33

24.5K 1.3K 23
                                    

Dirumah.

Vano langsung melemparkan diri ya keatas sofa. Kangen deh vibes rumah ini.

"Akhirnya bisa tidur dengan tenang". Ucap Vano dengan mata yang tertutup dan tersenyum. Sementara Aland baru duduk karna ia tadi membawakan barang barang Vano yang banyak.

"Eh Van, Arkan sama Arga udah nikah. Nanti malem jenguk ya".

"WHAT?? UDAH NIKAH?? KOK GUE GAK DIKASIH TAU SIHH". Ucap Vano sambil melotot kan matanya.

"Ya kan lo lahiran, masak nikah nya nungguin lo sih".

"Ya kan gue mau liat pas nikah juga".

"Yaudah mau jenguk gak?".

"Emang mereka berdua sakit apa ampe harus dijenguk".

"Serah lah Van".

"Hehe iya deh nanti malem jenguk mereka, eh tunggu dulu. Rumah mereka dimana?".

"Arkan udah kirim lokasi nya, agak jauh si jadi jangan malem malam jalan nya takut sampenya kemaleman dan ganggu".

"Iya, dah ah gue mau tidur jangan ganggu". Vano mulai memejamkan matanya sampai ia benar benar tidur.

"Lucu banget sih". Aland mulai menggendong Vano. Ia membawanya kekamar dan menidurkan nya.

"Makasih ya udah kuat sampai sekarang". Aland mengelus rambut Vano dan mengecup kening Vano.

••

Sore.

"Van bangun yuk nanti telat". Ucap Aland sambil mengelus pipi Vano. Bukan nya bangun, Vano malah menutup kembali dirinya dengan selimut.

"Bangun atau gue tusuk lo". Ancam Aland dengan senyum smirk nya. Mendengar itu Vano langsung bangun. Gilak aja, orang baru lahiran langsung mau ditusuk.

"Iya iya gue mandi". Vano langsung lari kekamar mandi dan ngunci pintu.

••

Dimobil.

"Land, kabar David sama Taro gimana ya?". Tanya Vano sambil menengok kearah Aland.

"Katanya sih mereka baru tunangan. Lo kangen ya sama mereka?". Vano hanya mengangguk.

"Yaudah, besok kita ketemu mereka ya?".

"Loh emang lo tau rumah mereka?".

"Tau lah, kan gue intel". Aland menunjukan senyum jail nya dan Vano pun mencubit pipi Aland.

Aland pun menjalankan mobil nya. Perjalanan itu cukup panjang. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai disana.

Mereka pun akhirnya sampai dirumah Arkan dan Arga. Rumahnya cukup besar namun tak sebesar rumah Vano n Aland.

"Bentar ya aku wa Arkan dulu". Vano pun menyalakan handphone nya dan mulai ngechat Arkan. Beberapa menit kemudian pun ada seseorang yang membuka kan pagar rumah itu. Siapa lagi kalau bukan Arkan. Melihat itu, Aland segera memasukkan mobil nya dan pager tadi ditutup kembali.

Vano turun dari mobil itu dan langsung meluk Arga yang baru keluar.

"Ihhh kangenn". Vano melompat lompat sambil memeluk Arga.

"I-iya Van, kangen juga". Arga hanya tersenyum pasrah.

"Udah yuk masuk". Mereka semua pun masuk. Vano berjalan sambil merangkul Arga. Namun ada yang aneh dengan Arga.

"Arga gapapa kan? Kok jalan nya ngangkang gitu". Tanya Vano dengan wajah tengil nya. Sebenernya gak ditanya juga Vano dah tau jawaban nya.

"Eeee hehehe". Arga menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Vano pun hanya ketawa dan lanjut merangkul Arga.

Mereka pun melakukan banyak hal. Mengobrol, bermain, dan menonton film bersama. Intinya Vano mau ngabisin waktu sama mereka untuk hari ini. Sampai akhirnya malam tiba.

"Arkan, Arga kita pulang dulu ya". Ucap Vano.

"Iya hati hati ya kalian". Arga melambaikan tangannya ke mobil Aland yang sudah berjalan.

"Kok mereka udah pulang sih". Arga menatap kepergian mobil itu dengan sedih. Arkan yang peka pun hanya mengelus rambut Arga dan tiba tiba ia menggendongnya kedalam.

••

"Kerumah bokap gue dulu". Ucap Aland di tengah perjalanan.

"Mau ngapain?".

"Ngambil tuh bayi nya lah. Ada nyokap lo juga". Vano pun hanya mengangguk.

Sesampainya di rumah Zayn, mereka berdua masuk dan langsung disambut baik dengan Zayn.

"Kalian masuk gih, Erlin lagi main sama cucunya". Dengan senang hati Vano masuk dan langsung memeluk bundanya yang tengah duduk sembari bermain dengan Dewa yang tidak lain tidak bukan adalah anak nya Vano.

"Udah udah bunda gabisa nafas". Erlin melepas pelukan erat itu dan Vano pun hanya cengengesan.

"Halo Dewaa, lo masih inget gue kan?". Vano mencoba menggendong Dewa. Sedangkan Erlin hanya menggeleng kan kepalanya. Aneh aneh aja, masa sama anak sendiri pake gue lo.

"Kalo sama anak jangan pake gue lo". Ucap Erlin.

"Iya deh iya".

"Tante, kita berdua pamit dulu ya". Ucap Aland yang tiba tiba datang. Mendengar itu Erlin langsung memasang ekspresi sedih.

"Yah, yaudah deh, dadah Dewaa". Erlin melambaikan tangannya kearah Dewa. Vano dan Aland pun pergi dari tempat itu pulang.

••

Dirumah.

"Van, anak nya tidur dikamar lain ya?". Tanya Aland yang melihat Vano menidurkan Dewa diatas kasur miliknya dan Vano.

"Lah kenapa? Kan ini anak kita".

"Nanti gue gak bisa mesra mesra lagi dong sama lo". Jawab Aland sok sedih. Mendengar jawaban itu, Vano pun tertawa kecil.

"Gapapa kalo mau mesra mesraan, tapi jangan berlebihan. Nanti anaknya udah tau begituan dari kecil dong".

"Iya iya...".

"Dah ah gue mau tidur". Vano pun ikut tiduran disamping Dewa. Vano memeluk Dewa dan Dewa menyusu. Melihat itu Aland iri.

"Tuh kan aset gue dinikmatin orang lain...".

"Ck sama anak sendiri kok". Aland pun terpaksa menerima itu semua dan ikut tidur disamping Vano. Jadi posisinya Vano ditengah.

Mereka bertiga pun tertidur lelap. Sampai pagi tiba. Tapi paginya di chep selanjutnya hehe

Alooo gesss....

Sengaja bikin nya pendek" karna udah mau end...

Perjodohan BRENGSEK [BL] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang