MINE • Not Your Cio

372 58 3
                                    

Zara menatap dimana dirinya berada setelah Jay membukakan pintu mobilnya. Pagi tadi Mashiho menyuruh Zara untuk datang ke tempat yang menarik namun hingga kini Zara tidak tau dirinya berada dimana.

Zara menatap Jay, yang menutup kembali pintu mobilnya setelah Zara turun.

Kondisi Zara benar-benar berantakan, cat Rambut pink gadis itu mulai luntur, Ada banyak luka memar di tangan dan kakinya, juga beberapa goresan yang mengering.

Sedangkan gadis itu menggunakan pakaian normal, Seperti tshirt oversize dengan celana pendek, tanpa dalaman, Karena Mashiho selalu benci jika ada yang menghalangi jalannya.

Zara menatap gedung cukup besar yang terletak jauh dari kota, Dikelilingi pohon pohon besar dengan cat yang sudah kotor seperti gedung tak berpenghuni.

"Cio mau apa bawa gue kesini?" Tanya Zara sambil menatap Jay.

Jay yang sibuk dengan ponselnya beralih menatap Zara,
"I don't know"

"Kalian selalu ngelakuin ini?" Tanya Zara lagi

"Apa?" Tanya Jay yang bingung dengan kemana arah ucapan Zara.

"Nyakitin manusia"

Jay tersenyum kecil,
"Kalau dengan nyakitin manusia bisa bikin lo bahagia kenapa nggak?"

"Dan lo gak punya rasa kasihan?"

"Gue terbiasa ngelakuin itu"

"Setidaknya sedikit buat gue?"

Jay terdiam saat menyadari ucapan Zara benar-benar serius dan terdengar seperti sedang memohon kepadanya.

"Can you just say, I have a chance?" Ucap Zara lagi.

Jay membuang pandangannya, lalu menarik tangan Zara, "Lupain, Lo udah gak punya harapan" Ucap Jay.

Zara hanya bisa pasrah saat Jay menariknya masuk ke dalam gedung tua itu, Gedung kumuh yang terlihat sangat kotor.

Saat masuk, Cukup banyak orang, yang bukan lain adalah anak buah Mashiho yang entah sejak kapan sudah ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat masuk, Cukup banyak orang, yang bukan lain adalah anak buah Mashiho yang entah sejak kapan sudah ada di sana.

Zara membuang nafasnya beberapa saat, Ketika debu di dalam gedung ini menyapy pernapasan nya, Ada tumbuhan tumbuhan yang tumbuh di dalam gedung itu, Juga alat alat bekas dan kepingan kaca tak beraturan ada di sana.

Gedung ini benar-benar gedung kosong tak berpenghuni yang entah dijadikan apa oleh Mashiho.

Zara mencengkram belakang jas Jay saat dirinya menyusuri tangga yang cukup rapuh untuk naik ke lantai dua. Tangga yang terlihat begitu rentan seolah mampu ambruk kapanpun.

Hingga dirinya sampai di lantai dua, Pandangannya menyapu seluruh bagian gedung dan mendapati begitu banyak foto didinding dengan belasan lilin di sisinya.

Terlihat Mashiho memandang tembok dengan rokok dibibirnya yang kini beralih menatap Zara yang datang dengan rasa takut yang kembali muncul.

"How was your trip?" ucap Mashiho

Jay yang ada di sana kembali turun ke lantai dasar untuk membiarkan mereka berdua di sana.

"good?" Jawab Zara

Mashiho memberikan isyarat agar Zara mendekat ke arahnya, dan dengan pasrah gadis itu melangkahkan kakinya mendekat.

Pandangannya semakin jelas dengan banyaknya foto foto wajah orang di sana, Foto normal namun di setiap wajahnya ada coretan merah, seperti darah(?)

"Do you believe in ghosts?" Tanya Mashiho

Zara menatap Mashiho dengan ragu, lalu kepalanya menggeleng seolah menjawab pertanyaannya itu.

"Me too, But now I believe it." Ucapnya.

Mashiho berdiri melipat kedua tangannya di atas dadanya lalu menatap foto-foto itu di sebelah Zara.

"They always come in my nightmares." Ucapnya.

Zara menatap Mashiho yang masih menatap lurus ke arah foto itu.

"Semua orang ini adalah orang yang mati di tangan gue, dan di setiap foto ini ada darah terakhir mereka yang gue oles buat peringatan"

Zara mundur satu langkah, Mashiho membuatnya merinding hanya dengan satu kalimatnya yang menjelaskan foto foto itu.

Di setiap foto terlihat normal, hanya wajah orang-orang yang tersenyum atau yang di foto candid, namun tidak ada yang aneh selain goresan darah di setiap fotonya.

"Gue percaya, mereka masih ada disini buat ngancurin gue" Ucap Mashiho.

Namun detik berikutnya lelaki itu terkekeh,
"But the photos looked like trophies for all my accomplishments."

"Gila!" Ucap Zara

Mashiho menoleh ke arah Zara yang sudah mengepalkan kedua tangannya.
"Trofi? God, entah udah ke berapa kali lo buat gue gak habis pikir" Ucap Zara

Mashiho hanya menatap datar sedangkan Zara mengusak rambutnya, "Dan lo masih berfikir kalo lo manusia?" Ucap Zara penuh penekanan.

Mashiho tertawa kecil,
"You look cute when you're surprised like that." Ucapnya.

Zara terdiam, dia benar-benar tidak habis pikir, dengan bagaimana jalan pikiran Mashiho dan bagaimana bisa lelaki itu menjalani hidupnya dengan kegelapan seperti ini?

Hingga pandangan Zara menangkap sesuatu yang menyesakan hatinya, sebuah foto yang terletak dipaling pinggir dengan tatanan yang sama juga goresan darah di foto itu.

"Papa.." Gumam Zara yang mendapati foto papanya terpampang di sana juga.

Zara memang sudah mengetahui Mashiho adalah orang yang menghabisi ayahnya, Namun melihat foto ayahnya dengan darah tergores tetap saja membuatnya lemas, hingga sesak kembali menghadang nya.

"I told you, I'm not Cio as your fiancé." Ucap Mashiho

Zara menunduk dan kembali memutar memori menyakitkan dalam isi kepalanya, membuat Zara mulai kehilangan kendali atas dirinya.

"I'm not your Cio."

Mashiho berjalan mendekat tepat dibelakang Zara,
"I mean, Your Cio never your side fron the start.."

"ARGGHH!!!!" Habis sudah kendali Zara, Kini gadis itu Berjongkok sambil menutup kedua telinganya

Otaknya terus memutar kejadian di hari ulang tahunnya, Isi kepalanya terus menunjukan bagaimana Mashiho menyetubuhi nya, dan telinganya terus berdengung dan memutar ucapan Mashiho yang sama dengan berkali-kali.

"We are different Zaraxia, Our world is different and will never be the same.. "


Mashiho mengepalkan tangannya,
"So stop making me feel guilty about you."

















TBC.

MINE • Takata Mashiho ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang