18

41.5K 2.1K 23
                                    

Vano menutup pintu agak kerasa dan ia berlari keluar rumah. Sementara Aland hanya diam. Ia terlanjur marah ke Vano.

Vano mengeluarkan ponsel disakunya dan memesan taxi online.

"Atas nama Vano?". Tanya mas mas yang baru aja datang menggunakan mobil dengan ramah.

"Hm". Vano masuk dan mobil itu mulai berjalan.

Diperjalanan Vano hanya diam melihat keluar jendela.

Beberapa menit berlalu dan akhirnya mereka sampai. Vano langsung keluar dan ia masuk ke gedung yang dulunya ia sering jadikan tempat bermain malam hari.

Disana sudah banyak orang namun dua orang teman nya yang tidak lain tidak bukan adalah DavidTaro tidak ada disana. Entah, biasanya mereka selalu dateng kesini.

Vano duduk disalah satu kursi bar dan ia diberikan segelas bir.

Vano mulai meminum nya sampai tandas. Palayan pun terkejut karna minuman yang tadi ia beri langsung habis. Kuat sekali, pikir pelayan.

Vano menidurkan kepala nya dimeja. Sepertinya ia sudah mabuk.

Cukup lama Vano terdiam sampai akhirnya ada pria yang duduk tepat didepan nya.

"Hei, bangun". Ucap lelaki itu dengan senyum manis nya. Mendengar itu Vano mengangkat kepala nya dan menatap sayu lelaki itu.

"Kenalin gue Arga". Vano tidak menggubris lelaki itu dan hanya diam.

"Woi, hellowww gue Arga. Lo siapa?".

"Vano". Vano menjawab dengan suara kecil namun masih bisa terdengar.

"Oh Vano!! Lo mau jadi temen gue gak?". Ucap Arga sok asik. Vano sebenernya males nanggapin nya. Tapi karna dia juga udah lemes jadi iya iya aja. Vano ngangguk lalu Arga tersenyum.

"Rencana gue berhasil"

"Van, lomba minum yok". Ajak Arga sambil ngasih segelas bir. Vano melihat bir itu dan enggan meminum nya tapi Arga terus maksa. Akhirnya Vano ngalah dan minum bir itu.

Hanya dengan sekali teguk, Vano dapat menghabiskan bir nya. Alhasil Vano makin mabuk. Namun Arga tidak meminum bagian nya. Ia berpura pura minum agar Vano minum. Jadinya yang mabuk cuma Vano, Arga tak mabok.

Arga ber senyum smirk lalu ia berjalan mendekat kearah Vano lalu menggendong Vano sampai mobil nya yaitu ferrari warna hitam.

Arga menjalankan mobilnya dengan kecepatan kencang sampai ke sebuah hotel yang jauh dari tempat bar tadi.

Hotel itu terlihat sangat sepi. Bahkan tidak ada pelayan nya.

Arga kembali menggendong Vano. Ia menaiki lif menuju lantai 12. Arga membuka salah satu pintu kamar dengan kunci yang berada disaku nya dan kembali mengunci pintu tersebut.

Arga menidurkan Vano yang masih pingsan sampai sekarang. Ia membuka satu persatu kancing seragam Vano sampai bagian atas nya sudah naked. Arga juga membuka reseleting celana Vano dan menarik nya sampai hanya menyisakan celana dalam nya saja.

Arga mengambil handphone yang ada disaku nya dan menelfon seseorang.

"Sekarang". Ucap Arga dengan orang diseberang sana lalu ia mematikan sambungan telfon itu kembali. Tak beberapa lama kemudian ada seseorang yang membuka pintu kamar Arga.

"Cepet vidio in gua sama si brengsek ini". Ucap Arga ke lelaki yang tadi baru masuk.

"Siap bos".

Fyi, nama lelaki itu Rangga ya ges.

"3, 2, 1 mulai". Rangga mulai nge vidio in Arga yang lagi membuka celana dalam Vano dan Arga mengocok penis Vano.

"Dah". Ucap Arga lalu Rangga mematikan rekaman nya dan Arga pun berdiri dari posisi mengukung Vano.

"Jangan lupa nanti edit pas bagian gua ngocok Vano pake suara desahan". Seru Arga lalu merangkul Rangga adik nya itu. Mereka berdua membuka pintu kamar hendak keluar namun matanya tertuju pada vidio tadi.

Ceklek

Bug

Satu tonjokan mendarat diwajah Arga n Rangga. Mereka berdua terjatuh dilantai. Namun pria yang tadi menonjok nya justru menendang dan memukuli Arga n Rangga sampe mampus. Eh maksudnya sampe pingsan.

"MAMPUS LO!! ORANG KAYAK LO ITU WAJIB MATI!!". Ucap lelaki yang menutupi wajahnya dengan masker. Lelaki itu terus menerus menonjok Arga begitupun Rangga sampai puas. Setelah puas lelaki itu memasuki kamar Arga.

Lelaki itu melihat keadaan Vano yang mengenaskan. Tidak mengenakan pakaian dan rambut nya yang berantakan. Melihat itu lelaki tadi berjalan kembali kearah Arga dan Rangga yang udah pingsan dan memukulnya kembali.

Lalu ia kembali berlari kearah Vano lalu dengan perlahan duduk di tepi kasur dan mengelus lembut rambut Vano.

"Maaf gue telat". Ucap lelaki itu dengan lembut lalu ia mengecup dahi Vano. Lelaki tadi mulai memasangkan pakaian Vano dengan sangat berhati hati

Siapakah lelaki itu?

Alooo gesss...

Iya tau kalo bab ini tuh kependekan iya tau.

Tapi yang penting up gak sih

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang