"Eh buna, nanti dulu Dewa sama Kailo masih mau mainn". Ucap Kailo sambil menatap buna nya berbinar.
"Gak sayang, katanya daddy Dewa ada urusan".
"Gak mauu hiks". Kailo menangis sambil menghentakan kakinya. Melihat itu Dewa mengelus lembut rambut Kailo.
"Udah ya main nya aku juga capek". Buna Kailo pun tersenyum lalu menggendong Kailo mengikuti Dewa yang sudah pergi.
"Daddyy". Dewa berlari kearah Aland lalu membuka tangan nya meminta untuk digendong. Aland pun tersenyum lalu menggendong Dewa lalu mengelus punggung anak itu.
"Pulang yah". Dewa mengangguk. Ia menaruh kepalanya dibahu Aland.
"Kita pulang dulu ya, makasih Ar pangkat dua". Lanjut Aland.
"Maksud Ar pangkat dua apaan?". Tanya Arkan sambil memasnaga ekspresi bertanya.
"Kan nama depan kalian Ar Ar kan, males gua nyebut nama klen satu satu". Arkan dan Arga pun mengangguk sambil manehna tawa nya.
"Dada Dewaaaa". Kata Kailo di gendongan Arga sambil melambaikan tangan nya.
Tampa sadar mata mereka berdua berkaca kaca. Ini adalah pertemuan terakhir mereka.
••
Singkatnya Aland dan Dewa sudah sampai rumah.
"Bunaaa". Teriak Dewa saat baru masuk dan melihat buna nya alias Vano lagi duduk sambil nonton tv.
"Kenapa kok nangis?". Tanya Vano lalu membawa Dewa kepangkuan nya.
"Buna kok gak bilang kalo Kailo bakal pegiii". Jawab Dewa sambil terus menangis.
"Buna gak pengen kamu sedih. Malahan tadinya buna gak mau kasih tau itu sampe kamu yang nanya sendiri. Eh malah daddy kamu kasih tau". Vano melirik ke Aland dengan mata judes nya.
Tangisan Dewa pun makin menjadi jadi.
••
Dirumah Kailo.
"Buna emang kitaa halus banget ke jepa nya?". Tanya Kailo walau ucapan nya kurang bagus.
"Harus sayang... Udah ya sekarang Kailo mandi, nanti langsung jalan". Kailo pun hanya mengangguk lalu segera pergi kekamar mandi.
"Kasian Kailo gak bisa main lagi sama Dewa...". Ucap Arga ke Arkan yang berdiri disamping nya.
15 menit kemudian.
Kailo sudah siap begitu pun Arkan dan Arga. Kini Arga tengah memakaikan baju Kailo.
"Sayang koper nya udah aku masukin ke taxi nya". Ujar Arkan.
"Iya ini Kailo juga udah siap. Yuk jalan". Arga menggendong Kailo yang hanya diam memasuki taxi yang tadi Arkan pesan. Tak lupa mereka mengunci pintu dan pagar rumah nya.
••
Bandara.
"Kailo mau jajan gak?". Tanya Arkan. Kailo hanya menggelengkan kepalanya lalu menyembunyikan wajah nya di bahu Arga.
Melihat itu Arkan dan Arga pun menghembuskan nafas nya. Mereka merasa bersalah karna harus membawa Dewa ke Jepang.
"Maafin papah ya Kai udah bikin Kai sama Dewa gak bisa ketemu lagi". Ucap Arkan sambil mengelus rambut anak nya.
Singkat nya mereka pun terbang ke Jepang.
••
Kini malam tiba. Aland dan Vano sedang main handphone dikamar. Vano nidurin tangan Aland buat dijadikan bantal. Padahal mah bantal ada.
"Land, besok ke makam papah ya? Vano kangen sama papah. Sekalian ke makam mamah Aland". Ajak Vano sambil mendongangkan kepalanya untuk melihat wajah tampan Aland.
"Iya sayang". Aland mengelus rambut Vano menggunakan tangan kiri nya.
••
10:45
Kini mereka baru samapai di pemakaman. Aland dan Vano turun dari mobil. Dewa? Dewa kan lagi sekolah.
Vano pun berjalan ke makam papah nya diikuti Aland di belakangnya.
Setelah sampai di pemakaman papah nya, Vano berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan batu nisan itu.
"Papah... ini Vano. Maaf udah lama gak jenguk papah. Oh yah Vano udah punya anak loh pah. Hebat kan? Namanya Dewa, dia gak bisa ikut karna harus sekolah". Gumam Vamos ambil mengelus batu nisan Tama. Tama adalah nama papah Vano.
Vano menaburkan bunga yang tadi ia beli ke makam Almarhum Tama Satyo.
Aland melihat itu pun menghembuskan nafas nya lalu mengusap punggung Vano.
Vano pun berdiri dari jongkok nya dan ia tersenyum ke Aland.
"Mau ke makam mamah Aland?". Tanya Vano.
"Gak usah langsung pulang aja sayang". Vano pun hanya mengangguk lalu berjalan kembali ke mobil nya diikuti Aland.
••
Kini Aland dan Vano telah berada disekolah Dewa. Tadi sekalian jemput.
Vano dan Aland sudah menunggu didepan gerbang. Banyak anak kecil yang keluar sampai akhirnya Dewa pun keluar.
"Aloo Dewa gimana sekolah nya?". Tanya Vano sambil menyamakan tingginya dengan Dewa.
Dewa hanya mengangguk lalube berjalan pergi menuju mobil nya dengan tatapan kebawah.
"Kayaknya Dewa gak bisa kehilangan Kailo". Ucap Vano setelah ia berdiri.
"Iya, tapi kan nanti Kailo bakal kesini lagi. Kamu tenang aja, pasti lama kelamaan Dewa terbiasa kok". Aland merangkul pundak Vano lalu, berjalan mengikuti anaknya.
Alooo gesss...
Bonchep nya selesai...
Tapi bonchep nya pendek maapin yakkMenurut klen book DewKai up besok/hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈