon yang ia baca dan menjadi pemeran antagonis dalam cerita tersebut. Akankah ceritanya tetap sama seperti dulu atau menjadi berbeda saat Faradilla masuk ke dalam cerita tersebut?