6. Can You Change?

783 83 43
                                    

Happy Reading

*.✧*.✧*.✧

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Net dengan pakaian rapih-nya, seperti jaket kulit hitam, yang biasa ia kenakan saat akan pergi balapan.

Begitu juga dengan celana-nya.

Melangkah keluar dari dalam kamar-nya, dengan kunci motor-nya ia putar-putarkan dijemari telunjuk-nya yang panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melangkah keluar dari dalam kamar-nya, dengan kunci motor-nya ia putar-putarkan dijemari telunjuk-nya yang panjang.

Dengan raut datar-nya, Net mulai menapakki anak tangga yang akan membawa-nya menuju lantai dasar.

Berharap sekali kedua orang tua-nya sudah tertidur, sebab malas sekali jiks mengingat perihal perjodohan itu.

Entah seperti apa rupa dari orang yang akan dijodoh-kan dengan-nya, Net tidak perduli.

Yang ia perduli-kan saat ini hanya-lah..

Malam ini akan pergi bersenang-senang.

Net yakin seratus persen, bahwa malam ini kalau dirinya kembali akan memenang-kan balapan ini.

“Kau mau kemana Net?”tanya sebuah suara berat.

Itu adalah suara sang ayah.

“Sial..”umpat Net didalam hati-nya.

Melihat intensitas sang ayah, tengah duduk tenang disofa ruang keluarga, dengan laptop dipangkuan-nya.

“Arena balap,”balas Net singkat, tanpa harus mengelak.

“Kau mau membuat Mommy-mu khawatir?”

Net menghentikan langkah-nya yang hampir saja sampai didaun pintu utama.

“Lalu aku harus apa Dad? Menuruti segala keinginan kalian? Tanpa membiarkan aku memberikan penolakan?”balas Net dengan menahan amarah-nya.

“Kami tidak pernah meminta-mu untuk menuruti segala keinginan kami, justru kau-lah yang selalu banyak keinginan Net, sejauh ini kami bahkan membiarkan-mu berbuat semau-mu diluaran sana, sama sekali tidak melarang-mu, sekali-pun sebenar-nya kami ingin melakukan-nya, setidak-nya untuk kali ini saja.. Bisa-kah kau menuruti keinginan kami? Itu juga demi kebaikan diri-mu sendiri!”sang ayah meledakkan semua yang dipendam didalam dada.

Jika tidak seperti ini, Net mana mau mendengar-kan mereka.

Net terdiam membatu diposisi-nya, melirik sang ayah yang masih bertindak tenang, meski-pun dalam keadaan marah.

Net tahu.. Jika sang ayah saat ini hanya sedang menahan diri, agar tidak memukul telak diri-nya.

“Aku bisa melepas-kan semua-nya dari diri-ku, tapi tidak untuk dijodoh-kan, sekali-pun itu demi aku,”balas Net.

Ia sama sekali tidak akan pernah setuju perihal perjodohan itu.

Sangat merepot-kan.

Tanpa mendengar-kan apa-pun lagi, Net bergegas keluar, kemudian bergerak naik keatas sepeda motor besar milik-nya.

𝙀𝙓 𝘽𝙪𝙩 𝙈𝙖𝙧𝙧𝙞𝙚𝙙 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang