Paginya.
"Pagi Land". Ucap Vano tepat didepan wajah Aland yang masih tertidur. Aland langsung membuka matanya dan membawa Vano kedalam pelukan nya.
"Gemesh banget". Aland mencubit pipi Vano gemas.
"Hehe, makan gih gue tadi yang masak". Kata Vano sambil menampilkan senyum manis nya. Aland pun membulatkan matanya.
"Tumben lo masak". Mendengar itu Vano pun memutar bola matanya malas.
"Harusnya lo bersyukur kalo gue masak, malah bilang tumben". Ujar Vano sambil menatap Aland tajam.
"Iya iya, makasih ya cantik". Aland mengelus rambut Vano dan Vano memejamkan matanya karna nyaman. Vano suka itu.
"Yaudah ayok". Mereka pun bangun dari kasur dan berjalan kemeja makan. Disana terlihat banyak sekali makanan.
"Banyak banget". Aland pun mendudukan dirinya dikursi dan ia mulai menyuap makanan itu. Aland pun membolakan matanya.
"Enak?". Tanya Vano sambil memiringkan kepalanya lucu.
"Enakkkk". Vano pun tersenyum mendengar itu. Mereka berdua pun makan bersama sampai...
"Land, nanti Vano mau keluar yah?". Tanya Vano sambil menatap Aland dengan mata yang berbinar.
"Mau ngapain". Aland menatap tajam Vano.
"Janjian main sama Arkan, Arga, David sama Taro". Aland pun berfikir sejenak.
"Gue anter".
"Noo, Vano mau jalan sendiri...". Vano pun kembali menatap Aland berbinar dan tatapan memohon.
"Oke, tapi hati hati. Jangan sampe disentuh orang lain. Bawa piso buat jaga jaga".
"Ngapain gue juga bisa berantem kali". Aland pun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Hehe". Mereka pun melanjutkan sarapan mereka sampai semua itu habis. Setelah itu Vano mengumpulkan piring kotor ke wastafel. Biarlah maid yang mencuci nya nanti.
••
Aland memutuskan untuk bermain handphone disofa kamar karna akhir akhir ini ia bebas. Tak sekolah dan belum bekerja. Bukan tidak akan bekerja, Zayn yang menyuruhnya. Katanya Zayn akan memberikan perusahaan miliknya namun Zayn fikir sebaiknya memberi perusahaan itu saat Aland umur 18 tahun saja. Dan... Aland berulang tahun 1 hari lagi!! Tapi entahlah mungkin Vano lupa atau bagaimana.
Kegiatan nya terganggu saat ia mendengar suara tangisan bayi dari kamar sebelah. Ia sontak lari dan menuju kamar itu. Yap, yang menangis itu Dewa. Aland langsung menggendong dan menepuk pelan tubuh Dewa untuk menenanginya. Tapi Dewa tetap menangis, Aland pasrah dan ia membawa Dewa kekamar nya. Karna Vano masih dikamar mandi, terpaksa Aland melakukan nya seperti tadi lagi.
Ceklek
"Aland, Vano berangkat!". Ucap Vano saat belum sadar.
"Astaga Dewa, buna sampe lupa sama kamu". Vano mengambil alih Dewa dari gendongan Aland. Aland pun bisa bernafas lega setelah kehadiran Vano.
"Cup cup cup cayanggg, Dewa gak boleh nangisss. Dewa mau nen gak?". Ucap Vano sambil mempuk puk Dewa. Namun Dewa terus menangis. Melihat itu Vano segera duduk disofa dan mulai mengangkat baju nya se dada lalu menyusui Dewa.
"Sttt, Dew jangan di gigitt". Ujar Vano yang merasa miliknya digigit Dewa dengan keras.
"Dewa, jangan digigit!! Itu punya gue anjing Dew". Marah Aland sambil mengepalkan kuat tangan nya.
"Aland, jangan gitu sama Dewa!! Dia tuh masih bayi jadi ini hak dia!!". Vano melotot kan matanya horor ke Aland dan Aland hanya berdecih karna sekarang Vano lebih menyayangi Dewa daripada dirinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈