21. How's His Face?

601 72 20
                                    

Happy Reading

*.✧*.✧*.✧

“Net.. Menurut-mu, restoran mana yang harus kita pilih untuk dinner malam ini?”tanya Valerie, meminta pendapat pada sang anak.

“Aku tidak tahu.. Jadi terserah Mommy saja..”sahut Net dengan nada malas-nya.

Decakan pelan itu terdengar dari Valerie sang ibu.

“Kau ini! Bisa tidak jangan seperti itu? Sekarang saja kau terlihat malas-malassan karena perjodohan ini, tapi Mommy yakin kau akan suka, jika sudah bertemu dengan seseorang yang akan dijodoh-kan dengan-mu!”kesal-nya.

Net menghendikkan kedua bahu-nya acuh.
“Memang-nya.. Seseorang yang menjadi pilihan kalian itu seperti apa?”

“Dia cantik,”balas Valerie cepat, sembari membayang-kan kembali wajah pemuda cantik yang tidak sengaja bertemu dengan-nya dan sang suami dipameran kala itu.

Pemuda cantik yang tak lain adalah James itu benar-benar membuat-nya ingin menjadikan-nya sebagai menantu-nya.

Untung-nya ternyata James adalah anak rekan bisnis sang suami, sekaligus teman dekat-nya.

Karena pernah melihat James dari jarak cukup jauh saat ada pertemuan bisnis beberapa bulan lalu.

“Hanya sekedar cantik?”

“Tidak, dia juga manis, kulit-nya putih sekali..”imbuh Valerie lagi.

Net mengangguk-anggukkan kepala-nya mengerti.
“Ya.. Semua perempuan, sudah pasti cantik, manis, putih.. Iya kan?”

Tuk!

Dengan penuh kasih sayang-nya yang melimpah, Valerie memukul pelan kepala Net sang anak.

“Dia bukan perempuan! Tapi laki-laki!”marah-nya.

“Hah??!! Mom.. Kau serius?”

Net menatap tidak percaya kearah sang ibu.

Sama sekali tidak menyangka jika diri-nya akan dijodoh-kan dengan seorang laki-laki..

Ia bahkan mengira akan dijodoh-kan dengan seorang gadis.

“Tentu saja serius! Memang-nya kenapa kalau dia laki-laki.. Kau tidak suka? Bukan-kah kau bisa menyukai seseorang entah itu perempuan atau-pun laki-laki? Mommy tahu bagaimana kelakuan-mu diluaran sana Net!”

“Mommy memata-mataiku?”tunding Net tidak terima.

Valerie menggeleng-kan kepala-nya cepat, tangan-nya bersidekap dada.

“Tentu saja tidak, tapi Daddy-mu..”kata-nya santai.

Net hampir saja menjatuh-kan rahang-nya.

Bodoh sekali diri-nya, sampai tidak menyadari jika sang ayah memata-matai diri-nya.

Pantas saja rentetan kalimat mengenai bagimana diri-nya ini terus saja terdengar.

“Tega sekali.. Memata-matai anak-nya sendiri,”keluh-nya kesal.

Tuk!

Pukulan itu kembali ia dapat-kan, kali ini pada bahu kiri-nya.

“Kalau anak-nya seperti kau ini tidak apa-apa!”

Net merengut tipis.
“Kalau orang itu tidak sesuai dengan selera-ku, aku tidak mau dijodoh-kan dengan-nya!”

“Tapi-kan, kami tidak menerima penolakan dari-mu Net,”

Net mengerang frustasi.
“Lalu.. Setelah itu apa? Kami akan bertunangan?”tanya-nya ingin tahu.

𝙀𝙓 𝘽𝙪𝙩 𝙈𝙖𝙧𝙧𝙞𝙚𝙙 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang