40 (End)

29.2K 1.1K 45
                                    

"Ke-kenapa Van? Kok nangis?". Tanya Erlin sambil mengelus punggung Vano.

"Mah hkis mahhh Aland maa". Ringis Vano yang masih memeluk Erlin.

"Aland kenapa sayang hm?".

"Aland selingkuhhh huaaa". Tangis Vano yang makin menjadi. Mendengar itu Erlin tak percaya. Ia tahu betul Aland bukan orang seperti itu.

"Maksudnya? Coba cerita ke mamah". Erlin pun melepas pelukan itu dan menuntun jalan Vano ke sofa disana.

"Sekarang coba cerita ke mamah". Vano pun menarik nafas dalam dalam.

"Jadi gini mah, kemarin kan Aland pamit tapi sampai tadi pagi belum pulang. Akhirnya Vano mutusin nyusul Aland ke kantornya. Tapi pas sampe diruangan Aland, Aland nya ada. Tapi dia mangku cewe lainn". Jelas Vano dengan suara bergetar.

"Cewe lain? Maksud kamu Melita?".

"Gak tau, emang Melita itu siapa?". Vano merubah ekspresi nya bertanya walau matanya tetap dialiri air.

"Melita itu asisten Aland. Melita baru kerja hari ini barengan sama Aland...". Mendengar penjelasan itu Vano pun kembali menangis sambil mengghentak hentakan kaki nya.

"Udah kamu tenang dulu. Nanti mamah coba omongin baik baik sama Aland". Erlin kembali mengelus punggung Vano mencoba menenangkan manusia itu.

••

"KAMU UDAH KETERLALUAN MELITA!! MULAI SEKARANG, KAMU DIPECAT!!". Marah Aland lalu meninggalkan Melita yang tersenungkur di lantai dan menangis namun saat Aland pergi Melita tertawa terbahak bahak.

"Rasain tuh Van, sakit kan?? Bwahahaha". Tawa jahat Melita.

••

Aland memasuki mobil nya dengan tergesa gesa. Setelah masuk ia berfikir sejenak.

"Kemana Vano pergi kira kira?". Gumam Aland dengan suara bergetar.

"Oh iya, pasti dia disana". Setelah mendapat jawaban, Aland langsung tancap gas.

Beberapa menit kemudian.

"Pasti dia disini". Aland pun turun dari mobil lalu memencet bel.

"Loh Aland, kenapa kesini tumben banget". Ucap Erlin. Ya yang membukakan pintu itu Erlin.

"Mah, ada Vano gak?". Tanya Aland dengan tubuh yang bergetar. Melihat itu, Erlin pun bingung.

"Gak ada, Vano sama sekali gak kesini. Emang kenapa kok nyariin Vano? Kalian ada masalah?". Tanya Erlin dengan lembut.

"Vano salah paham mah, dia kira Aland selingkuh padahal Aland udah capek sama Melita yang selalu goda Aland. Aland gak ada niatan selingkuh sama sekali". Jelas Aland.

"Kalo gitu saya pergi lagi ya mah mau cari Vano". Lanjut Aland dan Erlin pun mengangguk lalu memerang ekspresi khawatir saat Aland pergi.

Setelah kepergian Aland, Erlin pun menengok kesamping kanan yang dimana ada Vano yang menangis. Tapi dari luar tak terlihat karna tertutup tembok. Ia sengaja menyuruh Erlin untuk tidak berbicara yang sebenar.

"Makasih ya mah". Kata Vano setelah itu mengelap air matanya yang membasahi pipi putih itu.

"Kamu dengar kan penjelasan tadi? Aland itu cuma capek karna Melita ngegoda dia mulu. Dia gak ada niatan selingkuh Van... Jadi kamu maafin dia yah? ". Erlin mengelus pundak Vano mencoba membujuknya agar bisa baikan lagi dengan Aland.

"Iya mah pasti Vano maafin. Tapi Vano mau liat dulu sebesar apa perjuangan Aland buat jelasin semuanya ke Vano".

"Iya sayang gapapa, tapi jangan lama lama. Kasian tuh Dewa nya". Vano mengangguk.

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang