32. It Turns Out

565 69 15
                                    

Happy Reading

*.✧*.✧*.✧

“Hallo Va.. Bagaimana? Apa kata Net?”

“Net mengatakan-nya pada-ku Sa.. Kata-nya.. James masih sulit menerima perjodohan mereka.. Tapi Net saat ini masih berusaha untuk meyakin-kan James agar menerima-nya..”

Haish.. Itu juga yang James kata-kan pada-ku, dia bahkan berkata ingin-nya pasangan yang cantik, bukan yang tampan.. Padahal-kan.. Anak-ku sudah teramat sangat cantik sekali kan Va?”

“Hahaha... Benar-kah James berkata seperti itu? Haduh, anak-mu itu lucu sekali Sa, seperti-nya dia perlu kau berikan cermin sebesar mungkin.. Untuk memperlihat-kan pantulan diri-nya.. Dia itu cantik.. Jadi untuk apa memiliki pasangan yang cantik? Bukan-kah yang cantik harus berpasangan dengan yang tampan? Nah.. Anak-ku misal-nya..”

Raut Clarissa berubah serius.
“Tapi Va.. James juga sempat mengatakan alasan lain-nya kenapa dia tidak mau menerima perjodohan mereka..”

“Apa itu Sa?”

“Dia mengatakan pada-ku kalau anak-mu, bukan-lah seseorang yang baik.. Lucu sekali bukan? Dimana letak tidak baik-nya? Dimata-ku Net sangat-lah baik, bahkan aku bisa melihat seberapa keras-nya usaha-nya untuk James anak-ku.. Dan.. Maaf-kan James ya Va.. Kalau dia kesan-nya seperti tidak menghargai usaha Net.. Tapi aku yakin, tidak lama lagi dia akan menyadari.. Seberapa besar usaha Net untuk-nya..”

Valerie diseberang sana terdiam beberapa saat, seulas senyuman bangga itu terbit dibibir-nya.

Iya, dia sedikit merasa bangga, akan usaha Net sang anak untuk James..

Namun sebagian besar dari ucapan James menghilang-kan seulas senyuman itu diwajah-nya.

Karena apa yang James kata-kan benar ada-nya, jika sang anak jauh dari kata baik sebelum-nya..

Tapi ia bisa melihat perubahan sang anak, terlepas hampir satu minggu menghilang hari itu..

“Tidak apa-apa Sa.. Apa yang James katakan memang benar ada-nya.. Kalau Net anak-ku tidak sepenuh-nya baik.. Maksud-ku.. Ia sempat begitu buruk dalam bersikap, hanya saja.. Saat ini Net telah kembali seperti dulu.. Dia telah menjadi anak baik yang aku kenal.. Hm.. Mari kita doa-kan, semoga saja mereka benar-benar bisa bersama, terutama untuk James.. Semoga anak-mu menerima perjodohan ini.. Setidak-nya jangan sampai semua usaha Net berakhir sia-sia.. Lagi-pula aku sangat menginginkan James anak-mu menjadi menantu-ku..”

“Aku jadi merasa tidak enak pada-mu Va, ah benar-kah? Tapi.. Saat James mengatakan bagaimana Net.. Aku merasa.. Ada sesuatu yang mereka tutupi dari kita, maksud-ku.. Seperti-nya mereka bukan hanya saling mengenal saja seperti yang kita kira.. Mereka lebih dari itu, menurut-mu bagaimana? Aku juga mau mempunyai menantu tampan seperti Net anak-mu Va..”

Setelah-nya perbicangan itu-pun semakin berlanjut.

Banyak sekali yang dua wanita paruh baya itu bicara-kan, menyangkut anak mereka.

Dan sebelum sambungan telepon itu terputus-kan.

“Aku akan menanyakan hal ini pada teman-teman Net saja Sa.. Aku rasa.. Mereka tahu banyak soal Net diluar sana.. Semoga saja mereka juga tahu soal James.. Mengingat kedua anak kita saling mengenal..”

Lalu..

“Ah baik-lah, aku mengerti, dan.. Apa yang harus kita lakukan agar perjodohan ini berjalan mulus Va? Harus-kah kita menyusun rencana? Paling tidak.. Membuat kedua anak kita semakin saling mendekat satu sama lain.. Bagaimana menurut-mu?”

Setelah itu.. Kedua-nya mulai menyusun rencana..

Pertama-tama.. Mereka pergi menemui seseorang yang akan mempersiap-kan sesuatu yang spesial nanti-nya.

𝙀𝙓 𝘽𝙪𝙩 𝙈𝙖𝙧𝙧𝙞𝙚𝙙 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang