20

42.5K 1.9K 14
                                    

Vano memilih membantu Arkan yang sudah lemas karna ia punya hutang budi.

Vano membantu Arkan untuk berdiri dan ia juga membantu Arkan berjalan menuju UKS.

Dijalan banyak yang ngeliatin Vano n Arkan. Gimana gak ngeliatin, orang mereka tuh cocok banget!! Dan gak sedikit juga yang julid in Vano. Kenapa? Ya tau lah, kan berita Vano sama Aland nikah udah kesebar, jadi mereka pikir Vano n Arkan itu jadian. Atau bisa dibilang Vano selingkuh.

Vano gak peduli sama siswa siswi yang ngomongin mereka atau yang lagi ngereog. Intinya dia cuma mau bawa Arkan ke UKS.

Akhirnya perjuangan Vano membawa Arkan ke UKS telah usai. Kini Arkan sedang dirawat petugas UKS.

"Ini temen kamu dihajar sama siapa?". Tanya petugas UKS itu yang sudah selesai mengobati Arkan.

"Sama orang aneh". Jawab Vano dengan tatapan datar. Arkan hanya diam sambil menatap Vano dengan tatapan bingung.

Tring...

"Udah bel, aku mau ke kelas dulu ya. Kamu kalo mau nemenin temen nya gapapa. Tapi jangan keluar ruangan ya. Takut ketauan". Vano mengangguk lalu petugas UKS tadi pergi meninggalkan keheningan diruangan itu.

"Maaf ya... Karna gue, lo jadi gini". Ucap Vano sambil menunduk kan kepalanya dan memajukan bibirnya. Arkan hanya terkekeh kecil melihat keimutan Vano.

"Gapapa kok. Ini bukan salah lo". Arkan mengelus rambut Vano. Sekarang mengelus rambut Vano adalah hobi Arkan.

"Arkan... Kenapa lo baik banget sama gue?". Arkan pun terdiam sejenak lalu membuat gaya seperti sedang berfikir.

"Lo mau tau fakta tentang gue Van?".

"Apaan tuh". Arkan mendekatkan wajahnya ke telinga Vano sampai sah empuh kaget dan tersentak.

"Gue masih suka sama lo Van...". Ucap Arkan bisik bisik tepat ditelinga Vano.

"What? Dia masih suka sama gue njir??". Wajah Vano sudah memerah tomat. Arkan menyadari itu dan ia bersenyum smirk

"Kok bi-bisa?". Tanya Vano gelagapan.

"Ya bisa lag, bahkan saat lo masih jadi ubun ubun Van". Jawab Arkan yang diakhiri dengan tawa riang.

"Ish berarti tadi lo boong dong". Vano melipat tangan nya lalu memalingkan pandangan nya dengan bibir yang dimajukan.

"Gue gak boong Van. Gue emang masih suka sana lo".

"Hehe maap elah. Lagian jangan terlalu dibawa serius kali".

"Ck tau ah males gue sama lo". Vano berdiri dan ia keluar ruangan. Arkan hanya tertawa kecil namun wajah nya berubah saat Vano benar benar tak tampak dari pandangan nya.

"Maaf Van gue boong".

"Ihh si Arkan ngeselin banget sih kan gue udh berekspetasi tinggi, eh dianya malah boong". Gumam Vano yang sedang berjalan menuju kelas nya.

Vano jalan ngendep ngendep karna takut guru masuk. Untungnya gurunya belom masuk. Entah, mungkin telat.

Vano duduk di mejanya dan ngeliat kearah meja Aland. Gak ada orangnya. Ralat kosong.

"Kenapa Aland gak masuk, padahal tadi ada. Mana dilingkungan sekolah lagi".

"Selamat pagi anak anak". Ucap guru yang baru masuk.

"Pagi buk".

Mereka pun belajar seperti biasa. Namun entah kenapa Vano terus memikirkan Aland.

"Aland!! Ilang gak lo dari pikiran gue!!". Vano memijit pelipis matanya sendiri.

"Woi!! Napa lo?". Ucap David bisik.

"Hah e-enggak". Vano mencoba fokus namun lagi lagi ia tak bisa.

"Kerjakan halaman 48. Pake soal, pake cara, pake penjelasan nya". Semua murid pun mulai mengerjakan tugas yang diberikan.

"Aduh apaan sih maksudnya cok". Vano kebingungan karna ia tak ngerti maksud dari soalnya. Gimana kan gak ngerti, orang tadi dia cuma mikirin Aland.

"Woi Taro, inpo cara no 1 dong".

"Lah lo baru nomer 1?".

"Iya emang napa?"

"Lama bet anjir nulisnya. Gue aja udah nomer 5". Vano tercengang.

"Oh oke". Vano coba ngerjain pake cara yang dibuku paket tapi tetep susah.

Tring

Bel istirahat pun akhirnya berbunyi dan semua murid keluar kelas.

"Woi kagak isti lo?". Tanya David yang sedari tadi melihat Vano masih saja menulis padahal sudah jam istirahat. Vano hanya melirik sebentar dengan tatapan datar lalu lanjut nulis lagi.

"Woi tu si Aland napa kaga masuk?". Tanya David sambil merangkul Vano.

"Gatau!! Udah sana pergi!!". Vano menghempas tangan David dan mereka akhirnya pergi meninggalkan Vano yang masih sibuk.

Beberapa menit berlalu, akhirnya selesai juga Vano ngerjain. Vano berniat ke UKS lagi buat ketemu sama Arkan, namun saat sudah didepan pintu UKS, Vano ngeliat ada orang lain didalam.

"Siapa cewek itu? Pacar Arkan kah?". Vano bertanya tanya siapa orang itu. Ramah perempuan itu.

"Van, ngapa diem doang lo?". Tanya Arkan yang menyadari kehadiran Vano. Vano tersadar dan mengerjap kan matanya lalu masuk ke ruang UKS dengan senyum kikuk.

"Kenalin ini Geya". Ucap Arkan dengan senyum cerahnya. Vano cuma senyum kikuk sambil melirik ke perempuan itu yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Gausah takut sama dia. Dia baik kok. Cuma rada judes aja kalo sama orang baru". Jelas Arkan yang menyadari ada ekspresi takut dari wajah Vano.

"Lo siapa? Pacar nya?". Tanya Geya sambil bersedekap dada.

"Eh bukan bukan, gue bukan pacarnya Arkan. Cuma temen kok. Oh ya nama gue Vano".

"Kalo temen, kenapa Arkan ngeliatin lo kayak gitu?". Vano pun melirik kearah Arkan dan benar saja. Arkan melihatnya dengan mata yang menyipit karna tersenyum. Karna ketauan jadi Arkan ngalihin pandangan sambil garuk kepalanya yang tak gatal.

"Lo kanapa dah". Tanya Vano dengan wajah bingung.

"Kesambet dia Van". Kata Geya.

"Apaan sih Gey".

"Udah ah gue mau pergi dulu ya. Ada kelas musik". Geya berpamitan lalu melambaikan tangan nya yang dibalas Vano.

"Dia penyanyi Ar?". Tanya Vano yang melihat Geya sudah pergi menghilang.

"Bukan penyanyi tapi dia jago main gitar".

"Oh".

"Lo mau ke kantin gak?". Tanya Arkan.

"Lo mau ke kantin tapi emang lo bisa jalan?".

"Yaelah bisa lah. Kan yang kena muka sama perut gue. Kaki mah gak kena".

"Oh, yaudah ayok". Mereka berdua keluar UKS. Lebih tepat nya kantin. Ruangan yang paling disukai semua murid.

Alooo gesss...

Maap up nya kelamaan.
Ada typo gak sih? Aing bulom cek soalnya. Males revisi

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang