Vano mempererat pelukannya.
"Kenapa Van? Cerita ke gue". Arkan mengelus punggung Vano.
Vano melepas pelukan itu dan mengelap pipi gembul nya yang basah.
"Arkannn. Alanddd jahatttt". Rintis Vano yang kembali menangis.
"Cup cup cup emang nya Aland jahat kenapa?". Tanya lembut Arkan. Arkan sudah tau kalo Vano itu udah nikah sama yang namanya Aland.
"Dia bilang ke guee kalo dia gabakal cinta sama gueee. Padahal gue udah cinta sama dia". Jawab Vano. Arkan terkekeh kecil.
"Ihh kok ketawa sihh".
"Ya abisnya lo lucu!".
"Lucu?". Vano sedikit mendongakan kepalanya melihat wajah Arkan yang lebih tinggi darinya.
Tring...
"Udah bel, ke kelas gih". Suruh Arkan sambil mengelap pipi Vano yang basah. Vano mengangguk lalu pergi ke kelas nya. Dari kejauhan Arkan terseyum manis lalu dia juga masuk kelas.
••
Dikelas.
"Anak anak kalian boleh pulang sekarang karna guru guru akan mengadakan rapat". Semua murid bersorak gembira. Guru tadi pergi keluar. Muridnya juga udah berhamburan keluar. Menyisakan Vano, David, Taro.
"Vano kenapa? Kok matanya bengkak?". Tanya Taro. Vano ngegeleng.
"Van gue sama Taro pulang duluan ya. Baek baek lo". David menggandeng tangan Taro pergi. Vano cuma melihat kepergian David n Taro.
"Van jenjalan yok". Ajak Arkan yang tiba tiba datang berdiri didepan pintu. Vano melihat kearahnya lalu tersenyum. Ia berjalan kearah Arkan.
"Ayuk". Arkan tersenyum lalu menggandeng tangan nya menuju parkiran.
Sesampainya diparkiran mata Vano tertuju pada sebuah mobil dan didalam mobil itu terdapat Aland yang sedang melihat kearahnya. Ya, itu adalah mobil nya Aland.
"Van pake helm nya". Arkan ngasih helm dan dipake sama Vano. Tapi Vano tuh gabisa nyeklek-in helm nya. Untungnya Arkan peka. Dia langsung nyeklek-in helm yang sudah berada di kepala Vano.
Arkan itu sebenernya udah suka sama Vano dari sejak pertama bertemu (kelas 10) dan Arkan juga pernah nembak Vano. Tapi Vano nolak. Katanya jadi temen aja. Dan Arkan juga setia jadi teman Vano. Cinta nya emang tulus. Walau mereka berdua gak pacaran. Kata Arkan, Arkan janji bakal buat Vano bahagia terus sampe Vano menghembuskan nafas terakhir.
"Naik!". Vano pun naik dengan senyum diwajahnya. Arkan mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Sialan lo". Ucap lelaki itu dari kejauhan.
"Mau kemana?". Tanya Vano.
"Nanti lo juga tau".
••
Sampai.
"Wah pemandangannya baguss". Ucap Vano. Vano dibawa ke suatu taman yang memperlihatkan pemandangan yang indah.
"Gue tau lo bakal suka". Ujar Arkan sambil tersenyum.
"Em foto yuk". Ajak Vano. Vano mengeluarkan handphone nya dari dalam saku celana. Arkan mengangguk lalu senyum.
"Cisss".
Cekrek.
"Bagus kan?". Arkan tersenyum lalu mengangguk antusias.
Arkan dan Vano menghabiskan waktu bersama ditaman itu. Sampai tak terasa hari sudah sore.
"Arkan gue laper". Ucap Vano sambil memegang perutnya.
"Yaudah yuk makan". Arkan mengelus rambut Vano dan berdiri dari duduk nya diikuti Vano.
"Makan dimana?".
"Rahasia". Jawab Arkan ngeledek. Vano mengendus kesal.
••
Sampai.
Arkan ngebawa Vano ke kedai yang sering mereka kunjungi.
"Pesen apa gue traktir".
"Samain ajah".
"Em yaudah gue pesen dulu ya". Arkan pergi.
"Pesen apa?". Tanya Vano dan dijawab rahasia oleh Arkan.
Beberapa menit kemudian.
"Silahkan mas". Pelayanan itu ngasih pesanan yang Arkan pesan.
"Makanan kesukaan lo". Ucap Vano sambil senyum lembut.
"Makasih Ar". Vano mulai makan begitu pun Arkan.
••
Selesai makan.
"Pulang yok". Ajak Arkan. Vano ngangguk lalu mereka berdua jalan pulang.
"Oh ya Ar anter gue ke jln *****ya". Ucap Vano.
"Loh lo pulang kemana? Bukannya kerumah mamah lo?". Vano ngegeleng.
"Gue pulang ke rumah Aland". Jawab Vano dan Arkan cuma diem aja.
••
Sampai.
"Nih helm nya, makasih ya".
"Gue pergi dulu". Vano ngangguk kecil lalu Arkan pun pergi.
Di jalan Arkan nangis tapi ga ada suara. Dia nangis dibalik helm full face nya.
"Ya tuhan kuatkan lah hamba".
••
Vano berjalan menuju kamarnya.
Ceklek.
Vano ngebuka pintu dan mendapatkan Aland yang sedang diam duduk disofa sambil bersedekap dada.
"Abis ngapain lo?".
"Bukan urusan lo". Vano langsung naro tas nya dan berjalan kearah kamar mandi buat bersih bersih.
Beberapa menit kemudian.
"Duh anjing baju gue". Gumam Vano didalam kamar mandi.
"LAND TOLONG AMBIL BAJU GUE!!". Ujar Vano namun tak mendapat jawaban. Vano memutuskan buat ngintip. Gak ada orang sih. Tapi pas badan Vano udah keluar semua dia kaget. Ada Aland yang lagi nyender dilemari sambil bersedekap dada.
"Kaget anjing. Ishh. Looooo! Bukannya jawab!". Vano ngedumel ga jelas. Si Aland cuma diem ngeliatin istri nya datar.
Aland ngedeket kearah Vano. Vano terus mundur. Dia ngeri.
"Mau apa lo anjing".
"Mau nge hukum lo". Jawab Aland yang terus mendekat kearah nya. Sampai punggung Vano udah nempel ditembok.
"Apa hak lo hukum hukum gue hah?!! Lagian salah gue apa coba?".
"Gue suami lo, dan salah lo itu kenapa lo deket deket sama Arkan? Lo mau selingkuh?".
"Mau gue selingkuh atau gak. Itu bukan urusan lo!".
"Udah berani ngelawan lo!!". Aland nyubit kedua pipi Vano menggunakan satu tangan. Membuat sang empuh mendongak.
"Apaan sih s-sakitt Alanddd".
Aland gak dengerin itu. Dia mendekat ke wajah Vano dan.
Alam mencium dan melumatkan bibir Vano dengan kasar. Mengigit dan mengobrak ngantok mulut Vano. Vano merasa sesak napas. Dia mukul mukul dada bidang Aland. Namun Aland gak memperdulikan itu. Dia terus beradu lidah dengan Vano.
Alooo gesss
Untuk chep selanjutnya tau lah ya.
Intinya chep selanjutnya cuma adekan ekhm ekhm aja.
Kalo gasuka gausah baca bagian situ :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈