"Apa kau sudah memberitahu yang mulia raja?"
"Fakta ini baru aku temukan sekarang. aku belum memberitahu siapa-siapa kecuali kau."
Mereka berdua sedang ngobrol di balkon kamar Celine.
"Kira-kira bagaimana reaksi yang mulia jika tahu pamannya masih hidup?"
"Ya aku juga bertanya-tanya."
Aku lebih penasaran bagaimana reaksi yang mulia, ketika mengetahui orang yang membunuh kedua orang tuanya adalah pamannya sendiri? Sihir hitam yang ku temukan 5 tahun lalu di tempat kecelakaan orangtua raja, sama dengan sihir hitam milik Fuzhou sekarang.
Mereka mengobrol sambil menatap langit malam.
"Lalu kenapa kau tidak langsung memberitahu yang mulia dan malah datang menemui adikku?"
"Aku ingin berdiskusi dengan adikmu perkara masalah ini sebelum aku menemui yang mulia."
Karena jiwanya berasal dari masa depan. Mungkin dia tahu tentang kejadian ini. Aku beranggapan begitu, sehingga aku memutuskan untuk bertemu dengannya dulu.
"Kenapa harus bersama adikku? Apa kau tidak punya orang yang bisa kau percayai selain Celine?"
"Tidak" Jawab Xaverius tanpa berpikir.
"A.. Apa? jadi kau tidak percaya padaku juga?" Terkejut Cecilion.
"Entahlah" Xaverius menjawab sambil mengangkat kedua bahunya.
"Kenapa kau bicarakan tentang kasus ini kepadaku jika kau tidak percaya padaku?" Bingung Cecilion.
"Mungkin aku sudah sediki mempercayaimu. Jadi jangan buat aku kecewa."
Cecilion rasanya senang karena sudah mendapat sedikit kepercayaan dari Xaverius.
"Baguslah, kau bisa mengandalkanku. Aku mempertaruhkan harga diriku, jika aku mengkhianati kepercayaanmu."
"Haha kau sungguh loyalitas ternyata." Tawa Xaverius.
"Yah apapun itu harus bersungguh-sungguh kan?"
"Ya kau benar. Aku juga akan bersungguh-sungguh melindungi adikmu." Xaverius melihat kearah Celine yang sedang tertidur nyenyak di dalam.
"Aku semakin yakin kau mempunyai perasaan pada adikku."
"Ehh?" Terkejut Xaverius.
"Kalau tidak, mana mungkin kau sebegitu ingin melindungi adikku kan?"
Mana mungkin aku menyukai... Tunggu sebentar! Apa aku sekarang sedang mengelak? Mungkin yang dikatakan Cecilion ada benarnya. Ini bukan hanya karena aku ingin melindunginya, tapi alasan sebenarnya karena aku tidak mau kehilangannya dirinya di dunia ini.
"Cecilion apa kau mau menerimaku jadi adik iparmu?" Kekehnya
"Mana mungkin! Celine berhak mendapat yang lebih baik dibandingkan dengan dirimu."
"Kau tahu? Perkataanmu kejam sekali." Senyum Xaverius.
"Karena terkejut, aku refleks bilang begitu. Maaf." Cecilion merasa tidak enak.
"Yahhh yang kau katakan memang ada benarnya. Aku tidak sakit hati hanya karena itu. Karena aku juga tahu diri." Ucap Xaverius enteng.
Lagi pula aku ini makhluk abadi. Jika pun aku memilikinya, aku pasti akan kehilangan dia suatu saat nanti. Dan aku akan merasakan perasaan yang sama seperti dulu lagi. Itu sangat menyebalkan. Jadi aku tidak mau mengulanginya lagi.
"Yah kau memang tak berperasaan."
"Haha kau benar!" Tawa Xaverius.
Lebih tepatnya aku tidak mau jadi orang yang terlalu perasa, karena nantinya aku akan menyesalinya jika orang itu sudah tiada.
Untuk apa membangun relasi dengan manusia yang sangat mudah mati? Itu hanya akan meninggalkan kenangan yang menyedihkan. Aku selalu berpikir begitu, meskipun kenyataannya aku sangat ingin hidup normal seperti manusia biasa.
Aku tidak ingin menaruh perasaan yang begitu dalam pada manusia lagi. Karena jika dia mati, maka aku yang akan menderita karena telah kehilangan orang yang sangat aku kasihi.
"Kau berhak bahagia Xaverius. Meskipun kebahagiaan itu hanya sebentar. Tidak ada kebahagiaan yang bertahan lama, ingat itu."
Ucapan Cecilion seakan membuka pikiran tumpulnya tadi.
"Jika kau ingin jatuh cinta, maka kau pun harus siap dengan konsekuensinya. Yaitu patah hati."
"Jika kau ingin jatuh cinta tapi tidak ingin merasakan patah hati, itu namanya tidak adil. Karena hidup itu semuanya saling berdampingan. Seperti senang dan sedih. Hidup itu harus seimbang antara baik dan buruknya. Karena jika di dunia hidup hanya kebaikan saja, maka orang-orang pasti akan terlalu bodoh menghadapi sesuatu tanpa persiapan apapun. Dalam arti lain mereka akan lemah. Dan jika mereka ditimpa keburukan, mereka akan langsung jatuh tanpa perlawanan. Karena hati mereka tidak kuat menerima kenyataan."
Tanpa sadar Xaverius terus memperhatikan Cecilion sambil menyerap kata-katanya. Ia baru sadar bahwa pemikirannya terlalu dangkal.
"Apa kau paham yang aku maksud?" Pertanyaan Cecilion membuat Xaverius tersadar.
"Ah, ya? Ya aku paham. Terimakasih nasehatnya. Sekarang aku harus pergi. Ini sudah malam." Xaverius pamit pulang
"Baiklah, kau sampaikan sendiri pada Celine beritanya besok."
"Ya, baiklah. Sampai jumpa." Setelah bilang begitu Xaverius langsung menghilang dari hadapan Cecilion.
"Yah sekarang aku tidak kaget lagi jika dia tiba-tiba menghilang, karena itu mudah baginya." Cecilion pun masuk dan menutup pintu balkon.
Ia melihat kearah adiknya yang sedang tertidur nyenyak.
"Sekarang semakin banyak orang yang menyukai adikku. Setelah Celine lupa ingatan, memang sikap orang-orang berubah drastis kepadanya. Dia semakin populer dikalangan orang-orang. Dan aku tidak bisa membiarkan itu! Awas saja jika ada yang macam-macam pada adikku satu-satunya! Aku akan langsung memenggal kepalanya!" Gumam Cecilion sambil mengepalkan kedua tangannya.
Setelah keluar dari kamar Celine, Cecilion menyuruh Zini menggantikan pakaian Celine dengan baju tidur karena dia belum sempat berganti pakaian tadi.
.
.
.Srakkk
Xaverius merebahkan dirinya diatas tempat tidur miliknya.
"Perkataan Cecilion tidak ada salahnya. Setiap manusia pasti punya pemikirannya masing-masing. Berkatnya pemikiranku sedikit terbuka. Walaupun aku masih belum terpikirkan akan melakukannya." Gumam Xaverius sambil melihat langit-langit kamarnya.
"Aku akan bicara dengan Celine dulu baru aku putuskan untuk memberitahu raja."
Xaverius bangun dari tidurnya, lalu berjalan ke arah meja kerjanya.
"Fuzhou aku tahu kau sekarang sedang mengumpulkan kekuatan. Dan aku tidak akan membiarkanmu memulihkan kekuatan sihirmu kembali." Ucap Xaverius sambil memegang kalung berlambangkan matahari ditangannya.
.
.
.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KING OF VERANCE
FantasySeorang gadis bernama Faradilla masuk ke dalam dunia webtoon yang ia baca dan menjadi pemeran antagonis dalam cerita tersebut. Akankah ceritanya tetap sama seperti dulu atau menjadi berbeda saat Faradilla masuk ke dalam cerita tersebut?