39

18.1K 824 23
                                    

Setelah kepergian dokter itu Vano pun memeluk tubuh Aland yang masih berdiri sedangkan ia duduk di ranjang.

"Akhirnya besok pulangg". Ucap Vano yang masih memeluk tubuh Aland. Aland pun ikut senang. Ia mengecup kepala Vano.

••

Sekarang Vano tengah tidur siang. Entah kenapa matanya merasa ngantuk. Mungkin pengaruh infus yang berada ditangan nya itu.

Aland melihat Vano yang tertidur.

Melihat Vano tertidur lebih indah daripada melihat seribu bintang dilangit.

Sebesar itukah cinta Aland ke Vano?

••

00:09

Vano membuka matanya karna merasa sakit dibagian tangan. Ia melihat tangan itu. Masih diperban.

"Sialan lu tangan, gue potong aja kali ya?". Gumam Vano lalu melihat sekitar. Matanya tertuju ke pisau yang berada di meja dekat sofa yang ditiduri Aland.

Vano mulai berjalan kesana dan ia mengambil pisau itu. Setelah diambil ia kembali berjalan kejendela yang ditutupi gorden berwarna putih.

Vano pulau mengarahkan pisau itu sampai tersisa 1cm.

"VAN LO NGAPAIN!?". Ucap Aland sambil mengambil pisau itu dari Vano.

"Gue mau motong tangan gue, sakit soalnya". Jawab Vano sambil tersenyum tanpa beban.

"LO TAU APA YANG AKAN TERJADI KALO LO BENER BENER MOTONG TANGAN LO?!!".

"Emm tangan gue bakal sembuh, gak sakit lagiii". Jawab Vano sambil tersenyum cerah.

"THAT IS THE STUPIDEST THING!!". Ucap Aland sambil melempar pisau itu kasar.

Melihat itu rasa nya Vano ingin  menangis. Ia masih tak menemukan salah nya dimana.

Aland pun dengan cepat memeluk Vano karna ia lihat mata Vano sudah berkaca kaca.

"Sorry, I just want to protect you". Ujar Aland yang masih memeluk Vano dengan erat. Vano pun hanya diam tak berbicara.

"Let's sleep again and forget what happened earlier". Vano pun hanya menangguk lalu berjalan lesu ke ranjang nya dan mulai memejamkan mata.

Aland yang melihat Vano sudah mendengkur pun kembali duduk di sofa nya. Ia memutuskan untuk tidak tidur karna takut kejadian itu terulang.

••

Paginya.

Vano membuka matanya dan ia melihat Aland yang menatap nya tajam. Ngeri Vano jadinya.

"Land... Are you okey?". Aland pun berjalan keranjang Vano dan mengelus rambut lalu mengecup dahi Vano.

"I love you so don't leave me forever". Kata Aland sambil tersenyum ganteng.

"Iya...".

Aland berdiri dari duduk nya dan mengambil tas diatas meja. Ia memberinya ke Vano.

"Ganti baju abis itu pulang".

Ceklek

"Permisi, saya ingin melepas infus tuan Vano". Ucap suster yang tiba tiba datang. Suster itu pun melepas infus itu. Tentunya sudah diberi izin. Setelah melepas infus itu, suster tadi menempelkan plester dibagian bekas luka infus Vano.

"Kalau begitu saya bergi dulu ya dek". Ucap suster itu ke Vano.

"Anjir gue dipanggil dek gak tuh". Batin Vano melongo.

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang