MINE • Weakness

348 54 2
                                    

Mashiho menghentikan langkahnya saat hendak menuju kamar mandi, Matanya tertuju pada Zara yang tengah duduk di dapur sambil bercengkrama cukup ramah bersama Bibi Jung.

Zara terlihat begitu ceria, melontarkan candaan kecil sesekali bertanya tentang sebuah menu pada bibi jung yang dengan senang hati meladeni Zara.

Mashiho terdiam beberapa saat, entah, ruangan terasa begitu panas, melihat tawa lebar Zara mengingatkan Mashiho pada saat itu.

Dimana dirinya masih menjadi Cio.

Memilih untuk tidak berkutat dengan pikirannya, Mashiho memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya.

Namun langkahnya kembali terhenti saat matanya membulat, Mashiho cukup terkejut melihat siapa yang kini datang berjalan ke arahnya.

"Selama ini lo gak tinggal di apartemen, kak?"

Nara.

Gadis itu kini berdiri tepat di depan Mashiho dengan Jay yang menahannya maju di belakang Nara.

Mashiho melirik Jay, memastikan kesalahan apalagi yang Jay buat hingga Nara menemuinya disini.

Disana Jay hanya terdiam sambil memberikan mimik muka yang turut panik.

"Kenapa kakak bohongin aku?"

Mashiho membatu dengan bibir kelu, Nara mendekat menatap kakaknya lebih dekat lagi,
"Apalagi yang kakak sembunyiin dari aku?" Tanya Nara, mata gadis itu berkaca-kaca sekarang

"Mungkin gue"

Semua mata menoleh ke arah belakang Mashiho, Jay membulatkan matanya karena dia terkejut melihat Zara yang bicara di sana.

Sedangkan Mashiho membuang nafasnya panjang, Bagaimana dia bisa lupa keberadaan Zara di sana?

"Zaraxia??" Seru Nara sambil menatap Zara terkejut.

"Inara, Sejak kapan lo adiknya Mashiho?" Tanya Zara lagi

Sedangkan Di sana Nara masih shock, gadis itu menatap Zara cukup lama, Rambut pink Zara yang sudah pucat, wajah pucat dengan tubuh yang terlihat lebih kurus dari sebelumnya, Beberapa luka memar dan juga perban. Ditambah, Zara kini terlihat hanya dibalut dengan kemeja tipis yang membuat dalemannya cukup menerawang.

"Lo ngapain di sini? Semua orang nyari nyari lo Zara, kepolisian bahkan nama lo dicari semua orang di luar sana" Ucap Nara lagi.

Zara berdecih, mengusak rambutnya sambil menatap Nara,
"Gue juga bingung kenapa gue ada disini"

"Shut up!" Ucap Jay yang merasa tidak aman dengan ucapan Zara sekarang.

"Pulang" Ucap Mashiho yang membuat Nara menoleh kembali kepada kakaknya itu.

"Gak bisa denger?? Pulang, Nara." Ucap Mashiho lagi, membuat Nara kini mengusap pipinya yang entah sejak kapan sedah basah karena menangis.

Kakaknya terlihat berbeda, cara menatapnya bahkan nada bicara padanya.

"Kak——

"Gak ada yang nyuruh kamu dateng ke sini, Sekarang pulang!" Ucap Mashiho lagi. Lalu Mashiho berjalan melewati Nara.

Pip! Pip! Pip! Pip!

Langkah Mashiho berhenti saat jam tangan Nara berbunyi bersamaan dengan Nara yang terduduk lemas sambil memegangi dadanya.

Detak jantungnya lemah, karena Nara terlalu terkejut oleh sifat Mashiho terhadapnya.

Mashiho mendekat, Namun matanya menangkap Zara yang sudah lebih dahulu mendekat ke arah Nara, berjongkok didepan gadis itu.

"Nara tarik nafas panjang" Ucap Zara membuat Jay langsung memanggil beberapa anak buahnya untuk membawa Zara.

Namun Mashiho melarang pergerakan apapun dengan aba aba dari tangannya, Lelaki itu masih menatap Zara dan Nara di bawah sana.

"Nara tenangin diri lo dan dengerin gue" Ucap Zara

Nara seperti sesak nafas, tangannya terus memukuli dadanya sendiri, Zara yang ada disana menahan tangan Nara, lalu menegakkan tubuh gadis itu agar bisa menatapnya.

"Liat gue, dan dengerin ucapn gue, Nara! Tarik nafas panjang, Terus buang, lakuin berulang dan rasa sakitnya bakal berkurang, ngerti?" Ucap Zara lagi.

Nara yang awalnya masih panik kini mulai mengikuti  arahan dari ucapan Zara, Zara mengulang ucapannya bersamaan dengan Nara yang mengikutinya perlahan.

Saat Nara mulai tenang, Mashiho menyuruh anak buahnya untuk membopong Nara, sedangkan di sana Mashiho lagsung menarik rambut Zara dan menyeretnya ke arah kamar kosong.

Zara berteriak kesakitan sedangkan Mashiho jelas tidak pernah peduli, Hingga mereka sampai di kamar, Mashiho membuang gumpalan rambut Zara yang rontok di tangannya, lalu menatap Zara dengan penuh amarah.

"Gak ada yang nyuruh lo buat nampakin muka lo di depan Nara" Ucap Mashiho.

Zara menatap Mashiho dengan nafas tercekat sambil memegangi kepalanya yang begitu nyeri.

"KENAPA LO NAMPAKIN MUKA LO DI DEPAN DIA?!"

PRANGGG!!!!


Zara kembali berusaha bangkit setelah Mashiho menarik tubuhnya yang membanting tubuh Zara ke arah jendela kamar, membuatnya pecah dan membuat Punggung Zara berhasil tergores hebat.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Belum puas, Kini Mashiho kembali menarik rambut bagian belakang Zara demgan kasar, lalu membenturkan wajah Zara ke meja.

Zara benar-benar tidak kuat melawan Mashiho yang nampak begitu kasar padanya, Bisa Zara rasakan hidungnya seperti patah, bahkan keningnya sudah mati rasa karena benturan yang kuat.

Mashiho membuang jambakannya begitu saja, membuat Zara langsung terbaring lemah dengan wajah yang dipenuhi begitu banyak darah.

Dukhh!!

"AKHHHH!!!!!"

Dukhh!!

"ARGHHHHH!!!!"

Zara berteriak keras saat Mashiho menginjak perutnya hingga mulut Zara mengeluarkan darah, Bahkan Mashiho juga menendang tubuh Zara hingga Zara meringkuk kesakitan.

Mashiho membuang wajahnya, menarik nafasnya gusar sambil mengusak rambutnya kasar.
"Kalau sampe dia tau sesuatu, Lo mati" Ucapnya lalu berbalik untuk pergi.

"Jadi dia.." Gumam Zara membuat Mashiho berhenti melangkah dan berbalik kembali menatap Zara.

"Kelemahan lo.." Sambung Zara yang membuat Mashiho kembali mengepalkan tangannya.

Zara terduduk dengan susah payah sambil mengelap mulutnya yang masih mengeluarkan darah, Matanya menatap ke arah Mashiho.

"Gak perlu nunggu dia tau, Lo bisa bunuh gue sekarang" Ucap Zara setelah berhasil terduduk tegak menatap Mashiho.

Mashiho menatap Zara dengan tatapan datar, gadis itu terlihat begitu berantakan dengan wajah hancur penuh dengan darah.

Namun bukanya kembali bicara, Mashiho malah memberikan aba aba pada anak buahnya, yang membuat dua orang datang menghampirimu Zara.

Zara berusaha berontak saat tubuhnya ditahan untuk bergerak, Namun dirinya melemas saat satu orang lainnya menyuntik nya dengan obat bius, membuat Zara perlahan memejamkan matanya.

Satu yang Zara tau sekarang, kelemahan Mashiho.

Orang yang Mashiho sayangi, satu-satunya.























TBC

MINE • Takata Mashiho ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang