"Astagaa Vanooo. Kamu sangat cantik". Puji Ayu sambil memegang dua pundak Vano.
Vano bingung, kan harusnya dia genteng bukannya cantik. Tapi karna gak enak jadi Vano hanya tertawa kecil.
"Yaudah yuk ikut saya". Vano pun berjalan mengikuti Ayu ke ruang rias.
Disana terlihat lelaki yang dari belakang saja sudah tampan. Siapa lagi kalau bukan Aland.
"Duduk sini". Instruksi Ayu. Vano pun duduk disebelah Aland. Vano terlihat canggung.
"Ciee yang nanti bakal sah". Ucap Ayu. Vano hanya tersenyum kecil padahal didalam hatinya ingin muntah.
Aland yang duduk disampingnya hanya diam sambil memainkan handphone nya.
••
Selesai make up.
Sekarang sudah pukul 12:00. Tamu undangan sudah datang. Vano masih berada diruang rias bersama Ayu. Sementara Aland udah dipanggil Zayn.
Ayu dan Vano banyak menceritakan hal seru dalam hidup nya.
"Vano. Acara akan segera dimulai". Ucap Erlin.
Vano pun berdiri dan pergi. Tidak lupa ia pamit ke Ayu.
••
Di ruang pernikahan.
Vano berjalan menggandeng tangan Erlin menuju kursi utama.
Dikursi utama sudah ada Aland dengan raut wajah datar. Tidak senang atau sedih sedikit pun.
Kursi utama tersebut berada diatas panggung.
Saat menaiki tangga, Erlin melepas pegangannya. Sontak hal tersebut membuat Vano menengok kebelakang dan Erlin tersenyum lembut.
Tapi Erlin memberikan kode bahwa Vano harus naik ke pangung sendirian.
Vano mendekati Aland. Namun Aland melihatnya sinis.
Saat Vano duduk terdengar suara bisik.
"Cantik". Bisik Aland. Namun saat Vano menyadarinya, Aland malah ngebuang muka. Vano hanya diam. Ia bingung. Suara siapa tadi? Soalnya suaranya berat banget.
"Baik acara akan segera dimulai". Ucap Moderator.
Upacara pernikahan nya pun berjalan dengan lancar. Sampai saatnya adegan yang tidak diinginkan terjadi.
"Upacara sudah selesai. Yang terakhir adalah kalian harus ciuman". Ucap moderator.
Vano membulatkan matanya. Namun tidak dengan Aland. Aland hanya cuek dan melaksanakan apa yang diperintahkan.
Aland mendekati wajahnya dengan wajah cantik Vano.
Cup.
Bibir Aland dan Vano pun bertemu. Semua tamu bertepuk tangan.
Vano menatap wajah dingin yang sekarang menjadi suaminya.
••
Selesai acara.
Sekarang sudah pukul 06:15. Vano sebenarnya sangat capek tapi ia harus lanjut terbang ke Surabaya.
"Kamu ganti baju dulu ya". Ucap Ayu sambil menyodongkan tas berisi baju yang tadi Vano pake.
Vano menerima tas tersebut.
"Mamah kemana?". Tanya Vano.
"Mamah? Dia lagi ngurusin sesuatu". Jawab Ayu.
"Yaudh sana ganti baju".
Vano masuk dan mengganti pakaian nya.
••
Vano keluar dari ruangan itu dan langsung melihat Aland, Zayn, dan Erlin sedang ngobrol. Vano mendekati mereka ber-3.
Erlin tersenyum kearah Vano.
"Sayang mamah sama Zayn pergi pulang dulu ya. Kamu ikut Aland ke Surabaya". Ucap Erlin memegang pundak Vano.
"Loh mamah gak ikut?". Tanya Vano.
"Ya enggak lah sayaang... Kalo mamah ikut, anak nya gak jadi jadi dong". Jawab Erlin memegang perut Vano.
"Ih apaan sih mah. Vano gak bakal hamil". Bela Vano.
"Kalo kamu gak bakal hamil. Terus ngapain mamah jodohin kalian berdua coba?".
"Kamu itu beda dari laki laki lain. Kamu mempunyai rahim". Vano pun membulatkan matanya. Erlin hanya tersenyum meyakinkan Vano.
"Yaudah, mamah sama Zayn pergi ya. Kamu jangan nakal. Aland, tante titip anak tante ya. Tante udah percaya banget sama kamu". Ucap Erlin. Aland hanya mengangguk kecil.
Tak lama kemudian, Erlin dan Zayn pergi. Menyisakan Aland dan Vano berserta beberapa petugas yang ingin membebaskan ruangan tersebut.
Vano terasa sangat canggung. Vano pun memutuskan duduk tapi agak jauh sama Aland.
Ia main handphone. Niatnya sih mau push rank.
Vano sanagat fokus ke layar handphone nya. Sampai tak sadar ada yang mendekatinya.
"Mau gue tinggal apa gimana?". Tanya Aland. Tapi Vano tidak mendengar sangking fokusnya.
Karna tak mendapat jawaban, Aland mengambil handphone Vano dari tanganya.
"Ihh Land apaan sihh. Itu dah mau menang". Ucap Vano yang kesal. Vano pun berdiri mencoba mengambil handphone kembali.
Namun Aland menyimpan handphone nya ke dalam saku celana nya. Lalu Aland pergi begitu saja keluar.
"Cih dasar. Lo pikir gue mau ngikutin lo? Lo pikir hp gue cuma satu?". Ujar Vano lalu mengeluarkan satu handphone ny lagi.
Sekitar 10 menit Vano main handphone, tiba tiba ada lelaki yang menggendongnya ala koala style.
"Woi Aland turunin anjing". Ucap Vano. Ia mencoba memberontak tapi usahanya tidak membuahkan hasil.
Aland menggendongnya masuk kedalam mobil yang ada didepan gedung.
Aland berjalan ke bagian sopir.
"Mana hp gue". Tanya Vano. Aland tidak menjawab.
"Untung gue sabar. Kalo enggak juga gue udah jambak". Batin Vano.
Aland menyetir mobil itu dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
••
Sesampainya di bandara.
"Cepet turun". Ucap Aland dengan nada berat. Bukannya turun, Vano malah ngeleg sambil ngeliatin wajah Aland. Sumpah dongo bet tuh anak.
Aland kesal karna Vano malah diam. Dia keluar terus nutup pintu agak kenceng. Tapi tetep aja si Vano masing bengong.
Aland mengambil 2 koper dibatasi mobilnya.
Selesai Aland mengambil koper itu ia berjalan ke pintu tempat duduk Vano sambil membawa koper.
Aland mumukul kencang kaca mobil itu. Akhirnya Vano sadar juga. Dia ngebuka pintu itu dan melihat wajah kesal Aland. Jujur Aland kalo lagi marah serem banget tau.
"Bawa". Aland ngasih satu koper buat dibaw sama Vano. Vano cuma nerima nya.
Meraka dateng tepat waktu. Aland gandeng tangan Vano biar gak ilang karna disana bayak orang. Takutnya Vano salah ngikutin orang lagi.
Vano melihat tangan yang Aland gandeng.
Aland dan Vano masuk pesawat itu. Mereka berdua duduk di kursi paling belakang.
Aloooo gesss
Replek lupa kalo cowo gak bisa hamil ✌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈