Vano membuka matanya. Namun ia tak melihat keberadaan Aland di sampingnya. Vano duduk dan mengucek matanya lalu nguap.
"Cepet mandi! Bajunya udah didalem". Ucap Aland yang baru aja keluar kamar mandi. Ia sudah mengenakan seragam sekolahnya.
"Iya bacot, Aaaaa". Vano teriak karna saat ia bangun bokongnya terasa sakit sekali membuat Vano terjatuh. Aland cuma diem ngeliatin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
"Bantuin kek!". Aland pun senyum tipis lalu menggendong tubuh kecil Vano. Wajah Vano sudah memerah tomat.
Aland naro tubuh kecil Vano ke bathtub lalu ia keluar.
Vano keluar kamar mendi. Sudah mengenakan seragam sekolah. Ia juga sudah bisa jalan sendiri walau susah. Aland yang melihat itu pun tersenyum miring
"Gada niat bantu gitu?! Ini juga kan gegara lo!!". Ucap Vano agak ngegas. Aland cuma diem sambil nyiapin buku sekolah dia sama Vano.
Setelah menyiapkan semuanya, Aland ngasih tas Vano lalu ia menggendong tubuh Vano ala koala. Vano langsung membulat kan matanya.
Aland menurunkan Vano di kursi mobil.
••
Disekolah.
Vano, David, dan Taro sudah berada dikantin sekolah nya.
Dari tadi Vano gak nyadar kalo di lehernya itu banyak kissmark yang sangat merah dan itu gak ketutupan sama baju.
"Vano. Lo gak nyadar apa?". Tanya David bisik bisik. Vano berenti dari acara makan nya lalu memasang wajah bingung.
"Nyadar apa?". Tanya Vano dengan polosnya. David langsung ketawa kenceng. Sementara Taro cuma ngegelengin kepalanya sambil senyum kecil.
"Dileher looo banyak cupang jirrr. Mana merah bet lagi". Jawab David terus dia lanjut tertawa.
Vano panik. Dia langsung lari kekamar mandi meninggalkan dua temannya.
"Jirr iya. Kenapa gue gak sadar? Anjing mana merah banget lagi. Ahh maluu. Lagi David sama Taro ngapa gak kasih tau dari tadi dah". Vano ngedumel didepan kaca kamar mandi. Untungnya lagi sepi.
"Ahh elahh". Vano lari ke kelasnya. Ia juga menutupi lehernya menggunakan tangan.
"ALAND!!". Panggil Vano dengan keras.
"Land nihhh gegara loooo". Lanjut Vano sambil nunjukin kissmark di lehernya. Aland cuma liatin dia gak peduli.
"WOI ALAND! TULI APA BISU SIH?!". Bentak Vano.
"Gue gak peduli". Vano makin kesal. Dia memilih pergi ke UKS. Untungnya UKS sepi gak ada orang.
Vano segera ngambil beberapa plester dan ia segera pergi kekamar mandi.
Dikamar mandi Vano langsung tempel tempelin plester nya kearea area yang ada kissmark nya.
"Uhh untung gue pinter". Ujar Vano sambil tersenyum bangga. Namun wajah nya kembali mengkerut saat teringat wajah Aland.
"Ck mending gue ke kelas Arkan dah". Vano berlari ke kelas nya Arkan.
"Arkannn". Vano main masuk kelas tanpa permisi. Arkan cuma bisa senyum lembut. Vano duduk disamping nya.
Mata Arkan tertuju pada leher Vano.
"Itu kenapa leher lo?". Tanya Arkan memasang wajah khawatir.
"Eee ini tuh gegara... Eee gegara... Ooohh kemaren gue gak sengaja jatohin gelas terus gelas nya pecah. Terus banyak serpihan serpihan nya kena leher gue. Jadi berdarah deh hehe". Jawab Vano sedikit gugup. Arkan menaikan satu alisnya membuat Vano makin takut. Takut Arkan gak percaya. Sebenarnya jawaban Vano emang gak logis. Masa gelas jatuh kenanya dileher.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️
Teen FictionBagaimana kalau lelaki yang 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬 dijodohkan dengan lelaki 12 pintu? Dosa ditanggung pembaca!! 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 ⚠ •𝐍𝐎𝐍 𝐁𝐀𝐊𝐔 •𝐁𝐀𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐊𝐀𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐀𝐑 •𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐄𝐑𝐀𝐊𝐀𝐍 •𝐃𝐀𝐋𝐀𝐌 𝐓𝐀𝐇𝐀𝐏 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈