MINE • Walking In The Wind

372 55 5
                                    

Zara berjalan perlahan keluar hotel saat tidak ada yang mengawasi dirinya.

Ya, Dia benar-benar berhasil kabur ditengah keramaian orang-orang di dalam juga diluar hotel.

Dengan langkahnya yang tetatih, Zara berhasil sampai keluar dan kini berada di luar hotel. Gadis itu berkaca-kaca karena dirinya merasa sedikit lega namun juga masih kesakitan.

Zara langsung bersembunyi dibelakang pohon saat melihat Jay berlari keluar hotel dengan anak buahnya, Nampaknya mereka mulai mencari Zara.

Tangan Zara mulai gemetar, mengingat banyaknya anak buah Mashiho dan kejamnya mereka jika saja Zara berhasil ditangkap.

Bisa Zara lihat banyak mobil yang keluar gedung, Ada mobil Yoshi dan Haruto, lalu ada mobil Yura dan Yuta. Namun nampaknya, Mashiho belum juga keluar dari dalam.

Zara berlari dan mencegat Taxi yang lewat dihadapannya, Hingga akhirnya gadis itu berhasil masuk ke dalam taxi dan pergi dari hotel itu.

"Gressia Resident ya pak" Ucap Zara.

Taxi melaju normal, Sedangkan Zara masih panik dan terus melihat ke belakang, Takut jika kapanpun Mashiho atau anak buahnya mampu mengikutinya.

Zara meringis saat kembali merasa sakit pada pahanya, Kelakuan Mashiho kelewat brutal, seperti hewan. Zara menunduk dan kembali teringat dengan kegilaan yang Mashiho lakukan kepadanya.

Bagaimana dia menyetujui Zara, menyiksa fisik dan metalnya begitu mudah.

Zara mengepalkan tangannya, Tidak akan Zara biarkan dirinya berada dalam posisi ini, Mashiho harus mendapatkan hukumannya.

Zara beralih pada jalanan, Merasa aneh karena ini bukan jalur ke arah rumahnya, Yang sontak membuat Zara menoleh pada supir taxi nya.

"Pak, kenapa kita malah ke arah pantai? Tujuan saya bukan kesini" Ucapnya.

Supir taxi itu menepikan mobilnya tepat di depan pantai lepas yang tidak ada siapapun di sana, Lalu Zara mulai ketakutan saat tidak ada sepatah katapun yang dikeluarkan oleh supir taxi itu.

"Pak.. Kenapa.. Kita kesini?" Ucapnya.

"Gue bisa bawa lo kemanapun gue mau"

Mashiho menutup mulutnya, nafasnya tercekat saat melihat Mashiho duduk di jok supir dan kini menatapnya dengan senyuman kecil dibibirnya.

Bagaimana bisa??

Supir taxi daritadi adalah Mashiho? Dan Zara sama sekali tidak menyadarinya.

"C.. Ci-Cio??"

Mashiho tertawa kecil, Sedangkan Zara langsung membuka pintu, Namun sayangnya pintu mobil terkunci.

"TOLONGGG!!! TOLONGGGG!!!!"

"Berenti teriak, atau lo bakal kehilangan suara lo" Ucap Mashiho yang langsung membuat Zara bungkam

Tangan Zara gemetar hebat, Jantungnya terasa akan keluar dari dalam dadanya dan Zara ketakutan luar biasa.

Namun detik berikutnya tidak ada yang terjadi, Mashiho masih diam didepan dengan tatapan kosong ke arah depan, Sedangkan Zara dibiarkan di belakang tanpa ada perlakuan apapun.

Hening.

Tidak ada yang mereka lakukan selain sama sama menatap ombak laut di depan sana tanpa ada satu katapun yang keluar.

Seolah, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Tadinya, Zara kira Mashiho benar-benar akan menghabisinya karena mencoba kabur dari nya, Namun kini, Mashiho terlihat seperti orang yang kelelahan tanpa ada sedikit perlakuan apapun untuknya.

Hening benar-benar menyelimuti mereka berdua, Langit semakin orange dengan sunset yang berada tepat di depan mereka berdua.

Tidak ada hal apapun yang mereka lakukan, selain pergerakan angin yang masuk dari jendela mobil depan yang Mashiho buka sedikit membuat angin masuk menerpa mereka berdua.

Zara dibuat kembali menangis karena sunset mengundang sedikit kenangan manis saat bersama Mashiho dahulu.

Entah kenapa, Saat saat dirinya bersama Mashiho terasa begitu indah walau terjadi begitu singkat Mashiho mampu membuat Zara nyaman.

Seolah, Zara menemukan rumah nya.

Tapi lagi, Sesak justru Zara rasakan berkali-kali lipat dari segala kebahagiaan nya, Karena faktanya, Mashiho adalah sumber lukanya selama ini.

Siapa yang akan mengira jika Mashiho yang membunuh Yesung juga menyebabkan kecelakaan hebat untuknya dan Yedam?

Zara mengusap pipinya yang basah, Lalu isakan hidungnya membuat atensi Mashiho beralih menatap Zara dari spion atas.

"Berisik" Ucap Mashiho yang membuat Zara langsung diam.

Mulai sekarang, Ucapan Mashiho terdengar seperti ancaman serius untuknya.

"Maaf.." Ucap Zara

Sesak rasanya mengingat bagaimana dulu Mashiho terlihat begitu mencintainya, Bagaimana lembutnya setiap perlakuan Mashiho untuknya, dan bagaimana lebarnya tawa mereka saat berlari bersama angin di pantai ini.

"Ke-kenapa harus gue, hm?" Akhirnya, satu pertanyaan yang menyesakkan itu berhasil keluar dari mulut Zara.

Mashiho masih menatap kedepan dalam hening, cukup lama membuat Zara menarik nafasnya berat.
"Harusnya lo gak usah buat gue jatuh cinta sama lo kalau akhirnya lo cuma mau bunuh gue, Cio" Ulang Zara.

Bukanya menjawab, Mashiho malah keluar dari mobil seolah menghindari pertanyaan itu. Yang sontak membuat Zara juga menyusul keluar mobil.

Menghampiri Mashiho yang berdiri di depan pantai lepas dengan pandangan lurus ke depan, menatap damainya pemandangan sunset tapat di hadapan mereka.

"Lo selalu ngehindar dari pertanyaan gue!" Ucap Zara yang kini berdiri disebelah Mashiho.

Hening.

Hanya ada suara derasnya ombak, dan juga angin yang menerpa mereka, membuat Zara melipas kedua tangannya didepan dada karena mulai kedinginan dengan baju seminim ini.

"Do you love me?"

Zara membuang pandangannya, Sungguh konyol bukan pertanyaan itu? Padahal dirinya sudah menunjukkan betapa dia menyukai Mashiho.

"Gak butuh waktu lama buat bikin lo suka gue ternyata" Ucap Mashiho lagi.

Ucapan Mashiho selalu berhasil menusuk dirinya, dan membuatnya kembali terpuruk dengan fakta mengerikan.

"Lo, gak pantes dicintain" Kata Zara.

"But the truth is that you love me."

"Iblis!!"

Mashiho terkekeh kecil,
"Kita tunangan di sini kan? Lo inget, Kita lari-larian di tepi pantai dengan tawa keras, dan Everything felt so perfect at that moment."

Zara menunduk, ingatan itu kembali muncul dalam kepalanya, dimana hari itu adalah hari pertama mereka berkencan dan menjadi sepasang tunangan.

Dimana itu adalah hari pertama kali Zara melihat tawa lebar Mashiho hanya untuknya , Juga kalimat manis yang membuat Zara tidak bisa tidur semalaman.

Begitu indah, hingga membelenggu dirinya sendiri.

"But, from the start it was fake" Ucap Mashiho.

Mashiho masih menatap lurus kedepan, Tanpa berniat melihat Zara sama sekali.
"Dari dulu dan sekarang lo cuma punya gue, Gak ada siapapun lagi Zara. Your body, your lips are only for me, even your life is mine. You can only love me, Lo cuma boleh nangis didepan gue, Not for anyone but me. Cuma gue Zara, cuma gue."

"ARRGGGHHHH!!!!" teriak Zara Sambil menutup kedua telinganya, memejamkan matanya saat perkataan Mashiho kembali mengundang memori mengerikan di dalam kepalanya.

Mashiho menoleh pada Zara yang masih menunduk dengan menutup kedua telinganya gemetar, Membuat bibir Mashiho terangkat melihat hancurnya Zara didepannya.




"Jadi, kemanapun lo pergi, cuma gue yang akan nemuin lo lagi, Zaraxia. "




















TBC.

MINE • Takata Mashiho ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang