Aland menyadari itu namun ia tak peduli. Ia mengambil pakaian nya didalam lemari dan ia kembali masuk kedalam kamar mandi itu.
Vano tersadar dan ia menepuk pipi nya sendiri dan mengerjapkan matanya.
"Sadar Van sadar. Lo gaboleh suka apalagi cinta sama dia".
Beberapa menit kemudian Aland beluar dengan pakaian nya. Sedangkan Vano asik main handphone diatas kasur.
"Van mandi!". Suara berat dari Aland akhirnya keluar. Sudah lama Vano tak mendengarnya.
"Ga ah meles".
"PRADIPTA DAIVO EVANO!!". Suara itu mengagetkan Vano yang lagi nyantai. Sekarang Vano benar benar takut.
"Kenapa Aland?~". Vano berusaha tetap tegar dan tak mau terlihat ketakutan.
"MANDI!!". Vano langsung meremas tangan nya sendiri.
"Iya bacot". Vano berdiri dari atas kasurnya, mengambil baju lalu masuk kamar mandi.
Diluar Aland tersenyum smirk. Entah apa yang ada dipikiran nya.
Vano pun selesai dengan acara mandinya. Sekarang ia sedang memakan permen yang berada diatas nakas.
Aland berjalan kearah Vano yang lagi tiduran sambil main handphone diatas kasur. Aland ikut merebahkan dirinya disamping Vano dan mulai memeluk nya dari belakang.
Ia menghirup leher Vano yang wangi. Yang dihirup jadi merinding.
"Ish sana Aland! Geli tau". Vano mencoba menyingkirkan kepala Aland dari leher nya namun usahanya gagal.
Aland mengendus leher Vano cukup lama sampai akhirnya ia terdiam.
"Van, lo suka sama Arkan?". Vano membulatkan matanya. Dia bingung mau jawab 'ya' atau 'ga'. Karna kalo jawab 'ya', ya sebenernya Vano gasuka sama Arkan. Tapi kalo Vano jawab 'ga' pasti Aland seneng dan dia bakal terjatuh kan.
"Ngapain nanya kayak gitu?".
"Cepetan jawab suka atau engga". Vano jadi takut karna suara Aland.
"Enggak".
"Tapi kenapa lo pelukan sama dia??!". Aland agak nyolot. Gak tau kenapa.
"Hah? Lo tau itu dari mana?".
"Itu gak penting Vano!".
"Sekarang jawab pertanyaan gue, ada hubungan apa antar lo sama Arkan". Vano makin gugup. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri.
"Gue gak ada hubungan apa apa Land. Sumpah!". Aland menghembuskan nafasnya.
"Oke kalo lo gamau jujur sekarang". Aland melepas pelukan itu. Vano cuma diem keheranan.
Mereka berdua akhirnya tertidur lelap sampai pagi tiba.
Pagi ini hujan turun begitu deras. Membuat siapapun malas untuk beraktivitas.
Vano membuka matanya dan melihat Aland yang masih tertidur lelap. Vano berusaha bangun dari tidurnya namun tubuhnya sangat lemas. Gaada energinya karna hujan.
"Egh males banget sekolah tuhan!". Mendengar itu Aland terbangun dan ia mengelus rambut Vano dengan lembut.
Vano cuma diem sambil ngucek matanya.
"Aland, gausah sekolah dulu ya". Ucap Vano dengan mata yang dibulatkan dan senyum yang sangat manis. Membuat siapa saja jadi salting. Tapi Aland tetep harus stay cool. Dia cuma senyum tipis.
"Anjir gemes banget!! Boleh dimakan gasih". Batin Aland.
"Aland! Ditanya bukannya jawab!!". Vano menghentak hentakan tangan nya kesal.
"Cium dulu". Aland memonyongkan bibir nya dan memejamkan matanya.
"Ish". Vano menatap jengkel Aland. Mau gak mau ya dia harus nyium si brengsek Aland.
Vano pun mulai mendekat ke wajahnya Aland dan mulai mencium nya.
Cup
Vano kembali menjauhi wajahnya. Namun Aland malah menarik lehernya mendekat dan Aland melumatkan bibir Vano. Lumatan nya sangat lembut. Membuat siapapun tak bisa menolaknya.
Lama kelamaan nafas Vano mulai habis. Ia memukul dada bidang Aland namun tak ada respon. Aland terus saja bermain dengan lidah Vano membuat Vano pening.
Akhirnya setelah beberapa menit Aland melepas ciuman itu juga. Vano langsung mengambil nafas banyak banyak sampai ia tak sadar itu terlihat sangat seksi dimana Aland.
"You can not go to school today, but you have to serve me baby". Suara berat yang Vano dengar. Vano jadi merinding dengarnya apa lagi artinya.
"What? Serve?".
"Yes baby". Aland mengukung tubuh Vano dan mulai menyatukan bibir keduanya. Melumat kan bibir Vano dan menghisap nya.
Vano merengek dalam ciuman itu dan ia menggerakan tubuhnya tanda tak nyaman.
"Why?". Aland memasang wajah khawatir.
"Not now, I'm not ready".
"Then when?".
"Don't know".
Aland menghembuskan nafasnya dan ia bangkit dari posisinya lalu kembali tidur disamping Vano lalu memeluk tubuh Vano.
"Sorry".
"It's okay baby".
"Minggir, gue mau mandi". Vano berusaha menyingkirkan tangan Aland.
"Gausah, nanti aja".
"Ih mau mandi!".
"Bareng gue".
"NO!".
"Yaudah gausah mandi".
"Ish". Akhirnya Vano ngalah. Mending dia ga mandi dari pada harus mandi berdua.
Vano memejamkan matanya dan kembali tidur dengan tangan Aland yang melingkar diperutnya.
Mereka tidur sampai sekitar pukul 09:06. Vano membuka matanya. Berusaha bergerak karna tubuhnya masih dipeluk Aland.
"Land lepas. Mau mandi". Aland membuka matanya perlahan. Bukan nya membuka pelukan itu, justru Aland mempererat nya.
"Ishh Aland mau mandi!". Aland hanya terkekeh kecil.
"Gausah mandi. Langsung makan aja".
"Ih gamau! Mau mandi".
"Mandi bareng gue".
"Gak! Lepasin!". Akhirnya Vano bisa keluar dari pelukan Aland yang amat sangat kuat. Aland hanya terkekeh kecil.
Vano dengan cepat lari kekamar mandi dan memulai acara mandinya.
Vano pun keluar dari kamar mandi. Aland langsung berdiri menghampiri Vano dan entah kenapa dia mencubit pipi Vano.
"Sakit Aland!". Eluh Vano sambil mengelus pipi nya sendiri yang tadi dicubit Aland.
Aland terkekeh dan ia masuk kedalam kamar mandi dan memulai acaranya.
Vano kesal dengan perlakuan Aland pagi ini. Aneh.
Aland keluar dari kamar mandi dan berlari kekasur. Lebih tepat nya kearah Vano yang lagi nyantai sambil main handphone.
"Halo sayang~". Aland duduk dikasur dan menampilkan senyum khas nya. Vano membalas senyuman itu namun sedetik kemudian ia mengubah ekspresi nya lagi menjadi datar.
Aloooo gessss
Maap baru bisa upp
Hehe males soalnya
Maap kalo ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈