Bel berbunyi.
"Pelajaran selesai". Bu Vivi keluar kelas dilanjutkan anak murid nya.
"Jangan diem aja dong bayii". Ucap Vano ke Taro yang dari tadi cuma diem sambil kepala nya dipundak David.
"Iya bener. Gue traktir eskrim lagi deh". -David
"Eskrim? beneran?". Tanya Taro yang mendongak keatas untuk melihat wajah David. Davin mengangguk, lalu dengan semangat Taro berdiri lalu narik tangan David dan Vano.
"Eh mau kemana?". Tanya Vano.
"David traktir eskrim". Jawab Taro yang masih berlari.
David melihat itu hanya senyum gemas.
••
Sampai ditoko eskrim.
David memberhentikan larian Taro. Kalo Vano mah pegangannya udah di lepas.
"Kenapa?". Tanya gemas Taro.
"Gue aja yang pesen". Jawab David.
"Mau rasa apa cil?".
"Coklat!". Jawab Taro semangat.
"Lo?". Tanya David kearah belakang nya dan sudah tampak Vano.
"Vanilaaa".
"Em yaudah gue pesen dulu". David pun memesan eskrim coklat sama vanila.
Mereka duduk di kursi yang tersedia disana. Sampai akhirnya pesanannya datang.
"Yey". Taro tepuk tangan kecil.
"Kamu gak pesen". Ucap Taro agak sedih karna masa yang nraktir gak beli.
"Gak".
Mereka berdua memakan eskrim dengan lahap.
"Aaa". Taro menyodongkan sendok yang berisi eskrim ke arah David.
David menerima nya dengan senang hati. Melihat itu Vano ingin coba juga. Ia menyodongkan sendok yang berisi eskrim ke David. Tapi David malah nolak.
••
Selesai eskrim nya habis.
Ting...
Ting...
Vano mendapatkan pesan. Ia segera ambil hp nya yang ada disaku.
Mamah|Buruan pulang!
|Mama tungguIya mah|
Vano tidak ngebantah karna ia tau kalo mamahnya manggil dia buat marahin karna kemaren dia kabur malem malem.
Vano pamit ke David dan Taro.
••
Sesampainya Vano dirumah.
"Siapin mental lo Van". Batin Vano yang masih berada diparkiran rumahnya.
Vano membuka pintu rumahnya, dan ia terkejut karna ada Aland beserta lelaki paruh baya.
"Akhirnya kamu dateng. Sini duduk". Ucap mamah nya bernama Erlin.
Vano hanya menurutinya. Ia duduk disofa samping Erlin.
"Saya mau ngasih tau kalau besok kalian akan menikah". Ucap lelaki paruh baya itu yang bernama Zayn ayah Aland beserta teman Erlin.
Vano terkejut. Namun Aland biasa saja.
"Hah kok gitu?". Tanya Vano tidak terima.
"Sebenarnya kalian berdua sudah ingin dijodohkan saat kalian masih kecil". -Erlin.
"Gamauuu". Tolak Vano.
"Mau gak mau kamu harus mau. Mau melawan orang tua kamu?". Sindir Zayn. Mendengar itu Vano langsung diem. Nusuk banget sumpah kata katanya.
"I-iya om". Ucap Vano gemetaran. Biasanya Vano malah ngelawan. Tapi entah kenapa dia kayak gini.
"Yaudah saya sama mamah kamu mau keluar. Ada kerjaan". Ucap Zayn lalu mereka berdua pergi dan mengunci pintu lalu kuncinya mereka bawa jadi Aland sama Vano gak bisa keluar.
"Ck". Vano memilih tiduran disofa sambil main handphone nya. Aland juga main handphone tapi dia duduk lakik.
••
Sampai tak terasa malam tiba.
"Ihh kok bunda gak pulang?". Batin Vano yang kelaparan.
Tring...
Handphone Vano berbunyi. Ada yang menelfon nya.
"Lo kagak dateng ke bar?". Ucap lelaki didalam telfon yang itu adalah David.
"Em gue sih pengen tapi...". Vano melihat kearah Aland yang masih sibuk dengan handphone nya.
"Napa?".
"Gue sih pengen tapi ada orang".
"Udah Van terobos aja".
"Em. Gue coba". Vano mematikan telfonnya itu.
"Ee Land gue kekamer bentar ya". Ucap Vano yang sedikit takut.
Aland tidak menjawab bahkan Aland tidak nengok kearah Vano.
"Cih". Karna tidak mendapat jawaban, Vano langsung pergi ke lantai 2 tepatnya kamar milik nya.
Sampai Vano sudah tak terlihat dimata Aland.
••
Dikamarnya Vano.
"Gue harus lewat jendela itu". Gumam Vano.
Sebelum itu Vano ganti baju dulu dan menyemprot parfum.
Vano membuka jendela kamarnya. Karna Vano sering kabur lewat jendela itu, jadi Vano udah gak takut. Padahal jaraknya lumayan tinggi. Tapi untungnya ada pohon buat Vano turun.
"Yess". Vano berhasil turun dengan selamat.
Vano mencari taxi dan untungnya ada jadi Vano naik deh.
••
Sesampai nya di bar.
Vano masuk ke bar itu dan mata Vano langsung tertuju ke 2 temannya.
"Dateng juga lu". -David.
"Hehe".
"Yudah nih". David menyodongkan segelas bir.
"Taro kapan bisa minum?". Tanya Taro yang selalu gak dibolehin minum sama David. Jadi dia cuma di pesenin jus sama makanan.
"Lo masih kecil". Jawab David lalu meneguk bir.
"Tapi kan Taro udah kelas SMA". Bela Taro lalu bersedekap dada sambil memanyunkan bibirnya.
"Otak aja masih gabener. Mana ada kelas SMA". Ledek David sambil mengelus lembut rambut pacarnya.
Taro menghempas tangan David dari kepalanya. David hanya terkekeh.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
Kini duo manusia sudah mabuk berat. Ya, itu adalah Vano dan David.
"Ish kebiasaan nih anak dua. Ngajak orang ke bar tapi yang diajak malah ga boleh minum".
Aloo gess...
Maaf agak lamaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈